
WBN │ Persidangan atas kejahatan perang untuk pertama kali dalam konflik Rusia dan Ukraina di gelar di Ibu Kota Negara Ukraina, Kiev.
Dihitung dari Mei 2022, sudah tiga bulan Operasi Militer Rusia di Ukraina, pasukan Rusia dinilai gagal dalam tujuan awalnya untuk merebut Ibu Kota Negara Ukraina, Kiev. Militer Rusia justeru mengarahkan fokus mereka mengamankan wilayah Donbas dan Pantai Selatan Ukraina.
Sementara itu, pengadilan kejahatan perang tetap digelar di Ukraina dalam kondisi pertempuran yang masih terus terjadi sepanjang waktu.
Melansir The Moscow Times ,(23/5), vonis pertama kejahatan perang dijatuhkan pada Senin 23 Mei 2022, di tengah serangan Pasukan Militer Rusia ke wilayah Ukraina Timur, Kota Severodonetsk yang semakin meningkat
Sidang Kejahatan Perang dilakukan oleh Peradilan Ukraina atas penyelidikan Lembaga Internasional atas dugaan pelanggaran yang telah mengubah kota-kota seperti Bucha dan Mariupol menjadi semboyan kehancuran.
Meski serangan tanpa henti berlanjut, juru runding utama Rusia mengatakan pada Hari Minggu bahwa Moskow bersedia untuk melanjutkan negosiasi dengan Ukraina yang dituding telah membekukan pembicaraan sebelumnya.
Namun, harapan perundingan damai antara Rusia dan Ukraina, belum dapat dipastikan. Sebelumnya Presiden Ukraina Zelensky, pernah menyebut bahwa perang harus diakhiri dengan pemulihan total integritas teritorial. Sedangkan Rusia menginginkan demiliterisasi Ukraina.
Demiliterisasi adalah pengurangan Tentara, senjata, atau kendaraan militer suatu negara ke batas minimum yang disepakati.
WBN │Rangkuman Aktualita Manca Negara