
Penembakan di Mabes Polri menunjukan Lemahnya SOP (Standar Operasional Prosedur) Plant Protection Markas komando Terjadinya Penembakan oleh seorang wanita muda yang teridentipikasi bernama ZA (24) Warga Jakarta Timur, membuat terkejut seluruh masyarakat Di Republik ini. Pertama – tama Kami turut Prihatin atas Kejadian tersebut. Dan ini merupakan kejadian yang Ketiga Golongan Radikal Beraksi Di Markas Besar Kepolisian.
Pertama pemboman gedung Bhayangkari yang kedua Penyanderaan di Mako Brimob dan yang Ketiga saat ini Penembakan ruang jaga Mabes Polri. Hal ini perlu disikapi sangat-sangat Serius oleh Polri dan seluruh elemen Bangsa.
Karena terjadinya hal tersebut menunjukan satu bukti yang nyata-nyata di depan mata bahwa :
* Mabes Polri saja sudah berani diserang secara terang-terangan, artinya mengisyaratkan kelompok mereka sudah berani menantang Polri sampai disartroni kekandangnya , menantang Polri sebagai Aparat Negara untuk perang secara Terbuka.
** Kedua mengindikasikan bahwa Kelompok Radikalisme & Terorisme ini sudah masif mengakar dan menyebar ke segala arah & lapisan, tua muda, laki-laki, perempuan, bahkan Terbukti pelaku penembakan ternyata seorang wanita yang masih muda baru berumur 25 tahun.
*** Ketiga Menunjukan Lemahnya Standar Oprasional Sistem Keamanan Markas komando di Mabes Polri. Artinya setingkat mabes Polri saja , ada orang bawa senjata sampai tidak terditeksi, dan ini pun bisa juga sebagai sebuah pesan, satu pelecehan terhadap Marwah harkat dan wibawa Mabes Polri
Ternyata Mabes Polri saja Sebagai Rajanya Polri sistem keamananya begitu mudah ditembus & ditaklukan, apalagi ditempat lain.
**** Keempat sangat prihatin dengan teknik dan taktik Penanganan dalam melumpuhkan Penyerang. seharusnya bisa dilumpuhkan dan di tangkap Hidup-hidup sehingga bisa dikorek keteranganya untuk menggali dari kelompok mana dan siapa dalang yang menggerakan di balik semua ini.
Dengan Tewasnya Pelaku yang memang sengaja di pasang seorang wanita memberi pesan juga seolah-olah Polri bertindak tidak Profesional dan telah Membunuh seorang wanita.
Hal ini justru yang sangat diharapkan oleh kelompok radikal tersebut untuk mengundang Simpati agar masyarakat Dunia mencemoohkan Polri.
***** Kelima ada kesan sebagai satu media drama aksi balas Dendam tertembaknya anggota FPI ?…
Apapun juga yang terjadi dengan adanya Peristiwa ini , menunjukan bahwa Kelompok Radikal sudah ada di titik Zona Lampu Merah, bukan hanya untuk Polri tapi untuk seluruh masyarakat dan Bangsa Indonesia.