
WBN │Hati-hati, momok semua negara di dunia saat ini adalah inflasi. Indonesia meskipun ada kenaikan sedikit dan masih bisa mengendalikan, namun harus hati-hati. Sudah banyak negara membatasi stop ekspor pangan ke luar negeri atau ke negara lain. Sedikitnya 22 Negara sudah memastikan stop ekspor pangan mereka ke luar.
Krisis perang di Ukraina merembes kemana-mana.
“Jangan sampai kita merasa normal, padahal situasinya betul-betul sedang tidak normal”
Demikian penegasan Presiden Republik Indonesia, Ir.H Joko Widodo dalam sambutan Perayaan 50 Tahun HIPMI Tahun 2022, Jakarta, 10 Juni 2022, dikutip siaran pers, media dan informasi sekretariat presiden, (10/6).
Presiden Jokowi juga mengungkapkan, saat ini sudah ada negara yang inflasinya di atas dari 70%. Amerika Serikat yang biasanya kenaikan inflasi hanya 1%, kini naik mencapai 8,3%. Diperkirakan sekitar 60 negara akan mengalami kesulitan keuangan dan ekonomi, lalu bisa menjadi negara yang gagal, jika tidak mampu mengatasinya.
“Untuk sektor ekomomi, dua problem besar yang sedang terjadi, pertama, kenaikan energy. Kedua, kenaikan harga pangan. Hati-hati. Semuanya ini akan memunculkan inflasi.
Gas alam, lanjut Presiden, sudah naik 153%, batu bara 133%, minyak naik 58%, CPO naik 27%, gandum, jagung, secara-rata mencapai 30%, kedelai naik 33%. Imbasnya kemana-mana, yang ujungnya adalah inflasi. Berkaitan dengan pangan, saya ingatkan hati-hati kedepan. Berikutnya, problem yang lebih besar lagi adalah perubahan iklim. Maka persoalan pangan akan menjadi persoalan yang sangat besar bagi dunia.
“Saat ini mencapai 13 juta orang kelaparan karena keterbatasan pangan di beberapa negara. Kemandirian pangan menjadi sangat penting. Masalah pangan masalah energy tengah mengancam dunia. Saya mengajak Anggota HIPMI perlu masuk ke bidang-bidang ini”, tambah Presiden.
Dalam kesempatan yang sama Presiden Jokowi juga mengatakan, Presiden sudah menekankan kepada seluruh jajaran pemerintahan, mulai tingkat pusat sampai daerah-daerah, bahwa pembelian produk-produk dalam negeri adalah prioritas dan harus untuk membantu mendongkrak perekonomian negara.
Indonesia, lanjut Presiden, juga sudah mulai menghentikan ekspor bahan-bahan mentah keluar.
“Jangan takut untuk stop ekspor bahan mentah. Setelah stop nikel, tahun ini kita akan stop kan lagi boksit, tahun depan lagi stop tima, berikutnya tembaga dan seterusnya”, kata Presiden.
“Selamat Ulang Tahun Emas HIPMI”, kata Presiden Jokowi.
Rangkuman aktual, India melarang ekspor gandum akibat harga gandum melonjak, salah satu pemicu terbesar adalah krisis perang Rusia-Ukraina. Perang telah memicu lonjakan besar dimana Rusia dan Ukraina adalah bagian dari pengekspor komoditas terbesar.
Data Bank Dunia, Rusia dan Ukraina menyumbang 29% dari ekspor gandum global.
Kenaikan harga pangan yang terus meningkat akibat gangguan rantai pasokan, belum ditambah lagi dengan pandemi covid-19, terjadinya penurunan hasil panen dan perang Rusia-Ukraina yang sangat memberi pengaruh buruk bagi pasar pangan global.
Kenaikan dratis untuk berbagai macam produk makanan lainnya, berkontribusi terhadap kenaikan inflasi di seluruh dunia.
Tidak sedikit analis dunia merilis kajian, perang yang terus berlanjut, akan mendorong kondisi global ke arah krisis pangan, terutama biji-bijian, minyak, sayur, akan kian akut.
Bahkan, belum lama ini, Kelompok 7 Negara Industri mengeluarkan peringatan risiko krisis kelaparan dunia.
Atas krisis perang Rusia-Ukraina, sejumlah negara dalam daftar pertama sudah menempuh kebijakan melarang ekspor ke luar negeri, diantaranya, Argentina berupa larangan stop ekspor minyak kedelai, bungkil kedelai, Algeria larangan pasta, turunan gandum, minyak sayur, gula, Mesir stop ekspor minyak sayur, jagung, gandum tepung, minyak, lentil, pasta, kacang-kacangan, India larangan ekspor gandum, Indonesia larangan minyak sawit, minyak inti sawit, Iran larangan ekspor kentang, terong, tomat, bawang merah.
Kazakhstan larangan ekspor gandum, tepung terigu, Kosovo larangan ekspor gandum, jagung, tepung, minyak sayur, garam, gula, Turki larangan ekspor daging sapi, kambing, daging kambing, mentega, minyak goreng, Ukraina berhenti ekspor gandum, oat, millet, gula, Rusia berhenti ekspor gula, biji bunga matahari, Serbia stop ekspor gandum, jagung, tepung, minyak, Tunisia berhenti ekspor buah-buahan, sayuran, Kuwait berhenti ekspor keluar produk daging ayam, biji-bijian, minyak, sayur. Dan, belasan negara lainnya di dunia.
Presiden Jokowi mengajak, bangun Kemandirian Pangan dalam negeri, sebagai tekad, kerja nyata dan kerja keras semua eleman Bangsa Indonesia.
WBN│Editor – Aurel