WBN- Sabu Raijua,NTT- Bupati Sabu Raijua, Krisman B. Riwu Kore, SE., MM, melakukan kunjungan Kerja (Kunker) ke Desa Ledekepaka, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Jumad (20/06/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Krisman menyerahkan BLT Dana Desa Triwulan I tahun 2025 kepada 37 Keluarga Penerima Manfaat.
Dalam forum dialog terbuka yang digelar usai penyerahan BLT Dana Desa Triwulan I, Masyarakat Desa Ledekepaka menyampaikam sejumlah isu krusial.
Mereka menyoroti ketersediaan air bersih, khususnya kebutuhan akan tandon atau bak penampung air,
Berikitnya, terkait jalan desa yang rusak, terutama akses dari kantor desa menuju puskesmas pembantu (pustu),
Masalah listrik yang kerap menjadi kendala di banyak wilayah,
Permintaan alat penyadap nira bagi petani lokal yang menghasilkan Gula Sabu dan Moke,
Permohonan sumur bor, obat pertanian, pestisida, pompa hama, dan traktor mini untuk mendukung sektor pertanian.
Salah satu aspirasi yang cukup mencuat adalah permintaan legalisasi produksi Moke, yang saat ini masih menjadi tantangan hukum, padahal merupakan sumber penghidupan utama bagi sekitar 90 KK di desa tersebut. Kepala Desa berharap agar pemerintah daerah dapat membuka jalan bagi legalitas produksi ini demi peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
Menanggapi berbagai masukan tersebut, Bupati menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan berbagai program strategis, termasuk pengadaan tandon, bantuan alat pertanian, serta bantuan untuk para penyadap nira. Ia juga menjelaskan bahwa proses pembangunan pembangkit listrik tambahan sedang berjalan, menyusul hibah lahan seluas 5 hektar di Desa Eilode untuk PLN.
“Saya hadir ke desa bukan hanya untuk menyerahkan bantuan, tapi untuk mendengar langsung kebutuhan masyarakat, karena dari dialog seperti ini saya bisa memahami secara nyata permasalahan di lapangan dan menyiapkan solusi,” ujar Bupati.
Terkait sumur bor, Riwu Kore menegaskan akan memprioritaskan lokasi yang mudah diakses dan dapat dimanfaatkan bersama. Pemerintah daerah juga mendorong desa agar mengusulkan kebutuhan teknis melalui Musrenbang, agar terintegrasi dalam rencana kerja dinas terkait.
Kunjungan kerja, Kata Bupati merupakan komitmennya untuk hadir langsung di tengah masyarakat dan menempatkan aspirasi warga sebagai fondasi utama perumusan kebijakan pembangunan daerah.
