Stok Beras Menipis, Komisi VI DPR RI Ingatan Pemerintah Tidak Terburu Impor

“Dari capaian pengadaan beras produksi dalam negeri ditambah realisasi impor 1,6 juta ton, setelah dikurangi konsumsi masyarakat, Bulog menyebut saat ini ada 1,33 juta ton beras yang mereka kuasai. Saya berharap Bulog mampu mengelola stok dan harga beras di tengah lonjakan harga saat ini,” tegasnya. Selasa (15/08/2023).

Kementerian Pertanian sendiri memperkirakan ada potensi kehilangan produksi beras sebanyak 1,5 juta ton akibat dampak kekeringan yang disebabkan El Nino. Secara teoritis, defisit sebesar itu bisa ditutupi oleh Bulog apabila realisasi penyerapan gabah petani berjalan dengan baik.

“Saya meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) bisa memanfaatkan stok yang dikuasai Bulog untuk bergerak cepat menstabilkan pasokan dan harga beras,” kata Amin.

Wakil Rakyat dari Dapil Jatim IV (Kabupaten Jember dan Lumajang) itu pun mendesak pemerintah untuk melakukan pendataan stok beras nasional secara akurat. Berapa stok di tangan Bulog (cadangan beras pemerintah), berapa stok yang ada di tangan petani, dan berapa stok di tangan pedagang, itu seharusnya selalu ter-update.

“Sampai saat ini, pemerintah belum juga melakukan pendataan secara detail. Bagaimana kita mau membuat kebijakan yang tepat dan terencana dengan baik jika tidak punya data yang valid,” kata Amin.



Ia pun meminta pemerintah untuk tidak terburu-buru memutuskan impor tanpa dukungan data yang bisa diandalkan. Pengadaan atau penyerapan beras dari produksi dalam negeri harus dioptimalkan.

“Saya khawatir importasi beras menjelang Pemilu ini rawan penyimpangan. “Jangan sampai impor dijadikan jalan pintas karena Pemerintah gagal mengelola data dan stok beras produksi dalam negeri,” pungkasnya. (Fendy’s).

Share It.....