
WBN- Sabu Raijua, NTT- Sekitar puluhan siswa/wi Sekolah Menengah Atas atau SMA kelas Filial dari SMA Negeri I Liae melakukan Kegiatan Belajar Mengajar di ruangan bekas kandang sapi .
Pantauan Media Online Warisan Budaya Nusantara.com, ruang belajar yang merupakan bekas kandang sapi tersebut atapnya sudah bocor serta berdinding daun sehingga jika hujan lebat dan disertai angin maka para siswa tidak bisa lagi melakukan kegiatan belajar mengajar.
Selain kondisi ruang belajar yang sangat prihatin, kondisi ruang guru juga sangat prihatin karena beberapa seng sudah tidak ada serta beberapa sisi gedung tidak memiliki dinding.
Menurut Lisa Maru Juga yang merupakan guru sukarela disekolah tersebut mengatakan ruang guru yang sementara dipakai adalah bekas gudang mesin untuk olah pakan ternak.
“Ini bekas gudang mesin” katanya ,Sabtu (15/02/2025) Kapada WBN
Selain gedung yang tidak layak, upah guru sukarela juga sangat prihatin, bagimna tidak?. Masih menurut Lisa Maru Juga mereka digaji sebesar 130.000 per bulan yang dibayar setiap enam bulan sekali .
Menurut Lisa awalnya sekolah yang berlokasi di Desa Deme, Kecamatan Sabu Liae, tersebut merupakan SMA plus tapi karena terkendala persyaratan administrasi dalam proses untuk mendapatkan ijin operasional maka para orang tua serta panitia dan SMA induk mencari alternatif agar para siswa tidak menjadi korban sehingga menjadi Kelas Filial dari SMA Negeri I Liae .
Terpisah, sala seorang masyarakat yang namanya tidak Mau disebutkan berharap agar pemerintah Kabupaten maupun pemerintah provinsi mancari solusi terhadap nasib puluhan siswa kelas filial tersebut .
Menurutnya kendala yang dihadapi selama ini adalah terkait jarak antar rumah siswa ke SMA induk yang terlalu jauh sehingga banyak siswa yang putus sekolah.
Atas dasar itu, menurutnya maka para orang tua mencari solusi agar bisa ada SMA di Desa Deme.
“Anak-anak yang sekolah di sekolah tersebut ada yang dari desa raekore, benar ,kota Hawu, deme dan ledetalo, sehingga jarak sangat jauh ke SMA induk yang berada di Desa waduwala” ujarnya
Ia berharap pemerintah baik kabupaten maupun propinsi bisa membantu dengan pengadaan Bus sekolah sehingga mempermudah anak-anak untuk kembali bergabung dengan SMA induk agar mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.