Anggota DPR RI Sorot Progres Proyek Rusunawa Untuk Seminari Mataloko

WBN │Molor Peresmian Rumah Susun yang akan diperuntukan bagi Siswa Seminari Santo Brachmans Todabelu Mataloko di Kabupaten Ngada, Flores, Provinsi NTT, yang menelan Anggaran Negara Belasan Miliar Rupiah dari sumber APBN, memantik pertanyaan publik, tanpa kecuali Anggota DPR RI Komisi X Fraksi PDIP, Dapil NTT, Dr. Andreas Hugo Parera memberikan sorotan tajam saat melakukan kunjungan kerja ke wilayah Ngada, Flores, (19/7).

Pasalnya, jika tidak ada kandala, Rumah Susun (Rusun) untuk Seminari Mataloko telah diresmikan, namun hingga berita ini diturunkan (20/7/2022) belum ada informasi kejelasan kapan Peresmian Rusun Seminari dan Serah Terima kepada pihak Pengguna, dalam hal ini pihak Seminari Santo Brachmans Todabelu, Ngada selaku Pengguna.

Pernah diberitakan media ini, Peletakan Batu Pertama Pembangunan Rusunawa dilakukan pada tanggal 5 Mei 2021, oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Joseph A Nae Soi.

“Saya sudah mendengar dari pihak Sekolah Seminari Mataloko, berkaitan dengan penyelesaian Rusunawa, terutama tanggungjawab Pelaksana Proyek yang meninggalkan pekerjaan yang belum tuntas. Pihak Balai yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program tersebut, perlu memperhatikan itu dan berikan peringatan kepada Kontraktor yang mengerjakan pembangunan Rusunawa. Sebab, anggaran proyek pasti sudah mereka terima. Tolong Seminari laporkan ke pihak Balai dan tembuskan ke PUPR serta kepada kami di DPR”, tegas Anggota DPR RI Komisi X, Dr. Andreas Hugo Parera.

Terhadap persoalan ini, upaya sejumlah Wartawan melakukan konfirmasi langsung di tempat pembangunan Rusunawa Seminari, media tidak bisa menemui pihak Pelaksana Proyek di lokasi, bahkan Rusunawa nampak sepih, tanpa ada aktifitas dan pagar masuknya pun terkunci.

Setelah sekitar hampir setengah jam melihat-lihat dari luar pagar di lokasi proyek, para Wartawan didatangi salah satu pekerja yang juga sekaligus pemegang kunci gerbang, Astin Djawa.

Kepada Wartawan, Astin Djawa menuturkan, dirinya hanya sebagai pemegang kunci gerbang dan sebelumnya menjadi salah satu pekerja untuk pembenahan sejumlah item, sekaligus untuk memantau kondisi, agar orang tidak sembarang masuk ke area proyek yang belum dilakukan peresmian dan serah terima. Menurut Astin Djawa, sedikitnya terdapat 90 item yang dibenahi.

Pihak Pelaksana Proyek, kata dia, tidak berada di wilayah Ngada, namun berada di Kota Kupang.

Simak Siaran berikut ini :

WBN

Share It.....