
WBN- Sabu Raijua, NTT – Komunitas Generasi Peduli Sesama (GPS) Sabu Raijua melakukan Aksi Sosial kepada sekitar 30 orang Anak Yatim Piatu di lingkungan Jemaat GMIT Ebenheser Ege, Desa Ledeke, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (24/02/2024) sore.
Pantauan Media online , Majalah dan Streaming TV Warisan Budaya Nusantara.Com, aksi sosial tersebut berlangsung di Taman Baca Masyarakat (TBM) Ama Ina (AMIN) dan dihadiri langsung oleh ketua Majelis Jemaat Ebenezer ege, Pendeta Agustom Nenobanu,S.Th, Ketua Komunitas GPS, Jefrison Hariyanto Fernando, para Anggota Komunitas GPS, Para orang tua dan anak-anak penerima bantuan.
Ketua komunitas Generasi Peduli Sesama (GPS), Jefrison Hariyanto Fernando dalam arahannya mengatakan bahwa aksi sosial yang dilakukan oleh komunitas GPS merupakan kegiatan rutin setiap bulan dengan sasaran para yatim piatu dengan pendekatan penentuan penerima dari pihak lembaga keagamaan seperti gereja.
“Kami berkolaborasi atau mulai pendekatan lewat Gereja. Kami percaya dengan gereja”,ujar Nando, sapaan karib Jefrison Hariyanto Fernando.
Adapun bantuan yang diberikan, Kata Pegiat budaya Sabu Raijua itu, berupa buku dan alat tulis, susu, gula pasir ,sabun mandi,sikat gigi dan odol gigi.
“Adapun bantuan yang kami berikan kepada adik -adik berupa buku tulis dan alat tulis, susu, gula pasir, sabun mandi, sikat gigi dan odol gigi” Kata mantan Ketua Aliansi masyarakat Tolak Tambang Mangan di Sabu Raijua itu
Lebih lanjut menurut owner Jingitiu Farm itu, Bantuan diberikan kepada anak yatim piatu dengan tujuan untuk meringankan beban orang tua serta sebagai langka awal untuk menanamkan nilai-nilai positif seperti kepedulian dan cinta kasih kepada sesama sehingga ketika anak-anak tersebut beranjak dewasa mereka bisa termotivasi untuk berbagi dengan sesama.
Menurut Nando, hal itu bukan tanpa alasan, akan tetapi dengan melihat dinamika sosial yang ada misalnya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), seringkali Ana-anak muda menjadi individual sehingga tidak peduli dengan masyarakat dan lingkungan sekitar .
“Dengan perkembangan IPTEK, kami coba melihat ada kecenderungan anak-anak muda sibuk dengan Game,sibuk dengan main HP , jadi kadang-kadang menjadi individual sehingga tidak peduli dengan lingkungan sekitar atau dengan sesama. Maka atas pertimbangan itulah kami mencoba untuk memotivasi adik -adik sejak dini untuk saling berbagi dan punya rasa peduli dengan sesama dan orang-orang sekitar kita” ungkap Sekertaris Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sabu Raijua itu
Pada kesempatan itu, penggagas Rumah Inspirasi GPS itu , berpesan kepada penerima bantuan untuk giat belajar dan rajin ke sekolah serta rajin beribadah karena dengan pendidikanlah yang bisa merubah nasib dan menentukan masa depan seseorang serta masa depan seluruh generasi muda Sabu Raijua kedepan.
“Di mana mana kita sampaikan, pentingnya pendidikan, hanya dengan sekolah kalian punya masa depan akan cerah. Harus rajin belajar, tidak boleh putus sekolah. Adik-adik harus Sekolah dan rajin belajar”,katanya.
Meskipun bersekolah di desa kata Nando, namun cita – cita dan berpikir seperti anak – anak yang sekolah di kota, serta mampu bersaing dengan anak – anak di kota.
Pria yang aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan dan kebudayaan itu, berterimakasih kepada pihak gereja Ebenheser Ege yang telah memfasilitasi kegiatan penyaluran bantuan. Sekaligus memohon doa, agar komunitas GPS bisa menjadi sebuah yayasan yang dapat menjangkau berbagai kalangan.
“Mohon dukungan doa dari bapa pendeta dan majelis di sini. Agar ke depan komunitas ini bisa jadi sebuah yayasan dan bisa berikan banyak bantuan, ini cita-cita kami kedepan ”,harapnya.
Sementara, Pendeta GMIT Ebenheser Ege, Agustom Nenobanu, S.Th mengaku berterimakasih karena jemaatnya dipercaya mendapatkan bantuan.
“Ini luar biasa untuk saya pribadi. Saya baru pertama dengan komunitas ini. Terimakasih dukungan dari semua tim komunitas GPS”,ungkapnya.
Dikatakan, bahwa kegiatan – kegiatan positif di tengah jemaat, pihak gereja selalu mendukung dan siap berkolaborasi untuk kegiatan di masa mendatang.
Dia juga berpesan dengan penerima bantuan untuk bersekolah dan belajar serta mengejar cita -cita.
“Dengan sekolah, bisa memperbaiki nasib. Dengan sekolah bisa memperbanyak ilmu dan bisa membuat banyak hal”,ujarnya.
Sementara, penilik Taman Baca Ama Ina (AMIN) , Ama Wila Huky mengatakan bahwa beberapa dati penerima bantuan merupakan anggota taman baca.
Dia berharap bahwa penerima bantuan dapat memanfaatkan keberadaan taman baca untuk datang membaca maupun meminjam buku bacaan.
“Jangan bosan untuk datang membaca, mau pinjam buku juga bisa. Ada buku gambar dan buku bacaan”, pungkasnya
Untuk diketahui bahwa Komunikasi GPS merupakan perkumpulan anak muda yang terpanggil untuk membangun Sabu Raijua melalui kegiatan sosial, Literasi dan Kebudayaan.
Komunitas ini terbentuk sejak tanggal 2 Juni 2015 dan memiliki 30an anggota yang ada di Sabu Raijua, Di NTT maupun di luar NTT.
Di bidang sosial, Komunitas GPS telah berhasil membantu sekitar 625 yatim-piatu yang menyebar diseluruh Sabu Raijua. Di bidang Literasi , Komunitas GPS memiliki 2 Rumah Inspirasi. Sedangkan di bidang Kebudayaan Komunitas GPS terlibat aktif dalam kegiatan literasi budaya . (Fendy)