Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Sambangi Bayi 18 Bulan Diduga Korban Salah Prosedur Pelayanan Rumah Sakit

“Saya kira perlu di uji, apakah memang unsur kesengajaan, mal praktik yang ada di situ,kalau itu terjadi dan terbukti terjadi maka siapapun yang melakukan harus mendapatkan sangsi hukum, karena pelayanan kesehatan itu tidak boleh sembarangan,tidak boleh kelalaian kita tetapi mengakibatkan orang meninggal dunia bahkan, mungkin menderita sakit seumur hidup, apabila memang ada bukti itu Komnas Perlindungan Anak tidak mentolerir itu, saya lihat faktanya bahwa anak itu di rawat inap hanya karena dia tidak terbangun mungkin pelayanan nya belum oleh dokter di sini.”katanya.

Sedangkan Yulhemi paman bayi 18 Bulan Feliani menerangkan Kronologis dugaan salah prosedur pelayanan disalah Rumah Sakit tersebut.

“Konologi nya adalah ponakan saya nama nya Feliani Nazira dan dia lahir di Taiwan, itu disana dinyatakan di sana ada saudara kembarnya, tapi saudara kembarnya disana meninggal dunia dan dikremasi disana, dengan inisiatif adik saya yang jadi korban pelecehan disana oleh namanya Fajar yang saat ini masih ada disana dan belum dideportasi dari Taiwan akhirnya adik saya pulang ke Jakarta,yang masih keadaan letih lemah, itu membawa seorang anak bayi melalui pesawat dan dideportasi, nah sampai disini beberapa lama kemudian, satu tahun disini sebenarnya menunjukkan situasi anak ini timbul penyakit seperti kejang dan lain sebagainya, karena saking paniknya dibawa ke salah satu
Rumah Sakit swasta yaitu yang bertempat di penggilingan, nah disana perawatan nya tidak memadai selain perawatan nya tidak memadai uangnya cukup besar yaitu sekitaran 25 juta, untuk kamar nya saja 1 Juta 250 Ribu itu semalam, sedangkan perawatan medisnya itu hanya ambil, tapi tidak ada hasil nya atau diagnosa yang jelas malah ditutup tutupi kami sebagai keluarga bingung penyakit anak ini apa, setelah Rumah Sakit itu jengah dengan semua ini akhirnya mendesak untuk membayar rumah sakit tapi kami tidak punya kemampuan apa apa, akhirnya kami mengadakan santunan dana, akhirnya Alhamdulillah di bantu salah satu LSM yaitu dari kawan kami dari Bapak Faisal salah satu LSM di Taiwan,KBRI di Taiwan membantu penggalangan dana disana, akhirnya menutupi pembayaran rumah sakit, dan setelah anak ini pulang dari rumah sakit, anak tersebut cuma dikasih dua obat parasetamol cukup untuk empat hari obatnya tanpa embel-embel apapun, dinyatakan sehat pada hari Jumat, Sabtu malam nya, anak ini ngedrop lagi beberapa Minggu kemudian panas lagi, kami dapat dari kawan kami menganjurkan ke RSUD terdekat jangan di bawa ke Rumah Sakit Swasta akhirnya kami bawa ke Rumah Sakit RSUD Duren Sawit yang terdekat disinilah pelayanannya Alhamdulillah dapat pelayanan di UGD selain itu ada pemeriksaan lebih lanjut sampai jam tiga pagi anak ini stabil dan pada malam itu di periksa oleh dokter, kata dokter belum tahu gejalanya karena apa anak ini sudah stabil dan untuk perkembangan selanjutnya dokter ingin pemeriksaan medis, diagnosa anak ini apakah sama dengan rumah sakit sebelumnya dengan rumah sakit ini, bila terjadi perbedaan kami sangat marah Besar.”Bebernya.
Lanjut Ke halaman Berikutnya… 

Share It.....