Bersama Bravostar Mataloko Belasan Warga Binaan Rutan IIB Bajawa Tempuh Pendidikan Kesetaraan
Kepala Rumah Tahanan (Karutan) IIB Bajawa, Prianggoro Agung Wibowo

Pers Warisan Budaya Nusantara

Belasan Warga Binaan di Rumah Tahanan Kelas IIB Bajawa Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, menempuh pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C usai penandatanganan kerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bravostar Mataloko.



Hal ini disampaikan oleh Kepala Rumah Tahanan (Karutan) IIB Bajawa, Prianggoro Agung Wibowo kepada WBN Pers, pada Jumat (6/12/2024) dalam acara peresmian Sentra Layanan Universitas Terbuka (Salut) Negeri Mataloko, bertempat di PKBM Bravostar Mataloko Kecamatan Golewa, Ngada.



“Dari awal tahun kami sudah kerja sama dengan PKBM Bravostar Mataloko, karena itu kami menyampaikan terima kasih atas ruang kerja sama yang telah dibangun antara Rumah Tahanan Kelas IIB Bajawa dengan PKBM Bravostar Mataloko. Kami menemukan sendiri banyak warga binaan Rutan IIB Bajawa yang tidak lulus SD, tidak lulus SMP dan tidak lulus SMA. Karena itu kami membuat program kejar paket, kemudian membangun kerja sama dengan PKBM Bravostar Mataloko”, ungkap Kepala Rumah Tahanan (Karutan) IIB Bajawa, Prianggoro Agung Wibowo, pada Jumat (6/12).

Karutan Prianggoro Agung Wibowo menambahkan, jumlah warga binaan Rutan Bajawa yang mengikuti pendidikan kesetaraan di Bravostart Mataloko sebanyak 15 orang, mengikuti Program Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C.

Sebelumnya, Rumah Tahanan Kelas IIB Bajawa menjalin kerja sama dengan PKBM Bravostar Mataloko dalam penyelenggaraan keaksaraan fungsional dan pendidikan kesetaraan Paket A,B, C serta gerakan literasi dasar bagi Narapidana.

Pendiri sekaligus Pengelola PKBM Bravostar Mataloko, Benediktus Lagho, S.Pd kepada WBN menjelaskan bahwa kerja sama dengan pihak Rutan Bajawa dimulai sejak tahun ajaran 2019-2020.



“Kerja sama dengan Rutan Bajawa dimulai sejak tahun ajaran 2019-2020. Semuanya berawal dari kepedulian tanpa sekat atau tanpa batas. Data awalnya ada di Dinas, namun pihak Dinas mungkin terkendala sehingga tidak melakukan proses pembelajaran atau pelayanan pendidikan sampai ke rumah tahanan.  Karena itu saya coba melakukannya, saya bersama guru agama ke Rutan Bajawa, kemudian saya bertanya kepada para petugas apakah warga binaan ada yang putus sekolah, lalu mereka mengatakan ada. Sejak saat itulah saya menawarkan melakukan pelayanan pendekatan pembelajaran kepada warga binaan, dengan membangun MoU kerja sama kesepakatan bersama. Produk lulusannya sudah ada, dan saat ini jumlahnya terus bertambah yang mengikuti Paket A,B,C”, jelas Benediktus Lagho, Jumat (6/12).

WBN News

Share It.....