
WBN | Bandung – Acara di mulai dengan pembukaan, lalu laporan panitia oleh kang Awang Kelana, setelah itu paparan riwayat (Jabarsil) disampaikan oleh Yan’s Ratualie, selingan dari hadrah pimpinan bunda Christina, bertempat di Teras Sunda Cibiru Kota Bandung, Minggu (23/01/2022).
Jasa Baraya Siliwangi sebuah kelompok atau paguyuban yang menyatukan insan insan Budayawan, Seniman, Seniwati dari akademisi maupun praktisi yang dimana tujuan mereka adalah kembali mengingatkan kita akan penting dan fundamental nya sebuah Kesenian dan kebudayaan dalam suatu tatanan Kenegaraan dan sosial kemasyarakatan.
Interaksi Sosial dalam sebuah kesenian dan kebudayaan akan menghasilkan Adab, yang dimana saat sekarang ironi nya banyak manusia yang telah lupa akan Adab, Tata Krama dan Adat Istiadat.
Pembangunan mentalitas kebangsaan melalui Seni & Budaya ini mesti kembali di terapkan terhadap generasi bangsa dimulai dari lembur lembur (Tiap Kampung), Dengan tetap menjaga nilai nilai Kemanusiaan.
Pertemuan/Sidang atau Gempungan Paguyuban Jasa Baraya Siliwangi juga bekerjasama dengan Timur Art Global (TAG)., Sebuah kelompok atau komunitas para pelukis.
Demonstrasi melukis oleh Kang Agus Ris, Basuki Bawono dan Bang Zoel dengan lukisan yg begitu indah dan berkarakter. Kemudian Pembacaan wangsit Siliwangi oleh Kang Yuyus Tanoe, di lanjutkan dgn paparan tentang Siliwangi.
Bahwa Siliwangi menurut Kang Yuyus Tanoe adalah dari kata “Sa La Wang” yang artinya satu pintu, merupakan sebuah tempat untuk berpindahnya satu frekwensi menuju frekwensi lain.
Di dalam “Sa La Wang, (Satu Pintu) terdapat saling menghaturkan wangi untuk neningkatkan kemulyaan.
Siliwangi juga merupakan pemberi peringatan di tengah-tengah suatu umat, yang menurut Yuyus bisa diartikan sebagai peringai mulya yang penuh dengan kedamaian.
Paparan kang Acil (Bimbo) dengan tema Jaga Lembur, di awali dengan lantunan lagu Sajadah terbentang.
Kang Acil dengan lugas nya mengatakan ulah “CILEUPEUNG,(Bahasa Sunda) Paribasana pageuhan lemah cai, pasukan Siliwangi teh, semboyan na “SEJENGKAL TANAH DI BEULI DENGAN TETESAN DARAH”.
Kang Acil mengajak Gerakan desaku indah buruan Sae, urang mulai ti cibiru heula “CIBIRU KU ENDAH”
Kang Acil juga mengajak utk melestarikan kesenian seperti Rampak Kendang, Tembang Cianjuran, Bela Diri Maen Po. Urang kudu perhatian, cinta tanggung jawab ka lembur na masing – masing. Terakhir jaga Kesatuan, lembur urang nu sakieu alusna, sabab kakuatan urang SUNDA nyata aya dina SENI DAN BUDAYA.
Kang Boy Worang dengan tinjauan budaya, beliau pelaku Seni Budaya dan “Tan De Seng, seorang pemain kacapi Sunda. Boy Worang mengatakan; Alam Lestarikan dengan penuh kebaikan”, mengajak kepada anak muda utk mempertahankan budaya jangan kalah dengan budaya luar, contoh budayakeun deui belajar tembang mamaos, rampak Kendang, seni tradisi lainnya.
Acara kemudian di tutup dengan Do’a bersama. Hadir dan banyaknya para tamu undangan, meskipun ada yang datang dari luar Kota Bandung, namun antusiasme untuk mengikuti acara Gempungan ini sangat luar biasa.
Hadir juga Kang H. Aom Rustam dari Paguyuban Siliwangi , juga Seniman dan Budayawan Kota Bandung, seperti Nyimas dan Abah Wawan.
Hadir juga Ibu Sri dari Ketua APDL (Aliansi Perempuan Disabilitas Lansia).
Dengan terselenggaranya acara Gempungan Jasa Baraya Siliwangi,
Kita melihat Semangat Kesatuan yang sangat luar biasa, untuk Bangsa Indonesia yang besar ini melalui Kesenian & Kebudayaan dengan ke aneka ragaman nya, Bhineka Tunggal Ika.
Reporter Em’ma