Diskusi Tanah Bandara, Penjabat Bupati Nagekeo Bertemu KSAD TNI Jenderal Maruli Simanjuntak
Penjabat Bupati Nagekeo, Raimundus Nggajo dan Dandim 1625 Ngada, Letkol CZI Deni Wahyu Setiyawan bertemu Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc (1/2/2024), Jl. Medan Merdeka Utara, No 22 Gambir, Jakarta Pusat.

Pers Warisan Budaya Nusantara

Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT terus mendorong berbagai upaya nyata untuk dapat mewujudkan agenda-agenda penting diantaranya pembangunan sarana transportasi udara, Bandara Surabaya 2 di Kota Mbay, Nagekeo Flores.

Rencana tersebut mendapat dukungan penuh dari Masyarakat Nagekeo dan Flores secara luas, menimbang letak posisi strategis Kabupaten Nagekeo yang berada tepat di tengah-tengah Pulau Flores.

Rangkuman WBN, Penjabat Bupati Nagekeo, Raimundus Nggajo, ST.,M.Si, bertempat di Kantor Bupati Nagekeo (18/3/2023) kepada wartawan menjelaskan, secara teknis rencana pembangunan bandara dibangun dengan skala internasional, ukuran run way diatas angka dua ribuan,  target Pesawat Airbus dan Boeing bisa mendarat.

“Agenda besar ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Nagekeo sebagai central of public service. Tetapi masih menemui sedikit hambatan proses pelaksanaanya. Tanah bandara yang akan dibangun berada tepat di lahan milik TNI, dengan luasannya mencapai sekitar 200 hektare. Kita bersyukur setelah melalui komunikasi dengan Kepala Staf Angkatan Darat,  (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, melahirkan keputusan untuk dilakukan tukar guling lahan”, kata Penjabat Bupati Nagekeo, Raimundus Nggajo.

Kepada media ini, (8/4) Penjabat Bupati Raimundus melalui pesan WhatsApp kembali menjelaskan bahwa appraisal lahan di transad milik TNI, sedangkan lahan Pemda adalah Kantor Koramil, lapangan tembak dan 200 hektare yang sedang diupayakan lahan di Munde, juga sedang diupayakan lewat lahan kawasan kehutanan yang tidak produktif, dengan pola yang disepakati oleh kehutanan, sedang dijajaki.

Penjabat Bupati Nagekeo meminta do’a dari seluruh Masyarakat Nagekeo, agar bandara berskala internasional dapat dibangun di Mbay.

Sebelumnya Kepala Bagian Tatapem Nagekeo, Oskar Yoseph Amekae Sina, S.STP.,M.Si kepada wartawan, bertempat di Kantor Bupati Nagekeo (18/3/2023) juga menjelaskan untuk appraisal tanah bandara permasalahannya hanya satu yakni belum dianggarkan pada APBD, namun secara teknis mudah dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan daerah.

Menurut Oskar Sina, pembangunan bandara dilakukan diatas lahan penunjukan lokasi (penlok).

“Untuk tanah bandara sendiri tidak ada penunjukan lokasi (penlok) satu  atau penlok dua. Pembangunan bandara masih dilakukan berdasarkan penlok tahun 2011, itu yang harus direview, artinya harus dilakukan penetapan ulang penloknya. Disebut penlok 1 atau penlok 2 apabila ada pekerjaan utama di penlok 1 setelah pengadaan tanah, terus ada pekerjaan tambahan ditetapkan kemudian, itu yang disebut penlok 2. Untuk penlok sendiri kita kembali ke Surat Keputusan Menteri, mau dimana saja kalau Surat Keputusan (SK) nya penlok, kita gunakan disitu”, jelas Kabag Tatapem Nagekeo, Oskar Yoseph Amekae Sina, sebelumnya bertempat di Kantor Bupati Nagekeo (18/3/2023).

Alasan mendasar dibangun bandara di Penlok tahun 2011, sambung Oskar, karena lebih efisien, tidak buang anggaran banyak, kemudian dari sisi kajian, kemungkinan pengembangan untuk pembangunan bandara besar, lebih pasti.

“Apabila perang Rusia dan Ukraina terus berlangsung, akan berdampak pada ketersediaan Pesawat ATR. Suku cadang ATR diproduksi dari Ukraina dipublikasikan di Perancis sendiri untuk produsen pesawat terbang jenis ATR. Kalau ATR habis bandara-bandara kecil tidak bisa dipakai lagi, tentunya kita butuh bandara besar untuk kepentingan bisnis. Hal ini juga yang dijelaskan oleh dirjen untuk kepentingan bisnis maskapai yang perlu dipertimbangkan tidak hanya soal pelayanan saja”, tambah Kabag Tatapem Nagekeo, Oskar Yoseph Amekae Sina.

Melalui pesan WhatsApp, (8/4/2024), Penjabat Bupati Nagekeo, Raimundus Nggajo, menambahkan, jika pembangunan bandara terlaksana, targetnya adalah Mbay sebagai destinasi baru untuk  mendukung Labuan Bajo sebagai pariwisata super premium, dimana salah satu destinasi baru untuk lokasi darat adalah Program Strategis Nasional Bendungan Mbay Lambo.

“Bendungan Mbay Lambo akan didorong untuk mendukung pariwisata laut dan Komodo di Labuan Bajo. Harapannya Bendungan Mbay Lambo sebagai destinasi darat yang akan dikemas sebagai pusat konservasi tumbuh-tumbuhan yang dikenal Flores sebagai Flowers (bunga), karena di Lambok ada lahan kawasan hutan produksi yang akan dikembangkan sebagai kebun raya. Nanti semua tumbuhan etnik Flores akan diabadikan di lahan tersebut. Selain dijadikan kebun raya untuk  ekosistem tumbuhan endemik Flores, juga sebagai penyanggah bendungan waduk agar sumber air tetap terjaga bagi keberlanjutan air untuk waduk. Selain itu diharapkan di area waduk yang sangat indah akan dibangun lapangan golf untuk mengakomodir Wisatawan Labuan Bajo yang ingin menghabiskan waktu di Flores dengan kegiatan olahraga, karena olahraga tersebut adalah olahraga bagi wisatawan yang kaya. Kita harapkan bisa menangkap peluang tersebut agar dampak dari Labuan Bajo juga dirasakan oleh Masyarakat Nagekeo. Apabila destinasi baru dibangun, diharapkan kapal cepat wisata untuk menghubungkan Labuan Bajo dengan pusat wisata di Flores bagian tengah dan timur dapat dijangkau cepat oleh wisatawan. Mari kita dukung bersama sehingga Nagekeo menjadi penting dan membuat orang ingin datang ke Nagekeo”, urai Penjabat Bupati Nagekeo, Raimundus Nggajo melalui pesan WhatsApp, (8/4/2024).

WBN Nagekeo, Wilibrodus

Share It.....