Sejarah Desa Kaduela dan Perjalanan Siar Islam

Foto Istimewa Bedug Dog-dog, salah satu peninggalan sejarah islam

Pada tahun 1525 Masehi datanglah seorang ulama besar dari jazirah Arab Mesir, ke tanah Jawa tepatnya di wilayah Cirebon.Pada waktu itu ajaran syari`at Islam sudah berkembanga melalui para wali songo.

Pada saat itu situasi di cirebon sedang terjadi perselisihan paham antara para wali tentang syari`at ajaran syeh siti jenar. Untuk menghindari perselisihan paham yang berkepanjangan, Syech Maulana makhdum ibrahim memutuskan untuk meninggalkan perselisihan tersebut, beliau mengasingkan diri bersama santrinya pergi menuju lereng bukit Gunung Ciremai tepatnya di sebelah selatan Cirebon.

Diceritakan beliau datangnya ke pedukuhan tersebut di sambut baik oleh penduduk lokal yang sebagian besar masih menganut ajaran budha, akhirnya lambat laun banyak penduduk mengikuti ajarannya dan berdirilah satu pedukuhan bernama KADU` ELA, arti nama tersebut di ambil dari KADU sama dengan ADOOH artinya JAUH sedangkan ELA sendiri sama dengan ELEK artinya JELEK jadi kesimpulannya KADU`ELA itu mengandung arti JAUH DARI KEJELEKAN.

Selain itu juga nama KADUELA itu mengandung arti yang luas perpaduan dua wilayah antara CIREBON dan KUNINGAN. Setelah tahun 1800 an KADUELA beralih menjadi wilayah kabupaten kuningan yang sebelumnya masuk wilayah Cirebon.

Datangnya syech Maulana makhdum Ibrahim ke wilayah Kaduela mendirikan satu tempat padepokan, beliau bergelar Prabu Anom DJANGGALA MANIK mengambil dari nama tempat tersebut. Di sebelah timur padepokan terdapat sebuah situ dan di namakan situ CICEREM yang mengandung arti PACEUREUMAN atau PERTEMUAN bahasa sundanya PAKUMPULAN, bisa juga Ciri Anu Bakal Ramai, dari nama tersebut di ambil awal pertemuan dua tokoh Ulama yang bernama Syech Maulana makdum ibrahim dengan Syech Haji Abdul Iman.

Syech Haji Abdul Iman berasal dari Cirebon, beliau bersama pangeran Suta pemalang bertempat di sebelah selatan padepokan Djanggala yang bernama ASTANA. an-Banten.

Dalam penyebaran syari`at islam beliau menekankan akan ke`TauHidan dalam kehidupan sehari-hari umat manusia, terutama rukun islam dan rukun iman, serta menganjurkan setiap laki-laki yang sudah akhil baligh dikhitan.

Penyebaran beliau sampai ke wilayah Padjajaran-Banten, setelah beliau menyebarkan syariat Islam ke beberapa wilayah ,beliau menghabiska masa tuanya di pedukuhan KADUELA, dan beliau di makamkan bersama istrinya yang bernama Nyi Mas Siti Maryam di pemakaman Sidjanggala yang lebih di kenal sekarang dengan nama Buyut LUHUR beliau wafat sekitar tahun 1575 M.

Adapun bukti-bukti peninggalan beliau/syech Maulana makhdum Ibrahim diantaranya:

1.Bedug panjang/dog-dog (masih tetap di abadikan)
2.Meja Bundar (kami sudah tidak bisa untuk mengabadikan karena hilang di makan usia)
3.Kursi Goyang (sudah hilang)

Semua bahan-bahannya terbuat dari pohon jati asli, berasal dari jati luhur, yang paling atas dibuat untuk bedug, yang berlokasi di mesjid Agung Purwakarta, yang bagian tengah di buat untuk Kereta Paksi Naga Liman yang berada di keraton Kanoman Cirebon dan bagian yang terakhir atau akar, di buat dog-dog, meja bundar dan kursi goyang yang berada di desa KADUELA.

Editor ndra

Share It.....