
warisanbudayanusantara.com | Suku Baduy/Badui ini juga dikenal dengan Urang (orang) Kanekes, merupakan kelompok etnis masyarakat adat suku Banten di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Hukum adat dan budaya yang sangat kental dan tatap menjaga adat dan budaya di baduy. memiliki keyakinan tabu atau larangan untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Baduy Dalam.
Suku Baduy ini memiliki kain tenun disebut dengan Tenun Baduy. Kain Tenun Baduy ini memiliki makna-makna yang erat hubungannya dengan tradisi dan kepercayaan mereka. Kain ini bukanlah untuk memenuhi kebutuhan sandang saja.
Kain Tenun baduy juga menjadi identitas terlebih khusus nilai-nilai adat melambangkan kehadiran mereka. Kain tenun ini sangat dekat dengan kehidupan khususnya lingkungan keluarga sekitar.
Sekilas, aktivitas menenun tampak sebagai kegiatan sampingan seolah-olah hanya merupakan aktivitas pengisi waktu luang bagi kaum perempuan Baduy. Namun ternyata setelah ditelusuri secara lebih dalam,aktivitas menenun mengandung sejumlah nilai yang lebih penting.
Bagi masyarakat baduy, menenun mengajarkan kedisiplinan. Setiap anak perempuan yang lahir di Baduy, sejak kecil mereka sudah ditanamkan kedisiplinan yang tinggi dengan cara mempelajari aturan adat dan nilai-nilai Masyarakat Adat Baduy. salah satunya berhubungan dengan aktivitas menenun.
Mereka meyakini, kegiatan menenun merupakan wujud budaya dilakukan oleh perempuan Baduy terhadap aturan adat yang mereka junjung.
Kain tenun baduy memiliki cirikhas bahannya agak kasar dan warnanya cenderung dominan. Bintik-bintik kapas Dari proses pemintalan tradisional telah menghasilkan tekstur khas tenun Baduy.
Alat untuk memintal kapas menjadi benang, merupakan alat yang mereka ciptakan sendiri sejak ratusan tahun lalu. Urang Kanekes menyebut alat pemintalan dengan gedogan/raraga.
Kain tenun awalnya dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan sandang itu dibuat sederhana. Motif andalan mereka adalah motif geometris, seperti garis berbentuk kait, spiral atau disebut juga pilin, garis lurus, segi tiga, segi empat, bulatan, dan masih banyak lagi.
Tenun Baduy tak ubahnya ungkapan estetika dan alam sekitar pegunungan, tempat masyarakat Baduy bermukim. Coraknya mencerminkan sikap hidup dan adat istiadat masih tetap dijaga sebagai warisan nenek moyang. Ragam hias mencerminkan filosofi hidup mereka.
Untuk menghasilkan kain tenun Baduy ini, prosesnya cukup lama. Bahkan membutuhkan waktu berbulan-bulan. Lamanya proses ini disebabkan oleh besar dan kerumitan membuat motif kain. Biasanya motif kain Suku Baduy berupa garis warna-warni dan motif terinspirasi Dari alam sekitar.
Suku Baduy menggunakan kain tenun ini sebagai bahan utama pembuatan baju adat. Terlebih lagi jika menyangkut dengan Suku Baduy Dalam yang masih memegang teguh aturan adat. Pakaian harus berbahan dasar dari kapas dan tidak boleh menggunakan mesin jahit dalam pembuatannya.
Untuk Suku Baduy dalam kain tenun dihasilkan didominasi dengan warna putih. Warna ini diartikan dengan suci dan aturan adat yang belum terpengaruh dengan budaya luar.
Sedangkan untuk masyarakat Baduy Luar, kain tenun akan didominasi warna hitam dan biru tua sering dipakai. Untuk kaum perempuan kain digunakan dalam membuat baju adat yang pada dasarnya memiliki bentuk menyerupai kebaya.
Melihat langsung kegiatan menenun Suku Baduy kita bisa mengunjungi Kampung Cibeo, salaat satu kampung di Desa Kanekes. Di kampung ini, wisatawan dapat belajar dan mempelajari rumitnya proses pembuatan kain principle dilakukan dengan cara menenun. Bambu dan bilah-bilah kayu yang saling beradu serta menyelipkan benang dalam alat tradisional membuat wisatawan Akan kesulitan saat melakukan kegiatan menenun.
Kegiatan menenun hanya boleh dilakukan oleh kaum perempuan saja. Konon jika pihak laki-laki terkena alat tenun apalagi mencoba kegiatan tradisi ini maka laki-laki tersebut Akan berubah perilakunya menjadi seperti perempuan.
Bagi yang berminat membeli kain tenun itu, warga di sekitaran perkampungan Baduy berperan menjadi perajin dan penjualnya. Untuk haraga relatif tergantung tingkat kerumitan dan lamanya pembuatan kain tersebut. (ndra)