
Konsep dan ide dalam pengembangan kepariwisataan di tanah air juga dinilai sangat brilian, karena pengalamannya yang telah berkunjung ke berbagai negara di berbagai belahan dunia berdampak pada luasnya wawasan kepariwisataan yang mereka miliki. Kemudian landasan teoritik juga sudah mereka peroleh saat belajar di berbagai universitas ternama di dunia. Selanjutnya kombinasi pengetahuan dan pengalaman tersebut, dipadukan dengan kearifan lokal serta potensi wisata daerah yang dimiliki oleh masing – masing daerah. Sungguh pun pengetahuan dan pengalaman mereka yang sangat luas tersebut, semua dibagikan kepada masyarakat luas tanpa pamrih. Kemudian dukungan dari Tim Elang (Emak – emak Petualang) juga luar biasa. Meskipun usia lahirnya sudah senja, tetapi usia batin dan semangatnya masih sangat muda bahkan melebihi anak muda.
Selain memberikan pelatihan “Tata Kelola Objek Wisata” di balai desa Lingga Mulya, Tim Prawita GENPPARI juga melakukan uji coba perdana wisata air “River Tubing” di sungai Cikunteun 1. Selain berfungsi sebagai irigasi pertanian, sungai tersebut juga akan difungsikan sebagai spot wisata air. Namun demikian, Prawita GENPPARI menyampaikan panduan – pansuan penting keselamatan dalam pengembangan wisata air seperti river tubing ini agar para pengunjung atau pelaku wisata dapat menikmati objek dengan bahagia dan selamat. Hal tersebut ia sampaikan pada para pengelola dan guide-nya dalam memenuhi kebutuhan wisatawan akan produk dan pelayanan pariwisata yang bersih, sehat, aman dan ramah lingkungan pada masa pandemi Covid-19 ini. Ketentuan – ketentuan yang ia sampaikan merujuk pada protokol yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia, World Health Organization (WHO), dan International Rafting Federation (IRF), serta Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI).
River Tubing merupakan salah satu kegiatan berarung jeram, mengarungi sungai atau perairan yang berarus ataupun tidak, dengan mengggunakan wahana yang berbentuk bulat/donat/tube. Dede pun mengingatkan agar semua pengelola menjalankan prosedur berarung jeram sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan berarung jeram dan hindari kondisi yang dapat mengakibatkan tamu terlempar keluar dari perahu karet dan/ atau ban dalam/ tubing. Kegiatan arung jeram dilakukan di sungai dengan kondisi pada tingkat aman yang maksimal pada jalur sungai yang mudah diakses dalam melakukan evakuasi jika diperlukan, dengan klasifikasi tingkat kesulitan sungai. Wajib menyediakan pemandu yang kompeten dengan penerapan SOP River Runing System.
“ Jangan lupa pastikan seoptimal mungkin segala sarana dan prasarana yang terdapat di area kegiatan menggunakan bahan-bahan lokal yang ramah lingkungan, efisien dan sehat dalam penggunaan energi seperti listrik, gas dan sumber air, memiliki sirkulasi udara yang baik, dan pada bahan-bahan dengan pemakaian jangka terbatas seoptimal mungkin dapat dilakukan proses recycle, reduce, reuse, dan replace dalam rangka menjaga keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem “, pungkas Dede.
(Anton K/rls)