
WBN │Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo, Flores, Provinsi NTT, melaui Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata 02 mulai tanggal 9-11 Juni 2022, bertempat di Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
Sedikitnya 50 peserta utusan 11 Desa Wisata yang sudah mengantongi SK Desa Wisata dari Bupati Nagekeo serta delapan calon Desa Wisata mengikuti kegiatan.
Nara sumber utama kegiatan adalah DMA (Design Management Associates) Flores yang berkedudukan di Ende dan Labuan Bajo.
Kegiatan ini dibagi empat bagian yakni pembukaan, materi kelas, kunjungan lapangan dan penutup.
Bupati Nagekeo, dr. Don Bosko Do dalam sambutan kegiatan menyampaikan, bahwa setiap daerah atau desa setelah mengikuti pelatihan harus menyajikan kekhasan masing-masing desa yang dikemas dengan baik, agar dapat menarik perhatian bagi pengunjung baik mancanegara maupun wisatawan lokal, guna mempengaruhi pertumbuhan berbagai sektor dari desa bersangutan.
Sementara, Kabid Kelembagaan dan SDM Dinas Pariwisata Nagekeo, Primus Daga saat dihubungi tim WBN menjelaskan bahwa, pemilihan Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, sebagai Desa Tematik, karena desa tersebut sudah memiliki SK Desa Wisata dan memiliki sarana dan prasarana kegiatan seperti aula, home stay, wisata air panas dan ada aktifitas pendakian gunung serta yang paling penting adalah antusias masyarakat sangat tinggi terhadap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemda Nagekeo.
Kegiatan bertujuan untuk memperkuat sumber daya manusia tentang dunia pariwisata, yang akan berdampak bagi kegiatan-kegiatan lain, termasuk untuk mensingkronkan dengan program-program lintas sektor di Pemda Nagekeo, katanya.
“Selama pelatihan berlangsung tidak ada hal-hal yang di luar dari rencana, maka kami sangat berterima kasih kepada segenap pihak baik pihak KemenPar yang sudah mendanai kegiatan dan juga kepada Pemda dan segenap stake holder yang telah berkontribusi serta Pemdes dan masyarakat setempat yang telah menyukseskan kegiatan”, kata Kabid, Primus Daga.
Dia berharap, hal yang telah diperoleh dalam pelatihan harus diaplikasikan dengan membangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan segenap elemen yang ada di desa, agar program yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata desa dapat berjalan dengan baik serta benar-benar mebawa dampaik yang baik terhadap berbagai sektor kehidupan bermasyarakat.
Lebih lanjut, Ketua BPD Desa Pautola, Yosef Kalasan Mosa Aja (Sandro) yang juga sebagai peserta kegiatan menjelaskan, tugas Pemerintah Desa BPD juga pokdarwis adalah menggerakan semua elemen masyarakat untuk sadar wisata yang mengandalkan SDM.
“Tetapi persoalan ini menjadi tidak realistis apabila dinas terkait seperti pariwisata, DPMD dan Banggar Legislatif tidak ikut berperan atau bekerja sama. Kalau hanya Dinas Pariwisata, ya sama saja, tidak realistis. Ini catatan penting”, ungkap Yosef Kalasan Mosa Aja.
Pasalnya, semua desa yg sudah disahkan melalui SK Bupati menjadi desa wisata juga berhak mendapat bantuan dari dana Desa.
Lalu, kalau Dana Desa diperuntukan untuk wisata, kata dia, dan ketika diasistensi ditolak oleh DPMD ‘ya sama saja. Demikian juga Banggar,
WBN│Nober Niga│Editor-Aurel