WBN │JAKARTA – Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan kerja untuk memantau jalannya penelitian dalam pembuatan Vaksin Nusantara di Rumah Sakit Kariadi, Semarang.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena mengatakan, pihaknya siap menjadi relawan uji klinis fase II vaksin Covid-19 buatan dalam negeri.

“Kemarin kunjungan kerja reses Komisi lX DPR RI ke UGM untuk memastikan kesiapan GeNose sebagai alat screening covid 19 yang dapat digunakan di berbagai fasilitas publik, khususnya fasilitas kesehatan RS dan Puskesmas seluruh Indonesia. Dan kami ke RS Kariadi Semarang untuk mengecek progres vaksin Nusantara yang merupakan terobosan baru pembuatan vaksin di Indonesia”, urai Melki Laka Lena.

Sejumlah Anggota Komisi IX DPR tersebut Abidin Fikri dari fraksi PDIP, Darul Siska fraksi Partai Golkar, Fadholi dari fraksi Nasdem, Ade Riski Pratama dari fraksi Gerindra, dan Nurul Yasin dari fraksi PKB.

“Semua Anggota Komisi IX yang hadir bersedia untuk relawan uji klinis fase 2 Vaksin Nusantara,” kata Melki, Selasa (16/2).

Dia menambahkan, pihaknya mendorong agar adanya percepatan dalam pengembangan Vaksin Nusantara berdasarkan Inpres Nomor 6 Tahun 2016 tentang percepatan produksi dan penggunaan Obat dan Alat Kesehatan Dalam Negeri.

Melki menyampaikan hasil paparan dari tim Peneliti Vaksin Nusantara yang menggunakan metode pengambilan sample darah calon penerima vaksin, kemudian sample diletakan pada alat khusus untuk dipertemukan dengan Antigen.

Kemudian, sample darah tadi dibiarkan selama sepekan untuk menghasilkan antibodi sebelum disuntikkan kembali kepada penerima Vaksin Nusantara setelah menghasilkan antibodi untuk melawan virus corona.

“Di dalam proses dan darah itu tadi akan menghasilkan semacam antibodi dan vaksin sendiri yang berasal dari orang tersebut,” jelas Melki.

Ia menerangkan, berdasarkan paparan dari tim peneliti Vaksin Nusantara dipastikan aman setelah melakukan uji klinis fase 1 kepada lebih dari 30 relawan vaksin. Meski begitu, ia mendorong BPOM segera mengecek hasil temuan ujin klinis fase 1 Vaksin Nusantara.

Melki menambahkan, tim peneliti juga memaparkan Vaksin Nusantara aman untuk semua golongan, termasuk warga yang memiliki komorbid dan anak-anak.

“Lebih dari 30 orang diuji klinis tahab satu itu hasilnya aman dan tidak menimbulkan efek dan gejala apapun yang membahayakan. Dan hasil penelitan antibodi nya atau Imunogenitas atau kemampuan untuk menghasilkan daya tahan tubuh terhadap Covid itu juga tinggi,” imbuhnya.

Komisi IX, lanjut dia, memastikan akan mengawal pengembangan Vaksin Nusantara terlebih vaksin Covid-19 ini dibuat secara personal, buatan anak bangsa.

“Kalau misalnya data tim peneliti setelah dicek lebih lanjut BPOM memenuhi ketentuan pembuatan vaksin yang aman dan berkhasiat, maka bangsa Indonesia bisa merayakan dengan suka cita temuan ini. Kita harus bersyukur anak bangsa mampu membuat vaksin seperti ini,” ujar dia.

Dia berharap, pembuatan Vaksin Nusantara bisa dikerjakan secepat mungkin sehingga Komisi IX DPR mendorong agar BPOM tidak hanya menunggu laporan dari setiap tahaban uji klinis, namun turut terlibat memastikan pembuatan Vaksin Nusantara memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku.

“Dalam rangka menjaga keamanan dan reputasi dari vaksin ini agar setiap tahaban betul dan memastikan semua kendala yang dihadapi bisa kita bantu dalam fungsi pengawasan. BPOM juga kita minta tidak hanya menunggu laporan,tetapi kalau bisa juga ikut dalam tim ini. Jadi bisa diketahui bagaimana semua tahaban pembuatan vaksin ini,” tandasnya.

WBN │Editor / Aurel│Redpel Aurel – Hendra

Share It.....