Maraknya Pengecer BBM Menunggu Antrian Jenis Primium, Mumbuat Warga Resah

 

WBN. Tanah bumbu, kalsel-Maraknya para Pengecer BBM jenis premium, membuat warga resah dan sulit untuk mendapatkan BBM jenis premium di SPBU tersebut. (18/02)

 

Pantauan WBN dilapangan tidak sedikit para pengecer yang menggunakan roda dua dan roda empat. Lalu lalang dijalan mengantar BBM kesetiap pengecer yang ada di desa desa, bahkan ada juga yang menjual ke pengisian pertamini yang menunggu antrian dipinggir jalan dan juga patut dipertanyakan ijin.

 

Yang jadi pertanyaan kenapa para pengecer ini kok bebas melakukan aktivitasnya, seakan akan ada dukaan yang mengkondisikan, itu lah kita semua tidak mengetahuinya,tapi kalau ini mau ditangani lebih serius oleh penegak hukum maka pasti tau ada tidaknya. Yang mengkondisikan para penyala gunaan bbm jenis premium.

 

Bahkan para pengecer ini sudah terang – terangan mengantri di SPBU menggunakan roda dua dan roda empat tampa ada ketakutan sama sekali,dan seakan akan mereka tidak merasa bersalah dengan menyagunakan bbm jenis premium.

 

Yang lebih aneh lagi disalah satu SPBU yang beralamat didesa sarigadung jalan transmigrasi tidak begitu banyak penjualan bbm untuk masyarakat, karna sebelum SPBU buka para pelansir sudah antri duluan Memenuhi areal SPBU tersebut,jadi masyarakat yang ingin membeli bbm jenis premium sangatlah terbatas.

 

Padahal setiap SPBU Hanya boleh melayani pembelian bbm untuk umun,tapi apa yang terjadi malah pelansirlah yang diutamakan dan itu sangat merugikan orang banyak Dan menguntungkan para pelansir.

Yang sengaja berbisnis diatas penderitaan masyarakat disaat pandemik covid 19 melanda negeri ini termasuk tanah bumbu

 

Sedangkan pemerintah sudah berusaha membatu beban masyarakat melalui berbagai upaya agar masyarakat bisa terbantu melalui program bantuan langsung tunai(BLT) dan bantuan sosial tunai(BST) dan jaring pengaman sosial(JPS) dengan semua bantuan tersebut bisa meringankan beban masyarakat di masa pandemik virus covid 19

Foto Ilustrasi sumber detik.com

Belum lagi adanya kelangkaan gas elpiji bersubsidi dipangkalan, yang juga membuat masyarakat mencerit akibat mahalnya gas 3kg disetiap pengencer, bisa mencapai harga Rp. 35 samapi 40 ribu pertabung gas elpiji 3kg,

 

Dalam pantauan WBN dilapangan, banyak menemukan pangkalan menjual gas elpiji diatas harga enceran tertinggi dari harga Rp 18000 menjadi Rp 20000 sampai dengan harga Rp 22000,ditanya kenapa bisa menjual gas diatas harga enceran tertinggi,pengelolah pangkalan menjawab kalau pangkalan ini dikelolah bundes.

 

Tapi apapun alasannya itu sudah menyalahi aturan, karna jelas jelas melanggar SK bupati tanah bumbu. Nomor.188.46/68/EKO/2016 yang mengharuskan setiap pangkalan gas elpiji 3kg dengan harga (HET) Rp 18000 pertabung, dan kita tunggu saja para pihak pihak yang berhak menangani permasalah bbm dan gas elpiji ini,supaya masyarakat yang penghasilannya dibawah rata rata bisa menikmati harga bbm dan gas elpiji bersubsidi.

Reporter Cambong ogi

Share It.....