WBN │ Puluhan Warga perwakilan aspirasi termasuk Mosalaki atau Pemangku Adat, Kepala Desa dan unsur Pengawas Desa Kebesani, Desa Detukeli, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, Flores mendesak wakil rakyat asal Dapil III Kabupaten Ende, Baltasar Tua melakukan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat atas pernyataan yang dikeluarkan saat reses di Desa Maurole Selatan yang mengatakan melarang kelanjutan jaringan listrik ke Desa Kebesani dan Desa Detukeli.
Hal ini disampaikan secara terbuka oleh Kepala Desa Kebesani Fitalis Pilu, Kepala Desa Detukeli Lodovikus, Mosalaki, tokoh adat lainnya serta para tokoh masyarakat kepada wartawan di depan Gedung DPRD Ende saat mendatangi Lembaga Dewan menyampaikan mosi sikap masyarakat atas lambatnya penyelesaian pemasangan jaringan listrik ke wilayah Desa Kebesani, Desa Detukeli dan beberapa titik lokasi lainnya di wilayah Kecamatan Detukeli Kabupaten Ende yang dikerjakan mulai tahuna 2017 silam namun belum rampung hingga Bulan Januari 2021.
“Kami mendesak Wakil Rakyat atas nama Baltasar Tua melakukan permintaan maaf terbuka kepada publik atas pernyataan melarang kelanjutan jaringan listrik ke Desa kami yang disampaikan saat reses di Desa Maurole Selatan lalu. Kami sudah ikuti kabar media tentang jawaban Pa Baltasar seperti apa. Katanya karena jaringan listrik belum sampai 80% lalu sudah ada yang instalasi rumah. Kami makin kecewa dan disakiti karena seharunya DPRD sebagai wakil rakyat harus mendorong semuanya itu dilakukan secara cepat agar tuntas. Harusnya DPRD mengawasi pemasangan jaringan untuk segera diselesaikan, dan juga mendorong instalasi, keduanya dikerjakan secara serius dan tuntas percepatan, bukannya melarang. Ada apa Pa Baltasar dengan kapasitas wakil rakyat mengatakan melarang. Kami nyatakan mosi tidak percaya kepada Anggota Dewan ini sebab telah melukai hati kami sebagai masyarakat. Kami Pemangku Adat yang mendukung pembangunan nasional dan daerah, juga menyatakan tidak percaya lagi kepada wakil kami”, tegas Kades Fitalis Pilu, Lodivikus dan Mosalaki Detukeli, Kebesani didampingi puluhan tokoh masyarakat yang mendatangi DPRD Ende.
Sebelumnya, media ini telah melakukan konfirmasi wawancara dengan Anggota DPRD Ende, Baltasar Tua atas pernyataan saat reses di Desa Maurole Selatan.
Berikut jawaban DPRD Baltasar Tua dalam rangkuman wawancara redaksi media ini yang telah diberitakan.
Kutipan keterangan Anggota DPRD asal Dapil III Kabupaten Ende, Baltasar Sayetua.
“Waktu itu nyala perdana listrik di Desa Maurole Selatan, saya sampaikan kepada seluruh masyarakat di wilayah Kecamatan Detukeli, bagi yang sudah nyala, berterima kasih kepada pihak PT PLN dan juga Ride dan Telaga yang sudah bekerja di Kecamatan Detukeli. Bagi yang belum, diantaranya Desa Kebesani dan Desa Detukeli, hentikan dulu pemasangan instalasinya karena memang secara aturan PLN bahwa delapan puluh porsen jaringan terpasang, baru boleh melakukan pemasangan instalasi. Ini jaringan saja belum masuk, kabel saja belum ditarik, lalu sudah ramai-ramai melakukan loby-loby”, ungkap Baltasar Sayetua.
Ditanya redaksi media ini, apakah bisa disebutkan pihak mana saja yang melakukan loby-loby itu, Wakil Rakyat Baltasar Sayetua menjawab dirinya tidak tahu karena itu bukan merupakan tugasnya.
“Berdasarkan informasi yang saya terima, satu dua keluarga yang melakukan proses itu, maka jangan sampai ditegur oleh pihak PLN, hentikan dulu, pasangkan dulu jaringan. Ini PLN sendiri juga omong, dan pada waktu saya reses di Desa Maurole Selatan. Bukan menghentikan pemasangan jaringan, tetapi selesaikan dulu jaringan baru diinstalasi. Saya sebagai ketua panitia, saya sering turun kesana dan masyarakat meminta kepada PT PLN untuk dipercepat, ya asalkan seperti itu”, ungkap Baltasar Sayetua.
Selainitu, diminta juga kepada masyarakat bahwa untuk lahan, tidak ada yang komplen, karena memang tidak ada ganti rugi dari pihak PT maupun PLN.
Menjawab pertanyaan redaksi terkait pengaduan masyarakat atas pemasangan jaringan belum tuntas, Baltasar Sayetua dalam rekaman wawancara, memberikan himbauan untuk dilakukan percepatan penuntasan kerja jaringan.
“Kalau soal jaringan, kita menghimbau kepada pemenang tender silahkan pasang. Dengan catatan delapan puluh porsen baru dipasang instalasi”, tutup Baltasar Sayetua.
Sebelumnya dikabarkan, menanggapi pernyataan wakil rakyat Baltasar Sayetua, salah satu tokoh masyarakat Detukeli, Aurelius Paro yang juga hadir menyaksikan dan mendengar langsung saat reses di Desa Maurole Selatan tanggal 5 Desember 2020, melalui telepon konfirmasi tambahan pers WBN, mengatakan bahwa pada saat itu tidak ada kesan memberi himbau tetapi mengatakan larang’.
“Tidak ada bahasa himbauan waktu itu, tapi bahasa saya larang. Harus disadari bahwa masyarakat pun sudah mengetahui sebelumnya para vendor direkomendasikan oleh PLN tanggal 2 September 2020 di Kantor Camat Detukeli, agar segera lakukan instalasi. Bahkan ada Vendor yang lakukan instalasi dari tahun 2018. Apakah itu tidak melanggar aturan?”, tandas perwakilan pengaduan masyarakat disampaikan oleh Aurelius Paro.
Sampai hari ini, lanjut Aurelius Paro, pemasangan jaringan di wilayah Desa Detukeli belum mencapai 30% atau sangat lamban.
Terhadap tuntutan aspirasi ini, Lembaga Dewan Kabupaten Ende melalui DPRD Eric Rede, DPRD Didimus Toki, DPRD Virgilius, DPRD Agus Pake, bertempat di ruang Komisi saat menerima aspirasi (11/1), mengatakan DPRD Ende segera melakukan temu para pihak, dijadwalkan hari Jumad (15/1) guna mendengarkan secara langsung aspirasi maupun tambahan, dan juga klarifikasi dari semua pihak berkompeten, terkait aspirasi ini.
WBN │redpel aurel – ndra