WBN │Pramuka membentuk siswa mandiri dan tangguh. Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sabu Raijua Satuan Wira Kartika Koramil 1604-08 Sarai telah melakukan perkemahan 3 hari mulai tanggal 29 sampai 31 Oktober 2021 bertempat Mata Air Eimada Jawi, Desa Depe, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan ini diikuti oleh para pelajar SMA dan SMK Koramil 1604 Sarai, diantaranya SMAN 1 Sabu Barat, SMAN 1 Hawu Mehara dan SMKN 1 Sabu Barat.

Kemah Pamuka diisi dengan berbagai kegiatan yakni pemberian materi wawasan kebangsaan, pengenalan krida, kreasi pramuka, api unggun dan sejarah mata air Eimadadida. Para pembina pramuka berharap ada makna dan hasil dari giat perkemahan pramuka kali ini.

Rangkuman media ini, Pembina Pramuka SMA Negeri 1 Hawu Mehara, Bend Piter Lado, S.Pd mengungkapkan terimakasih kepada gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sabu Raijua Satuan Wira Kartika Koramil 1604-08 Sarai yang telah melakukan perkemahan pelajar.

“Sebagai Pembina Pramuka SMA Negeri 1 Hawu Mehara, saya berterimakasih atas gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sabu Raijua Satuan Wira Kartika Koramil 1604- 08 Sarai yang telah melakukan perkemahan pelajar di Desa Depe. Ada tiga hal penting yang bisa dipetik dari kegiatan ini, pertama, pramuka sebagai kegiatan yang menyenangkan. Menyanyi, bermain, tepuk tangan, tali temali, sandi-sandi, penjelajahan, merupakan kegiatan Pramuka berbasis fun, menyenangkan. Kegiatan di tempat terbuka ini akan memberi ruang baru bagi siswa dari dominasi ruang kelas yang selama ini membelenggu. Sehingga melalui kegiatan outdoor, pelajar mampu mengekspresikan bakat dan minatnya secara bebas dan gembira. Kedua, pramuka adalah salah satu media pendidikan berbasis optimalisasi otak kanan siswa. Proses pembelajaran dalam kelas lebih dominan pada pengembangan otak kiri (IQ: Intelectual Quotient), sementara pengembangan otak kanan (EQ: Emotional Quotient) seringkali mendapat porsi yang sangat sedikit. Pramuka adalah wahana pengembangan emosional otak kanan, di mana siswa dilatih untuk berinteraksi, berkomunikasi, kreatif, dan berafiliasi dengan teman-teman lainnya”, urainya.

Kemampuan sosial siswa, lanjut dia, benar-benar dibangun, sehingga mampu mewujudkan salah satu pilar pendidikan versi Lembaga PBB yang menangani pendidikan dan kebudayaan (Unesco).

Lebih lannut, Bend Piter Lado, S.Pd menjelaskan poin ketiga pemaknaan perkemahan pramuka, yakni melatih mental yang kuat. Melalui Pramuka, kata dia, siswa dibekali dengan sikap mental yang tangguh seperti disiplin, berani, loyal, bertanggung jawab dan sifat-sifat lainnya, yang terdapat dalam Dasa Dharma (sepuluh bakti) Pramuka.

“Sikap mental ini barangkali tidak ditemui dalam proses pembelajaran formal. Adalah sebuah kenyataan bahwa ada siswa yang cerdas dan pandai, namun menjadi sosok yang penakut, tertutup, sulit bergaul dan sebagainya. Di sini Pramuka adalah solusi untuk mengatasi persoalan mentalitas siswa tersebut “Pramuka melatih mental yang kuat. Melalui Pramuka, siswa dibekali dengan sikap mental yang tangguh seperti disiplin, berani, loyal, bertanggung jawab dan sifat-sifat lainnya, yang terdapat dalam Dasa Dharma (sepuluh bakti) Pramuka. Sikap mental ini barangkali tidak ditemui dalam proses pembelajaran formal. Adalah sebuah kenyataan bahwa ada siswa yang cerdas dan pandai, namun menjadi sosok yang penakut, tertutup, sulit bergaul dan sebagainya”, tambah Bend Piter Lado, S.Pd.

Pramuka, tegas dia, adalah solusi untuk mengatasi persoalan mentalitas siswa.

Selaku Pembina Pramuka SMK 2 Sabu Barat, Jefri medo Ludji, S.Pd berharap dengan mengikuti kegiatan tersebut ia bersama siswanya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, menambah wawasan dan mempererat persaudaraan serta kesatuan, sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan kepramukaan.

“Dengan mengikuti kegiatan Pramuka, saya bersama para siswa dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, menambah wawasan dan mempererat persaudaraan serta kesatuan, sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan kepramukaan”, tutup Wakasek Kesiswaan itu.

WBN │JHF│Editor-Aurel

Share It.....