
WBN , Sabu Raijua, NTT – Kegiatan pengembangan profesional guru bertujuan Untuk meningkatkan kompetensi guru dan pengembangan keterampilan. Demikian dikatakan oleh Ketua Yapenris Adda Hari Sabu Raijua, Frenky F. Palike kepada media ini seusai kegiatan pengembangan Profesional Guru yang berlangsung di gereja GMIT bethania lobodei, Desa Lobodei, Kacamatan Sabu Timur, Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kamis (06/10/2022) .
“Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan komptensi guru dan pengembangan keterampilan melalui kegiatan pengembangan profesional guru”ungkap
Frenky F. Palike menjelaskan bahwa diselenggarakan oleh Yapenkris Adda Hari Sabu Raijua bekerjsama dengan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN)
“Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yapenkris Adda Hari Sabu Raijua bekerjasama dengan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) ” ujarnya
Lebih lanjut, Frengky menuturkan bahwa kegiatan pengembangan Profesional Guru merupakan kegiatan yang pertama kali dan ada 192 guru, baik PNS, kontrak dan Honor pada 24 SD GMIT di Sabu Raijua yang mengikuti kegiatan tersebut dan akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 6-8 Oktober 2022
” Ada 192 guru, baik PNS, Kontrak dan Honor pada 24 SD GMIT di Sabu Raijua yang mengikuti kegiatan ini dan akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 6-8 Oktober 2022 ” pungkas
Rangkuman WBN, kegiatan dilakukan 2 sesi dengan pemateri Agust Maniyeni dan Johana Manubey dari IAKN Kupang. Masing-masing materi yakni Prinsip dan Nilai Pendidikan GMIT dan Prinsip dan Nilai Pengajar Kristen.
Agust Maniyeni dalam materinya, menyampaikan tentang mutu pendidikan yakni Proses, input, output dan outcome. Yakni Mutu Input dari lingkungan, kebijakan, kurikulum dan karakteristik masukan. Sementara Mutu Prosesnya adalam pembelajaran yang menginspirasi, manajemen mutu dan variasi sumber belajar.
Dikatakannya, Mutu Hasil terdiri dari Pemikiran, menganalisis, mengevaluasi dan lulusan yang produktif. Dan untuk Mutu Outcome yang produktif dalam berbagai bidang pekerjaan, pelaku pembaharuan, kemauan belajar seumur hidup dan peka terhadap perubahan.
“ Gereja mempunyai peran sebagai wasit, donator, fasilitator dan pendoa. Daerah lain harus contoh Sabu Raijua dan Yapenkris Adda Hari harus evaluasi Pendidikan GMIT kedepan”terangnya
Sementara Johana Manubey mengatakan para pengajar di Sekolah GMIT memahami prinsip dan nilai pengajar Kristen. Para pengajar di sekolah GMIT menyadari prinsip dan nilai pengajar Kristen serta para pengajar di sekolah GMIT mempraktikan prinsip dan nilai pengajar Kristen tiap waktu.
Dijelaskannya, gereja membangun sekolah untuk orang belajar, sehingga terjadi pembaharuan budi yakni pengetahuan, pengertian, keterampilan, kemampuan, yang merupakan mandate dati Tuhan.
Terpisah, Kepala Sekolah SD GMIT Raerobo, Timotius Hela, memberikan apresiasi kepada Yapenkris yang telah memberikan pelatihan yang sangat berarti bagi para Guru. Karena kegiatan seperti itu yang sangat diharapakan untuk pengembangan diri guru.
“Kita sangat berterimakasih dengan Yapenkris Adda Hari Sabu Raijua, ini kali pertama kita mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan seperti ini. Dengan Pemateri-pemateri yang sangat luar biasa”ucapnya
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Pembina Yapenkris, Pdt. Loni Radja Gah, Ketua KMK Sabu Timur, Pdt. Jhon Wadu Neru, Kadis PKKO Sabu Raijua, Rachel B. Tallo, Pengawas Yapenkris, Ketua Yayasan Yapenkris Adda Hari Sabu Raijua Frenky F. Palike dan Sekretris Yulius Boni Geti ,para pengurus, Para Pendeta se-Klasis Sabu TImur. (Tim)