Ritual Adat Jembatan Nasional Terpanjang Di Flores NTT

Pers Warisan Budaya Nusantara

Ahli waris leluhur Ebu Be’o Nai,  Wilhelmus Napa melakukan ritual khusus penyerahan tanah di titik nol pembangunan jembatan nasional yang akan dibangun dengan panjang mencapai 225 meter.

Ritual adat dilaksanakan di Boka Be’o Kampung Sabikapa atau Boa Nai, Desa Labolewa, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT, pada 15 Februari 2024.

Ritual adat dilaksanakan di atas tanah adat yang dalam tradisi setempat bernama Tanah Teo Bae.

Tanah Teo Bae adalah tanah leluhur yang dilestarikan dari masa ke masa, sebagai pemberian ikhlas pihak saudara kepada saudarinya dan menjadi milik sang saudari, untuk bekal hidup saudari dan keturunannya, atau dalam tradisi setempat disebut  Paga Fai Lolu Ana.

Lokasi ritual titik nol di atas Tanah Teo Bae ini, bernama Boka Be’o, yang pada masa lampau diberikan oleh sang saudara bernama Ebu Banga Tawa kepada saudarinya Ebu Beo Nai.

Menurut Wilhelmus Napa selaku ahli waris, ritual dilaksanakan sebagai wujud dukungan untuk pembangunan jembatan nasional dan jalan nasional yang berpaketan langsung dengan PSN Bendungan Mbay Lambo.

Ritual ini dibuat dengan keyakinan budaya sebagai fondasi sakral untuk kokohnya jembatan nasional dengan panjang mencapai 225 meter.

Ritual adat menunjukan restu dunia dan restu leluhur dalam berkat sang Ilahi, agar jembatan  sebagai sarana publik tidak rapuh dan tidak membawa petaka bagi manusia.

Kegiatan ritual adat ini diikuti oleh sejumlah petugas dari PT Waskita Karya yang sebelumnya melakukan pendekatan panjang hingga akhirnya disepakati dilaksanakan ritual restu leluhur.

Pihak ahli waris berpesan agar niat baik adat budaya yang sudah memberikan restu dan do’a, tidak boleh disalahguna namun harus dilaksanakan dengan hati yang lurus.

Pihak ahliwaris juga memesan agar kewajiban negara untuk pemenuhan hak kepada ahliwaris tanah Teo Bae di lokasi ini yang belum dibayarkan, harus menjadi prioritas untuk dilaksanakan.

Jembatan Nasional di tempat ini dibangun dengan panjang 225 meter, lebar 11 meter, tinggi variatif mulai 6 meter sampai 11 meter,  2 abudmen, 4 pilar.

Secara keseluruhan ditambah dengan jalan masuk menuju jembatan, panjang mencapai 1 km, terhitung di dalamnya 225 meter panjang jembatan.

Jembatan nasional dibangun ‘sebab pada area ini akan digenangi air bendungan Mbay Lambo.

Jalan negara ruas Aegela – Mbay di kawasan ini yang tertutup genangan air Bendungan Mbay Lambo, perjalanan menuju Kota Mbay hanya melalui jembatan nasional yang dibangun dengan ketinggian mencapai 11 meter.

Para pengguna jalan negara Aegela menuju Kota Mbay Kabupaten Nagekeo  akan menikmati panorama berjalan di atas ketinggian sambil menikmati wisata air bendungan yang tergenang di bawahnya.

Laporan Redaksi WBN Cabang NTT, Aurelius Do’o.

 

Share It.....