Legenda Kesenian Tradisional Trio Putra “Samsi Group” Indramayu Bernuansa Mistik

WBN, INDRAMAYU – Kesenian tradisional dapat berkembang dan bertahan tidak bergantung pada pelaku seni saja. Dukungan dari pemerintah dan semua elemen masyarakat juga sangat diharapkan. Hal ini dikemukakan oleh penerus legenda seni tradisional Indramayu, sebagai pewaris Rt. Sugiono, Rabu (9/11/2022).

Sugiono yang merupakan pewaris ayahnya Almarhum Samsi penerus seni tradisional sejak tahun 1995 mengatakan, dirinya ingin menggali kesenian-kesenian yang ada di Indramayu terutama seni tradisional dengan memiliki ciri khasnya sendiri.

Sugiyono mengungkapkan, seni tradisional berbeda dengan lainnya terutama pada kostum dan musik masih tradisional. sedangkan seni tradisional Indramayu memiliki ciri khas menggunakan musik campursari, atau campuran tradisional dan modern. Bentuk tarinya juga beda, yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan lanjutnya, ada syair-syair yang menggambarkan hal baik, supaya jadi kehidupan yang baik. Syairnya pun dengan bahasa Jawa dengan dibarengi syair yang penuh mengundang roh, ada nuansa mistik disana.

Mengaku, cetusan (samsi, red) seni tradisional merupakan kesenian yang sudah hampir punah. Hal ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat.

“Banyaknya kelompok seni budaya di Indramayu, dan ini tugas kewajiban pemerintah daerah, untuk diperhatikan,” ujar Sugiyono.

The legend of Trio Putra (Samsi Group) yang beralamat didesa Rambatan Kulon Kec. Lohbener Kab. Indramayu, adalah seni pertunjukan tua yang bertahan dari gempuran zaman. Memiliki nilai seni sekaligus nilai-nilai luhur.

Seni tradisional Indramayu adalah bentuk kesenian yang tumbuh mengikuti zaman. Kesenian tradisional Indramayu ini bertahan melintasi waktu. Beberapa penyesuaian dilakukan sesuai perkembangan zaman. Masyarakat juga meyakini ada roh mistik dalam pertunjukannya dan mampu mengusir roh jahat atau menolak bala (mengusir wabah penyakit). Untuk mendatangkannya, mereka melakukan upacara adat dengan mengenakan topeng sambil menari. Di kemudian tradisi ini diabadikan dalam bentuk kesenian.

“Masing-masing ragam memiliki ciri atau kekhasan, terutama terletak pada aspek seni pertunjukan atau pementasannya,” kata Sugiyono.

Kendati demikian, dari segi perangkat umumnya sama. Isi pentas bukan hanya bernilai seni atau estetika, tapi juga mengandung nilai-nilai luhur. Nilai-nilai itu di antaranya budi pekerti, ada petuah yang dituangkan lewat seni dan pementasannya.

“Masih banyaknya pekerja seni belum sampai ke fase sejahtera. Padahal, selama ini mereka memiliki peran penting dalam melestarikan kesenian daerah untuk tetap eksis dan dikenal oleh masyarakat,” ujarnya.

Dengan peran penting yang dimiliki oleh pelaku seni ini, tentunya harus mendapat dukungan dari pemerintah daerah karena mereka merupakan aset identitas daerah. Jangan sampai kedepan seni tradisi hilang akibat kurang perhatian pemerintah.
“Perbaikan kehidupan dalam sisi ekonomi dan perkembangan seni budaya itu perlu,” katanya.

Adapun dalam pementasan Seni Reog Tradisional Indramayu “The Legend Of Trio Putra” (Samsi Group) ini menampilkan beberapa atraksi seperti kuda lumping juga atraksi-atraksi lainnya untuk menghibur masyarakat dan ada pula tembang-tembang dangdut pantura. Dalam pementasan Seni Reog Tradisional Indramayu “the Legend Of Trio Putra” (Samsi Group) tersebut jasanya sering menampilkan di panggil salahsatunya acara syukuran orang hajatan seperti walimatul khitan, walimatul rasul dan kegiatan acara lainnya. (Anton K)

Share It.....