Sejarah Dan Video Isi Kandang Peternakan Ayam SPP SPMA Boawae NTT

WBN│Sekolah Peternakan dan Pertanian Boawae Kabupaten Nagekeo Flores, NTT mengembangkan berbagai budidaya peternakan diantaranya ayam KUB, ayam pedaging dan ayam petelur.

Dikutip dari halaman blog SMK Isidorus, berikut kilas sejarah SPP SPMA Boawae Kabupaten Nagekeo, NTT.
Pada tanggal 29 Januari 1968 menjadi tonggak sejarah kehadiran Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Pada tanggal tersebut dilakukan pengresmian berdirinya SPMA St. Isidorus Boawae di Pulau Flores.

Kehadiran sekolah ini diprakarsai oleh tokoh-tokoh dari yayasan Ikatan Petani Pancasila (IPP) Ende bersama Delsos dan keuskupan Agung Ende. Beberapa tokoh pendiri yang patut diabadikan adalah P.Dr.Van Doormal,SVD, P.Ir. B.J Baack,SVD, Ir.Vitalis Djuang dan Paul Wily Doy.

Pengurus Yayasan IPP Ende menegaskan bahwa pilihan tempat untuk SPMA St.Isidorus di Boawae karena letaknya yang strategis,keadaan tanah dan iklim yang relevan untuk berbagai macam tanaman dan tersedianya lahan praktek pertanian yang luas dan diserahkan/dijual oleh para tuan tanah setempat dengan harga yang murah. Para tuan tanah dengan senang hati menyerahkan lahan seluas 28 Ha lahan kering, 2 ha lahan basah/sawah dan lahan seluas 4 Ha untuk pembangunan gedung sekolah, asrama dan gudang (memori Yayasan IPP Ende,1988).

Kehadiran SPMA St Isidorus Boawae, mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat karena dinilai sangat tepat untuk menjawabi Program Nasional Indonesia yang menjadikan sektor pertanian sebagai leading sector yang tertuang dalam REPELITA – REPELITA.

Kementerian Pertanian mendukung dengan pemberlakuan kurikulum yang senantiasa disempurnakan dari waktu ke waktu agar sesuai dan sinkron dengan tuntutan pembangunan pertanian.Dukungan oleh Pemerintah Pusat dinyatakan dengan pemberian ijin pendirian sekolah yang tertuang dalam surat keputusan Direktorat Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia nomor : 39/SWT/69. 2.

Sejak didirikan pada 1968 sampai dengan saat ini , kurikulum SPMA St Isidorus Boawae telah mengalami beberapa kali penyesuaian.

Simak video peternakan ayam SPP SPMA Boawae Flores, NTT, berikut ini :

Secara periodek, kronologis penyesuaian kurikulum sekolah pertanian dapat dipaparkan sebagai berikut :1) Periode tahun 1968 – 1974 :Sekolah ini menyandang nomenklatur Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) St.Isidorus Boawae.
Pada masa itu, kurikulum sekolah pertanian masih bersifat polivalen. Para siswa yang mengenyam pendidikan pada periode ini, mempelajari ilmu pengetahuan dan ketrampilan pertanian dalam arti seluas-luasnya. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan,peternakan,perikanan dan kehutanan.

Ramuan kurikulum polivalen ini membawa ceritera tersendiri bahwa output SPMA adalah manusia serba bisa. Ketika tamatan SPMA berkarya sebagai penyuluh pertanian di pedesaan, mereka mampu membimbing dan memberikan penyuluhan kepada para petani,peternak,nelayan maupun para petani yang berminat mengembangkan tanaman perdagangan dan kehutanan.pada saat itu, pendidikan di SPMA diarahkan untuk menyiapkan pegawai untuk menjadi penyuluh pertanian lapangan (PPL).

2) Periode tahun 1974 – 1984 : Nomenklatur sekolah pertanian yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian mengalami penyesuaian menjadi Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) namun ramuan kurikulumnya tetap bersifat polivalen.

Pada masa itu, papan nama sekolah pertanian mulai menggunakan SPP SPMA, SPP SNAKMA (Peternakan) dan SPP SUPM (Perikanan). Dengan demikian penyesuaian nama untuk SPMA St Isidorus pada masa itu adalah SPP SPMA St.Isidorus Boawae.

Para siswa pada masa itu diajarkan pengetahuan pertanian dan ketrampilan pertanian yang bersifat polyvalensi. Ramuan kurikulum pada masa ini dirancang untuk menyiapkan lulusan untuk menjadi petani mandiri yang memiliki ketrampilan yang luas.

3) Periode tahun 1984 – 1994 :Periode ini dikenal dengan sebutan kurikulum delapan empat (84), nomenklatur sekolah pertanian mengalami penyesuaian lagi menjadi Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) tanpa tambahan nama SPMA,SNAKMA atau SUPM.

Ramuan kurikulum disusun secara spesifik untuk menyiapkan kader pertanian yang spesialis pada jenjang menengah. Kurikulum 84 disebut juga kurikulum Satuan Kredit Semester (SKS) dengan masa belajar 6 (enam) semester. Dalam kurikulumSKS ini mulai diperkenalkan program studi atau jurusan yang spesifik.

Pada masa ini juga, program kewirausahaan mendapat penekanan secara khusus dalam kegiatan pembelajaran. Setiap sekolah pertanian diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan jurusan/[rogram studi sesuai dengan potensi daerah masing-masing.

SPP St. Isidorus Boawae mengembangkan 3 (tiga)program studi yaitu Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Tanaman Perdagangan dan Industri (TPI) serta Peternakan (NAK). Dalam perjalanan, program studi Perdagangan dan perindustrian ditutup karena kurang diminati oleh masyarakat.

