WBN | JAKARTA – Wawancara Ekslusif bersama Founder dan CEO LSAF (London School of Accountancy and Finance). Mr. Manish Gidwani, FCCA, Msc, CA bersama dengan mentor Founder dan Presiden Q Club Asia Prince Dato Seri Dr. Christian Kingsley Goh Kwee Keng, PhD bertempat di Mall of Indonesia (MOI) Jl. Boulevard Barat. Raya No.36, RT.18/RW.8, Kelapa. Gading Barat., Kec. Kelapa. Gading, Kota Jakarta Utara.
Dalam wawancaranya yang akrab di sapa Mr. Manish mengatakan mengenai istitusi kami yang bernama LSAF pada saat ini ditemani oleh mentor saya yang akrab di sapa Dato Sri Goh dari Malaysia. Bali adalah menginspirasi saya untuk mengambil kualifikasi yang mendunia ini namanya Association of Chartered Certified Accountants (ACCA dari UK) asosiasi ini ditahun 1904 visi. Kami adalah bagaimana Membantu perkembangan di Indonesia dalam profesi akuntansi karena di Indonesia yang begitu luas membutuhkan 486.000 akuntan hanya memiliki sekitar 17 ribuan akuntan professional.
Sedangkan negara tetangga seperti Singapura yang masih kecil negaranya tetapi sudah memiliki jumlah profesional akuntan 25.000 orang makanya di Indonesia ini rata-rata pemimpin Dari finance atau dibilang chief financial officer (CFO) itu rata-rata dari luar negeri dari Filipina dari India dari Singapura dari Australia bukan orang Indonesia. Orang Indonesia yang malam menjadi tim-tim yang mulai dari karir-karir dari bawah jenis admistrasi keuangan saja tapi tidak menjadi pemimpin.
Visi Kami adalah bagaimana menciptakan para pemimpin keuangan di Indonesia dengan kualifikasi yang global seperti ACCA diakui di 180 negara dan kami berimpian bersama Datuk Goh, Bagaimana kita bisa membawa mobilitas dari para akuntan Indonesia dari anak-anak Indonesia kita Didik, kita memberikan kesempatan untuk bekerja selama 36 bulan di perusahan- perusahan yang sudah bekerjasama kantor maupun akuntan publik yang dimiliki oleh datuk Goh di Malaysia, Singapura, Australia dan Eropa dan di mana saja tapi ekistensinya adalah bahwa kita ingin menciptakan talenta bukan saja talenta keahlian bawah tapi talenta sebagai leadership (Kepemimpinan) sehingga Indonesia bisa menciptakan pemimpin-pemimpin akuntan professional. Tegas Pendiri LSAF
Video Liputan
Program LSAF Belajar dan Pariwisata
Saya pernah diskusi dengan Dato Goh bahwa Indonesia ini kan yang paling dikenal adalah seperti Bali. Bali itu tergantung kepada ekonomi tergantung kepada turis tapi kita juga ingin punya impian bawa Bali itu juga dikenal dengan sebagai Digital Nomad (Sebagai Digital Nomad, anda bisa traveling kemana saja tapi tetap bisa mendapatkan penghasilan.) di mana pada tata cara kita menarik talenta-talenta dari luar negeri untuk datang ke Indonesia sebagai digital nomer dan menjadikan Bali sebagai Digital HAM (Hak Asasi Manusia) Jadi mereka yang akan diketik ada di Bali mereka akan menciptakan peluang kerja untuk para profesional yang ada di Indonesia jadi ke saya punya perencanaan kita bekerjasama dengan hotel hotel di Bali yang mungkin sekarang terdampak negatif dari bencana Virus Covid-19.
Ayo kita rubah dan mau fleksibel untuk merubah bisnis modelnya, merangkul pendidikan sebagai salah satu visi misinya yaitu membuat hotel di mana kami akan undang pelajar-pelajar dari Australia, India, Eropa, Korea, Jepang, China datang ke Bali belajar di Bali sambil mereka berkarir secara Digital Nomad untuk melakukan proyek-proyek di luar negeri dan itu juga akan secara organik membantu pelajar-pelajar Indonesia menciptakan peluang kerja jadi sekarang adalah bukan menciptakan para lulusan yang bekerja tetapi para lulusan yang bisa menciptakan peluang kerja.
Ini adalah model yang sangat perlu kita bisa lakukan di Bali dimana penggabungan visi pariwisata dan pendidikan bisa menyatu sebenarnya, visi adalah satu pada konvensi edukasi bukan hanya Jadiakan membimbing banyak toko-toko Usahawan spektrum dari isi-isi pengalaman dari segi pemasaran banyak kebaikan diperlukan untuk membimbing menggunakan untuk membimbing para Semua orang bisa jadi terus membuka, peluang bekerja sampingan belajar dari kesalahan.
Dalam Edu tourism sangat besar sekali kita ngundang kerjasama dari Para pemilik pemilik property yang memiliki hati buat pendidikan yang ada di Bali atau ada di Surabaya atau ada di Medan atau di Bandung mau mengubah dan mengundang dan menyatukan konsep pendidikan di dalam bisnis hotel mereka menjadi pendidikan tidak perlu hanya di kampus yang besar yang berdiri sendiri tapi bisa menyatu sehingga menjadi ekosistem dan kita yang membawa traffic ke dalam tanda kutip membawa pare pelajar dari luar negeri membawa Devisa, dan Hotel menyediakan tempat dan memberi mereka peluang kerjanya sebagai working place. Mereka bisa menjadi digital Nomad di sana dan otomatis membawa peluang-peluang kerja giat pembangunan ekosistem dan kami berharap komunitas yang mendengar dari majalah Warisan Budaya Nusantara ini akan mendukung inisiatif yang kita lakukan ini untuk harapan pemerintah saya berharap pemerintah juga bias terlibat dan memberikan kami dukungan dalam hal menyediakan tempat untuk kita beroperasi contohnya mungkin ada ada tanah atau ada lokasi yang kita bisa bergerak dan bisa menjadikan Tempat pendidikan lokasi di mana menjadi training training center atau Study Center untuk para di seluruh Indonesia agar kita bisa mencapai target 486.000 akuntan supaya Indonesia ini bukan cuman mengekspor dalam tanda kutip level pembantu atau apa tapi kita mengekspor tenaga kerja Saya punya visi itu bagaimana kalau MNC yang ada di Eropa itu sih punya orang Indonesia Bagai mana solusi OK Google itu kedepannya orang Indonesia. Semoga Indonesia juga bisa menciptakan leader leader Finance dari seluruh dunia. Jadi kita harus percaya diri bahwa kita bias, kami berharap pemerintah bisa ikut terlibat dalam program di mana kita bias mengintegrasikan program ini.
Pentingnya Pendidikan bagi para Petani tentang Akutansi dan keuangan, Pendiri LSAF barharap adanya program-program pendidikan seperti ini sangatlah penting bertujuan agar para petani lebih dapat mengelola hasil tani dari harga pasaran dan mengatur pendapatan dan mengurangi tingkat kerugian dalam usaha penjualan. Semoga program ini segera berjalan dan berharap dapat menjalin kerja sama baik pemerintah, lembaga-lembaga terkait dan organisasi yang berhubungan langsung dengan petani.(END)