Siswa Di Sabu Raijua KBM Di Bekas Kandang Sapi, Ini Penjelasan Kepsek SMA Negeri 1 Liae 

WBN- Sabu Raijua,NTT- Beberapa hari ini warga Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa Tenggara Timur dihebohkan dengan berita viral terkait dengan puluhan siswa/wi di pulau sejuta lontar itu yang melakukan kegiatan belajar mengajar di gedung bekas kandang Sapi. Para siswa/wi tersebut adalah pelajar kelas filial dari SMA Negeri I Liae .

Terkait dengan hal tersebut, Kepala SMA Negeri I Liae, Max Raga Lawa menjelaskan bahwa awalnya kelas filial itu merupakan aspirasi masyarakat dan para orang tua murid agar di Desa Deme terbangun sebuah Sekolah Menengah Atas sehingga dibentuklah panitia pembangunan SMA Negeri plus Deme sejak tahun 2021 yang lalu.

Akan tetapi, Menurutnya Pihak panitia mengalami kendala dalam mengurus administrasi  ijin sekolah baru sehingga ijin operasional sekolah tersebut belom ada hingga tahun ini (2025).

Menurut Max , salah satu persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh panitia adalah surat pembebasan lahan untuk membangun gedung sekolah yang hingga kini masih dalam proses karena rencana lokasi pembangunan yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari tempat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan kawasan hutan.

Selain itu, Kata Raga Lawa, beberapa waktu yang lalu, pihak panitia pembangunan SMA Negeri plus Deme telah bersepakat untuk membangun ruangan darurat sebagai sala satu kelengkapan untuk mendapatkan ijin operasional sekolah. Akan tetapi, lagi-lagi dan lagi, pihak panitia mengalami kendala dalam proses tersebut.

Melihat situasi dan kondisi tersebut, dirinya sebagai kepala SMA Negeri 1 Liae yang didukung oleh para guru membangun komunikasi dengan panitia serta para orang tua siswa supaya para siswa/wi tidak menjadi korban maka diusulkanlah menjadi kelas filial dan akhirnya mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, propinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, kata Max, Sekolah induk sudah memfasilitasi segala kebutuhan seperti Buku, Meja ,Kursi serta seluruh administrasi maupun Guru dan tenaga kependidikan (dari sekolah induk yang mengajar di kelas filial)membagi waktu dengan Sekolah induk.

“Untuk memperlancar KBM kami dari sekolah induk telah memfasilitasi beberapa kebutuhan seperti buku, meja kursi serta tenaga guru” katanya , Selasa (18/02/2025)

Terkait guru yang mengajar di kelas filial tersebut, ia menjelaskan bahwa selain guru dari Sekolah induk , ada juga beberapa guru yang bekerja sebagai sukarelawan sehingga mereka datang mengajar sesuai dengan jadwal pelajaran yang mereka ajar sehingga tidak tiap hari harus masok kantor.

Ia menjelaskan jumlah guru sukarela awalnya 12 orang tapi saat ini tinggal 9 orang ditambah dengan guru dari SMA induk yang diberikan tugas untuk membantu mengajar di kelas filial.

Sementara jumlah siswa saat ini, Menurutnya, Kelas XII IPA 26 orang, kelas XI IPS ada 24 orang, Kelas ada XI IPA 23 orang serta kelas X sebanyak 20 orang siswa

Untuk kelas XII,katanya saat ini sementara mengikuti Ujian Praktek di SMAN 1 Liae.

Diberitahukan sebelumnya, Sekitar puluhan siswa/wi Sekolah Menengah Atas atau SMA kelas Filial dari SMA Negeri I Liae melakukan Kegiatan Belajar Mengajar di ruangan bekas kandang Sapi .

Ruang belajar yang merupakan bekas kandang sapi tersebut atapnya sudah bocor serta berdinding daun sehingga jika hujan lebat dan disertai angin maka para siswa tidak bisa lagi melakukan kegiatan belajar mengajar.

Selain kondisi ruang belajar yang sangat prihatin, kondisi ruang guru juga sangat prihatin karena beberapa seng sudah tidak ada serta beberapa sisi gedung tidak memiliki dinding.

Menurut Lisa Maru Juga yang merupakan guru sukarela disekolah tersebut mengatakan ruang guru yang sementara dipakai adalah bekas gudang mesin untuk olah pakan ternak.

“Ini bekas gudang mesin yang kami pakai sebagai ruang guru sedangkan untuk ruang KBM itu bekas kandang Sapi” katanya ,Sabtu (15/02/2025) Kapada media Warisan budaya Nusantara.com

Selain gedung yang tidak layak, upah guru sukarela juga sangat prihatin, bagimna tidak?. Masih menurut Lisa Maru Juga mereka digaji sebesar 130.000 per bulan yang dibayar setiap enam bulan sekali .

Share It.....