
Sisingaan adalah kreativitas kesenian dimasyarakat subang yang telah membudaya sejak lama mengandung filosofis sangat tinggi hingga mampu membangkitkan semangat perjuangan masyarakat kala itu.
Sejak masuknya Penjajahan Inggris pada abad 18, masyarakat pribumi mengalami berbagai penindasan dan kedzoliman, namun perlawanan pun terus dilakukan oleh seluruh masyarakat, segala daya juga upaya dikerahkan untuk mengusir para penindas. Patung Singa adalah lambang Negara Kerajaan Inggris.
Pada tahun 1982 saresehan kesenian sisingaan yang diselenggarakan telah menghasilkan keputusan bersama dari tiap persepsi dari struktur Kesenian Sisingaan, ditulis dalam buku tentang berkembangnya kesenian Sisingaan hingga membudaya di masyarakat Kabupaten Subang, H. Armin Asdi (Sisingaan Subang, 1982).
Sisingaan sebagai simbol bentuk perjuangan perlawanan masyarakat Subang kala itu terhadap penjajah inggris, mereka menindas, mendzolimi, merampok, merusak baik moril maupun materil terhadap seluruh warga masyarakat pribumi subang pada waktu itu. Kesenian sisingaan diarak oleh masyarakat subang dibuat hiburan untuk hajatan anak laki-laki mereka yang di khitan( sunat). Patung singa melambangkan kaum penindas para penjajah Kerajaan Inggris sementara anak yang disunat yang duduk diatas patung singa menyimbolkan generasi penerus yang terbebas dari para penindas dan penjajah sementara payung sebagai simbol pelindung untuk para generasi, 4 (empat) orang yang memanggul sisingaan sebagai masyarakat masa lalu yang pernah dijajah.
Berkembangnya kesenian sisingaan dan membudaya dikalangan masyarakat subang hingga keluar daerah tersebut sebagai bagian dari nilai evolusi budaya perubahan dari mulai warna dan gaya juga busana yang dikenakan adalah bagian dari kreativitas masyarakat tersebut, namun tidak pernah lepas dari substansi objek bakunya yaitu patung sisingaan, payung, anak penunggang singa, juga 4 (empat) orang pengusung dibawah yang memanggulnya dan hal tersebut telah menjadi hiburan tersendiri bagi setiap masyarakat yang menyelenggarakan nya.
Diera sekarang kesenian sisingaan telah mendapat tempat tersendiri di tiap daerah hususnya di subang bahkan pemerintah daerah tersebut kerap mementaskan acara sisingaan ketika ada pagelaran atau perhelatan budaya, hal ini telah menjadi bukti bahwa sisingaan sebagai warisan dari kreativitas masyarakat masa lalu yang mengandung nilai filosofis tinggi juga semangat gerakan kemerdekaan.
Bahkan sisingaan telah menjadi produk budaya dan ikon bagi masyarakat dan Pemerintah Subang, dengan di buatnya patung sisingaan selamat datang sebagai penyambut ketika kita akan memasuki daerah tersebut.
Mari tetap lestarikan produk budaya kita dengan tetap menjaga dan mencintainya sebagai bentuk kesatuan dan persatuan terhadap Bangsa Indonesia yang Berbudaya dan Beradab.
Rept. Emma wbn