Aipda Laasar Marlens Bullu, Polisi Humanis dan Inspiratif Di Polres Sabu Raijua, Polda NTT 

WBN- Sabu Raijua, NTT- Kepolisian Republik Indonesia terus melakukan berbagai terobosan dalam mendukung palayanan terhadap masyarakat. Sala satu yang digagas adalah Polisi Humanis.

Ada banyak perspektif terhadap Polisi humanis misalnya polisi yang tidak arogan, polisi yang menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia, polisi yang murah senyum dan polisi yang menginspirasi melalui tindakan -tindakan positif bagi masyarakat, bangsa dan negara

Berbicara tentang polisi Humanis, bagi masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa Tenggara Timur, tentu akan sontak mengingat seorang polisi Humanis dan menginspirasi yang bernama Aipda Laasar Marlens Bullu

Polisi yang akrab disapa Laasar ini telah bertugas di Pulau Sabu Raijua sejak tahun 2010 dan penempatan awalnya hingga kini di Polsek Sabu Timur, Polres Sabu Raijua,

Aipda Laasar  Marlens Bullu merupakan polisi yang dikenal sebagai polisi yang humanis dan menginspirasi serta dekat dengan masyarakat.

Predikat yang diberikan kepada suami dari Dwi susanti imelda Dubu, guru SMA negeri 1 Sabu Timur itu bukan tanpa alasan. Aipda Laasar Marlens Bullu adalah sala satu polisi yang telah menginspirasi dan peduli dengan masyarakat sekitar.

Bentuk kepedulian dari Pria yang saat ini menjabat sebagai Ps. Kanit Propam Polsek Sabu Timur, Polres Sabu Raijua, Polda Nusa Tenggara Timur itu adalah dengan membangun rumah layak huni bagi tetangganya yang bernama Marten Nguru, Warga Desa Huwaga, Kecamatan Sabu Timur

Aipda Laasar Marlens Bullu menceritakan awal mula ketika dirinya tergerak membangun rumah layak huni untuk Marten Nguru. waktu itu sekitar tahun 2013 saat Aipda Laasar masih aktif sebagai pembudidaya rumput laut untuk menambah penghasilan bagi keluarganya,

Ia sering melewati rumah Marten Nguru dan singga bersenda gurau untuk menghilangkan rasa lelah sepulang dari laut.

Pria yang sempat jadi tukang ojek dan buruh bangunan sebelum jadi Polisi itu, merasa prihatin ketika melihat kondisi rumah yang tidak layak huni dari tentangganya marten nguru .

Aipda Laasar menceritakan bahwa kondisi rumah marten nguru saat itu atap dan dinding sudah berlubang, tiang sudah miring, berlantai tanah dan sangat memprihatikan.

“Dulu saya masih kerja rumput laut untuk menambah penghasilan, kalau pulang dari laut saya biasa singga untuk bercerita dengan bapak marten, saya melihat kondisi gubuknya sangat memprihatikan, atap dan dinding sudah berlubang, tiang sudah miring dan berlantai tanah, makanya saya tergerak untuk bantu beliau” ujar Pria yang akrab disapa Asar ini kepada WBN beberapa waktu lalu di Kediamannnya di Desa Huwaga

Dirinya sadar bahwa ia bukan orang yang berkecukupan harta , buktinya selain berprofesi sebagai Polisi ia juga saat itu bekerja sebagai petani rumput. Oleh karena itu, dia bersama sang istri bersepakat untuk menyisihkan berkat yang mereka miliki untuk membangun rumah bagi marten Nguru

Atas dukungan dari istri , Aipda Laasar mengambil keputusan untuk membantu seluruh bahan bangunan selain kayu yang ia minta dari mertua, sedangkan untuk tukang dirinya merangkul keluarga, tetangga yang punya keahlian untuk bergotong royong membantu mengerjakan rumah tersebut

” Karena istri mendukung , maka saya membantu suluruh bahan bangunan seprti batako saya cetak sendiri , semen, pasir, seng, paku dll, sedangkan untuk kebutuhan kayu saya minta bantuan mertua. Sementara untuk tenaga kerja saya rangkul keluarga dan tetangga untuk kami bergotong royong membangun rumah tersebut” tuturnya

Berkat ketulusan, kerja keras, kerja sama dan dukungan dari istri dan seluruh keluarga akhirnya rumah tembok berukuran 5 x 7  meter untuk Marten Nguru kelar dikerjakan selama sekitar dua minggu

“Kami kerja sekitar dua Minggu baru kelar “pungkas pria yang mengaku pernah menjadi pemulung itu

Sementara Marten Nguru yang ditemui media ini di kediamannya beberapa waktu lalu menyampaikan terima kasih kepada Aipda Laasar Marlens Bullu yang telah tergerak hati untuk membantu dirinya

Marten tidak menyangka bahwa Tuhan mengirimkan seorang polisi untuk membantu dirinya karena selama ini ia tidak pernah bermimpi bisa tinggal di rumah tembok

” Saya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan mengirimkan pak Asar, seorang polisi yang berhati mulia untuk membantu saya.. jujur saja sebagai orang yang hidup sebantangkara saya tidak pernah bermimpi bisa tinggal di rumah tembok” ungkapnya sambil meneteskan air mata

Dirinya berharap Aipda Lasar Marlen Bulu menjadi inspirasi bagi polisi lainnya serta terus menjadi kebanggaan keluarga, kebanggaan institusi Polri dalam melakukan kepedulian kepada sesama

“Semoga pak Asar menjadi inspirasi bagi banyak orang dan kebanggaan bagi keluarga serta kebanggaan bagi institusi polri” tutup Marten Nguru. (WBN Tim)

Share It.....