Waspada..!!! Pemimpin Money Politic
Ilustrasi

WBN| Nagekeo, NTT – Momentum pemilihan pemimpin Negara, Provinsi, dan kabupaten mulai rame di bicarakan di akhir tahun 2022 ini. Padahal Pemilu (Pemilihan Umum) 2024 masih jauh di seberang sana, namun desas desus perhelatan mulai nampak ramai di bicarakan.

Apakah karena kebiasaan turun temurun ataukah ada pandangan lain dalam strategi berpolitik sehingga orang gencar memainkan dinamika politik di akhir-akhir periode.

Sungguh sebuah fenomena yang menarik untuk kita ikuti kelanjutan runutan peristiwanya, teristiwewah dalam skala kabupaten.

Beberapa orang coba mendeskripsikan tantangan menjadi pemimpin masa Kini. Para pakar politik bahkan masyarakat biasa mulai berdialog dan berdiskusi memaparkan sosok pemimpin yang akan mereka jagokan.

Siapapun dia yang ingin menjadi pemimpin harus bisa mengikuti perkembangan teknologi dan mampu menyiapkan rancangan besar (grand design) satu periode kedepan saat menakodai sebuah Kabupaten, sehingga mampu memberikan perubahan serta melahirkan kebijakan yang fiskal.

Tidak hanya itu, setiap calon pemimpin dituntut cakap dalam hal emosional, finansial, maupun tindakan. Kesannya tidak sedang mencari uang untuk memperkaya diri, lebih tepatnya pada kecintaan dan pengabdian demi kemajuan daerahnya.

Salah satu Bakal calon Pilbup Nagekeo 2024 nanti, yang tidak ingin namanya disebut (dokumen tersimpan) menuturkan kesiapan dan kematangannya untuk bertanding di Pilbup Nagekeo 2024 nanti. Beliau juga menjelaskan, ada beberapa bakal calon yang mencoba coba bermain standar ganda saat jadi calon pileg( Pemilu Legislatif), pilbup (Pemilu Bupati), maupun pilgub (Pemilu Gubernur). Artinya mencoba berspekulasi tanpa tujuan dalam mencalonkan diri. Hal-hal seperti ini harus menjadi perhatian khusus masyarakat, sebab perlakuan standar ganda biasanya kerap memainkan money politic (Politik uang) di injury time. “Tegasnya”.

Lanjutnya, jangan heran saat memenangkan pemilu, mereka lebih banyak berpikir tentang kantongnya yang terkuras habis, ketimbang memikirkan kemajuan dan percepatan pembangunan daerahnya.

Sebaliknya para pemilih juga dituntut untuk lebi cerdas dalam memilih, jangan tergoda akan janji-janji manis dan money politic. Figur yang dipilih benar-benar bertekat membangun daerahnya. Harus memiliki kemampuan dan jiwa kepemimpinan yang tegas, namun santun dalam cara, tidak munafik, serta memiliki sifat kepedulian dan peka terhadap persoalan yang dialami masyarakatnya. (Wil Wu No)

Share It.....