WBN |SUMEDANG -Desa Dayeuluhur, Kecamatan Ganeas merupakan salah satu yang pengrajin pembuat gula merah dari pohon aren dan perkebunan, selain itu, kampung tersebut dikelilingi hutan yang didalamnya banyak terdapat pohon aren/kawung dan daerah ini juga adalah sebagai tempat bersejarah yang ada disumedang yang banyak dikunjungi penziarah dari kota- kota lain diluar dari kota sumedang “Hingga kini warga Dayeuluhur masih memproduksi gula merah,” ujar Aep, warga Dayeuluhur, Selasa (15/02).
Gula yang yang dibuat oleh warga, memiliki ciri khas yang beda dengan gula aren ditempat lain. Gula dayeuluhur memiliki tekstur kelembutan, warnanya yang kuning kecoklat-coklatan,serta cita rasanya yang manis, dikemas dengan daun kelapa kering. ” kami buat tungku-tungku api sederhana untuk memasak lahang (red-air sadapan sari aren) sampai menjadi gula,” katanya.
Ia menggambarkan, proses pembuatan gula dari mulai memasak lahang sampai mengental dan mencetaknya dalam cetakan bundar yang terbuat dari bambu, perajin membutuhkan waktu seharian. “Dalam seharinya itu kita bisa membuat gula tergantung dari hasil air sadapan yg didapat tapi dari hasil itu kan tidak semua bagus, gimana kualitas arennya,” katanya.
Kendati punya rasa yang khas, gula dayeuluhur hanya dijual antara Rp.5.000 – Rp.10.000 perbungkus nya, itupun ketika permintaan pembeli sedang bagus-bagusnya pengrajin mengalami kendala bila sadapan pohon arennya mengalami kurang mengeluarkan lahang/ sari aren sehingga menyebabkan pembuatan gula aren semangkin menurun ,padahal Gula yang dibuat masyarakat dayeuluhur banyak dibeli oleh bandar yang ada daerah itu sendiri dan dari para tamu dari kota lain yang berkunjung untuk berziarah didaerah tersebut.
Masyarakat memiliki kemampuan membuat gula aren dari dari orang tua mereka, yang diturunkan secara turun temurun.
Bahan-bahan untuk membuat gula merah itu, seperti sari pohon aren atau kawung banyak ditemui di pinggir hutan atau perkebunan milik warga ini sebagai mata pencarian warga untuk meningkatkan perekonomian keluarga selain mereka berkebun, ada juga yg berternak dan ada juga pengrajin kripik pisang edan namun karena harga minyak goreng saat ini mahal berdampak kurang baik buat para pengrajin kripik singkong Dayeuluhur .
Semoga kedepan pemerintah Sumedang lebih peduli dan memberikan perhatian penuh untuk meningkatkan perekonomian Masyarakat.
(Reni Wahyuni)