4) Periode tahun 1994 – 2004 :Nomenklatur sekolah pertanian masih tetap yaitu Sekolah Pertanian pembangunan (SPP) St.Isidorus Boawae. Mulai tahun 1994 kurikulum SPP masih tetap menerapkan sistem SKS dengan masa belajar selama 9 (sembilan) caturwulan.

Pada periode ini terjadi beberapa peristiwa penting antara lain mulai tahun 1994 kurikulum SPP masih tetap menerapkan sistem SKS dengan masa belajar 9 (sembilan) caturwulan.

Pada tahun pelajaran 2001/2002 terjadi perubahan lama belajar dari 9 (sembilan) caturwulan menjadi 6 (enam) semester.

Mulai tahun ajaran 1994/1995 pembinaan SPP St.Isidorus Boawae diserahkan dari koordinator wilayah binaan SPP Negeri Mataram ke SPP Negeri Kupang yang sekaligus menjadi pembina program studi peternakan karena pada saat itu program studi peternakan di SPP St Isidorus Boawae masih berstatus “terdaftar”.

Program studi Tanaman Pangan dan Hortikultura memperoleh status akreditasi “Disamakan” dari Departemen Pertanian Republik Indonesia melalui Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian nomor : 220/SK/DL.120/VII/1994 tanggal 29 Juli 1994

Program studi peternakan memperoleh status akreditasi “Diakui” dari Departemen Pertanian Republik Indonesia melalui Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian nomor : 1 Kep/DL.210/3/2003, tanggal 12 Maret 2003.

Sebagai konsekwensi dari status akreditasi yang disandang tersebut maka SPP St. Isidorus Boawae diberikan kewenangan untuk membentuk panitia penyelenggara ujian akhir,menyusun naskah soal ujian akhir mata pelajaran produktip,mengawasi pekasnaan ujian akhir,memerikas dan memberikan penilaian ujian praktek dan teori,menyidangkan kelulusan peserta ujian akhir serta membantu SPP Koordinator Kupang untuk menyelenggarakan ujian akhir pada SPP Mano yang status akreditasinya masih berada pada kualifikasi ijin operasional.

Periode tahun 2004 – sekarang :Nomenklatur sekolah mengalami penyesuaian lagi menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP). Pada masa ini, selain terjadi perubahan nomenklatur juga terjadi perubahan kelembagaan yang berkaitan dengan pembinaan kurikulum dan penyelenggaraan manajemen organisasi sebagai berikut :
Tahun 2009 dilakukan penandatanganan MOU Pengelolaan SPP antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan Nasional. Konsekwensi langsung dari MOU ini adalah penyesuaian kurikulum SPP kedalam kurikulum pendidikan nasional.
Spectrum keahlian di Sekolah Pertanian Pembangunan juga mengalami penyesuaian-penyesuaian sesuai ketentuan yang berlaku.

Mulai tahun ajaran 2010/2011 SPP St Isidorus Boawae menyesuaikan program keahlian yang dikembangkan berdasarkan spectrum Kementerian Pendidikan Nasional dan saat ini terdapat 4 (empat) program keahlian berbasis pertanian yang dikembangkan yaitu : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Agribisnis Ternak Unggas, Agribisnis Ternak, Ruminansia, Kesehatan Hewan

Sejak tahun ajaran 2010/2011 Kementerian Pertanian tidak lagi menyelenggarakan ujian akhir tetapi dialihkan penyelenggaraannya ke Kementerian Pendidikan Nasional. Dengan demikian untuk pertama kalinya para siswa SPP St.Isidorus Boawae mengikuti Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional tahun ajaran 2010/2011. Jumlah peserta UN pada saat itu sebanyak 125 orang, dinyatakan lulus 121 orang (96,7 %) dan yang tidak lulus 4 orang.

Pada tahun 2002 Yayasan Ikatan Petani Pancasila (IPP) Ende dinyatakan bubar dan menyerahkan kembali lembaga SPP St.Isidorus Boawae kepada Keuskupan Agung Ende. Penyerahan tersebut tertuang dalam surat keputusan pengurus IPP Ende nomor : 024/C-3/2002 tanggal 26 Juni 2002.

Selanjutnya yang Mulia Bapa Uskup Agung Ende menunjuk Yayasan Persekolahan Umat Katolik Ngada (Yasukda) untuk menjadi pengelola lembaga SPP St.Isidorus Boawae. Penunjukan tersebut tertuang dalam surat keputusan Yang Mulia Bapa Uskup Agung Ende nomor : 054/SK/KUS/X/2002 tanggal 21 Oktober 2002. Pada tahun 2015 Yayasan Persekolah Umat Katolik Ngada (Yasukda) mengalami pemekaran sehingga pengelolaan lembaga SMK Pertanian Pembangunan St.Isidorus Boawae yang terletak di wilayah administrasi pemerintah kabupaten Nagekeo di serahkan kepada Yayasan Persekolahan Umat Katolik Nagekeo.

Perubahan nomenklatur Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) menjadi SMK Pertanian Pembangunan St.Isidorus Boawae berdasarkan surat keputusan Bupati Nagekeo nomor : 23/Kep/HK/2011 tanggal 27 Januari 2011.

Pada tahun 2015 Badan Akreditasi Nasional (BAN) melakukan akreditasi terhadap 3 (tiga) program keahlian yaitu Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Agribisnis Ternak Unggas dan Agribisnis Ternak Ruminansia. Hasil akreditas untuk ketiga program keahlian tersebut adalah kualifikasi.

WBN│Editor-Aurel

Share It.....