Media Warisan Budaya Nusamtara
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi hampir tiga pekan hingga awal Bulan Oktober 2025, menimpa sejumlah wilayah kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Rangkuman WBN, Kamis (2/10/2025), sedikitnya tiga daerah mengalami krisis BBM yakni Kabupaten Ende, Nagekeo dan Kabupaten Ngada.
Kondisi tersebut berdampak langsung pada kondisi ekonomi masyarakat dan lalu lintas transportasi publik.
Sebelumnya dikabarkan media ini, otoritas sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bajawa Kabupaten Ngada misalnya, menjelaskan bahwa kondisi tersebut dipicu oleh faktor penurunan quota BBM seperti jenis Pertalite dan Pertamax yang dikirim ke SPBU. Selain itu juga faktor kapal tanker terganggu penyeberangan akibat cuaca buruk, dan faktor lainnya seperti truk pengangkut BBM terjebak jalan longsor antar daerah.
Sementara itu di sejumlah kolom media sosial, sorotan publik dialamatkan kepada pemerintah dan para pihak terkait kelangkaan BBM. Masyarakat juga mengeluhkan di tengah kelangkaan justeru terjadi praktek menaikan harga oleh sejumlah pengecer BBM di pinggir jalan.
“Yang kami tahu adalah BBM langka, bukan harga BBM naik tinggi. Tetapi mengapa pemerintah dan pihak-pihak penting tidak mengawasi praktek menaikan harga BBM eceran di pinggir jalan dengan sesuka hati mereka. Kami tidak protes jualan eceran karena mereka juga cari hidup, tetapi tolong harganya jangan buat turut suka begini. Masa per botol di jual seharga Rp.50.000”, ujar Warga Golewa, Petrus kepada media ini di wilayah Turekisa Ngada, pada Kamis (2/10).
Praktek menaikan harga sesuka hati tampak menjadi keluhan masyarakat banyak.
“Per botol aqua besar ini harganya lima puluh ribu rupiah, Om. Minta maaf harga begini karena barang langka dan kami juga susah mendapatkan, jadi terpaksa naik 50.000”, ujar salah satu pengecer BBM di wilayah Turekisa Kabupaten Ngada saat melayani pembeli, Kamis (2/10).
Atas kondisi ini masyarakat meminta perhatian serius dan pengawasan dari para pihak terkait di daerah.
WBN
