Disetubuhi Paksa, Jeritan Gadis Korban Incest Kotakeo II Nagekeo

WBN │Dunia yang semakin bising, tidak terhindar sesekali melewati jeritan-jeritan para korban kekerasan seksual anak di bawah umur. Mereka adalah kelompok yang belum bisa berkata banyak, belum mampu menyusun kalimat dan narasi hebat untuk menyuarakan derita lahir bathin mereka, atas keserahan bahkan kebejatan yang membunuh impian dan masa depan mereka.

Mereka adalah kelompok yang tidak berdaya dan tidak pandai menyusun kronologis, meski kehormatan mereka dirampas, walau mahkota kebanggaan mereka diperkosa. Mereka selalu tak berdaya.

Gadis belia desa itu, lidahnya kelu dan kaku. Dunia jangan diam membisu. Atau kah karena dia hanya seorang gadis belia, gadis desa?.

Mari simak cucuran air mata nya, gambaran luka yang diderita dari sepenggal kalimat yang hanya bisa tertera pada selembar kertas diary hidupnya.

Sebelumnya diberitakan media ini, kasus pencabulan sedarah atau incest, diberitakan terjadi di Kotakeo II, Kabupaten Nagekeo, NTT menimpa korban gadis belia berusia 16 tahun. Keluarga korban menuturkan (24/5), pelakunya seorang pria yang bekerja sebagai perangkat Badan Permusyawaratan Desa (BPD) salah satu desa di wilayah Kecamatan Nagaroro, Kabupaten Nagekeo.

Gadis remaja usia 16 tahun, kulit sawo matang, berambut lurus, sebut saja namanya Dita, dia harus menjalani kehidupan kelam usai mahkota kegadisannya direnggut paksa oleh pria brengsek yang ternyata masih memiliki hubungan darah dengannya. Pelaku berinisial YN.

Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Nangaroro, dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan, Nomor STPL/07/III/2021/SEK/NANGARORO, pada tanggal 22 Maret 2022. Akibat dari perbuatan pelaku, korban kini mengandung, atau hamil. Laporan resmi ke Polisi diterima oleh Brigpol Agustinus Mare, mengetahui Kepala Kepolisian Sektor Nangaroro, Iptu Sudarmin Syafrudin.

Pelaku berinisial YN (35th), sebenarnya telah memiliki istri dan dua orang anak. Berdasarkan data Laporan Polisi, YN melakukan pencabulan terhadap korban sebanyak 3 (tiga kali).

Ditemui langsung di kediamannya oleh Jurnalis media ini (24/5), korban nampak dalam tekanan mental atas kejadian yang menimpa dirinya. Meski tidak mampu berkata-kata banyak kepada awak media, korban ternyata selalu menuangkan jeritannya pada lembaran diary yang berhasil dicuplik wartawan.

Berikut petikan jeritan korban, tulisan bathin gadis belia 16 tahun pada diary hidupnya.

“Saya disetubuhi dengan paksa, disertai ancaman. Bila saya tidak mau, saya akan dipukul atau dibunuh. Setelah saya disetubuhi, saya diancam untuk tidak boleh menceritakan kepada siapa pun. Bila saya cerita maka saya akan dipukul atau dibunuh”.

“Kejadian pertama, pada Bulan Desember 2021, di rumah (red : rumah pelapor; orangtua korban). Setelah saya disetubuhi, saya diancam. Kejadian kedua, pada Bulan Januari 2022, di pinggir jalan menuju Kampung Lejo, Desa Selolejo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo. Setelah saya disetubuhi, saya diancam, jika saya ceritera pada orang, saya akan dipukul atau dibunuh. Kejadian ketiga saya disetibuhi pada Hari Minggu 13 Februari 2022, sekitar pkl 19 wita, di pinggir jalan, Kampung Lokalabo, Desa Kotakeo I, Kecamatan Nangaroro, Nagekeo. Setelah saya disetubuhi, saya diancam”, demikian pengakuan gadis belia yang belum pandai berkata meski segalanya telah direnggut darinya.

Lebih lanjut dia menulis, “Sehingga menyebabkan saya hamil. Setelah puas, dia pergi begitu saja. Sehari-hari aktifitas di dalam rumah maupun di luar rumah saya berusaha untuk berlaku biasa, seolah-olah tanpa masalah, namun sebenarnya saya menangis, menutupi aib yang saya alami. Ingin hati berteriak namun seakan tak mampu. Saya ingin melapor kejadian ini pada kedua orangtua ku, namun saya takut dan malu. Saya merasa diri saya terhina.

Kepada Wartawan, (24/5), ayah dan ibu gadis belia, korban kekerasan seksual, sebut saja Dita, bukan nama sebenarnya, meminta pelaku dihukum seberat-beratnya dan jangan membiarkan pelaku bebas berkeliaran di luar tanpa tersentuh hukum negara.

Lembaran Diary Gadis Belia 16 Tahun (Korban)

WBN│Wil-Tim│Editor-Aurel

Share It.....