
WBN │Perjuangan Pegiat Budaya berhasil, Pemerintah dan Masyarakat Sabu Raijua, NTT ucap terima kasih atas pembangunan rumah adat Madoto.
Rumah adat Madoto adalah rumah adat yang akan ditempati oleh Mone Ama, pemangku jabatan Pulodo wilayah adat Liae. Meski mengalami banyak tantangan dan perjuangan, pembangunan rumah adat yang satu ini akhirnya rampung dikerjakan.
“Melalui dukungan dari para Pegiat Budaya dan masyarakat setempat, pembangunan bisa berjalan dengan baik”, ungkap salahsatu penanggung jawab pembangunan, Weldy Ga Loni dalam kegiatan ritual adat Penette Ammu atau Syukuran Rumah adat Madoto, Jumad (01/7)
Menurut Weldy Ga Loni, banyak tantangan yang dihadapi dalam proses pembangunan, tetapi karena dukungan dari para Pegiat Budaya dan masyarakat Liae akhirnya pembangunan berjalan dengan lancar.
Pembangunan rumah adat Madoto, lanjutnya, adalah pergumulan panjang dari seluruh masyarakat di wilayah adat Liae. Pasalnya, rumah yang terletak di Dara Rae Dabba tersebut sudah hampir balasan tahun rusak.
Weldy Ga Loni berterima kasih kepada para Pegiat Budaya Sabu Raijua yang telah berupaya dan berjuang mencari bantuan sehingga ada orang yang tergerak membantu dengan ikhlas, baik secara moril maupun materil.
“Rumah ini sudah lama rusak, tetapi karena perjuangan teman-teman Pegiat Budaya akhirnya kita mendapatkan bantuan”, ujar Suami dari Yuyun Rame Hau.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kecamatan Sabu Liae serta beberapa Kepala Desa setempat yang telah memfasilitasi beberapa tahapan pembangunan rumah adat Madoto.
Terima kasih juga disampaikan kepada media cetak maupun elektronik yang mempromosikan budaya Sabu Raijua.
“Mewakili seluruh Bapa, Mama, Kaka Adi dan Basudara semua yang telah bergotong royong membangun Madoto, saya menyampaikan terima kasih kepada para Pegiat Budaya, kepada Pemerintah terlebih kusus Pemerintah Kecamatan Sabu Liae, beberapa Kepala Desa serta kepada rekan-rekan media yang selama ini mempromosikan budaya Sabu Raijua”, ungkap Weldy Ga Loni.
Lebih lanjut, Pegiat budaya Sabu Raijua, Jack Lawa Rohi mengatakan, rumah adat adalah salah satu identitas Sabu Raijua. Jika tidak memiliki rumah adat, lanjut dia, maka sama halnya dengan kehilangan jati diri.
“Rumah adat adalah salah satu identitas diri orang Sabu Raijua. Tidak memiliki rumah adat maka sama halnya dengan kita kehilangan jati diri”, kata Jack Lawa Rohi.
Dikatakannya, orang Sabu Raijua memiliki kecintaan akan budaya, hanya saja memiliki keterbatasan, terlebih kusus dalam membangun kembali rumah adat yang telah rusak.
Pria yang akrab disapa Marohi itu mengatakan bahwa atas dasar itulah, dirinya bersama beberapa Pegiat Budaya Sabu Raijua mencoba untuk membangun jaringan sehingga bisa mendapatkan bantuan dari salah satu sahabat dari Pulau Sumatera yang juga sebagai Pemerhati Budaya.
“Kami berusaha mencari bantuan dari Pemerhati Budaya, sebenarnya ini salah satu teguran untuk orang Sabu, orang Sumatera yang tidak ada satu tetes darah Sabu punya kepedulian, bagaimana dengan kita? orang Sabu yang sebenarnya?”, ungkap Jack Lawa Roh.i
Jack Lawa Rohi berharap Pemerintah Daerah bisa mendukung beberapa rencana pembangunan rumah adat dengan mengalokasikan anggaran serta membantu kegiatan pelestarian budaya dengan mendaftarkan Aliran Kepercayaan Jingitiu di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Kementerian minta daftarkan Aliran Kepercayaan Jingitiu. Sudah dari tahun lalu untuk didaftar, tetapi kami mengalami kendala beberapa data untuk melengkapi itu” jelasnya.
Ia juga berharap kepada pemerintah daerah agar secepatnya membuat Perda tentang masyarakat adat sebagai bentuk dukungan terhadap pemajuan kebudayan daerah.
“Daerah lain sudah ada perda masyarakat adat. Sabu sudah 15 tahun belum ada Perda tersebut. Perlu pengakuan Pemerintah Daerah terhadap masyarakat adat itu sendiri. Tanpa pengakuan pemerintah maka sia-sia”, harapnya.
Lebih dari itu, Wakil Bupati Sabu Raijua, Yohanis Uly Kale dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada para Pegiat Budaya Sabu Raijua, para tokoh adat, tokoh masyarakat serta masyarakat adat Liae yang telah bekerja keras melestarikan budaya Sabu Raijua melalui gotong royong membangun kembali rumah adat Madoto.
“Terimakasih kepada pegiat budaya, para tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat liae yang sudah bekerja keras membantu pemerintah dalam melestarikan budaya Sabu Raijua” ucapnya
Untuk diketahui, tahun 2022 terdapat tiga rumah adat yang akan dibangun di wilayah adat Liae, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
Pantauan WBN, hadir dalam kegiatan Ritual adat Pennate Medoto, Para Pegiat Budaya Sabu Raijua, Wakil Bupati Sabu Raijua, Yohanis Uly Kale, Kepala Dinas PPKO Rahel Tallo, Camat Sabu Liae ,Yohanis Gala Beding, Kapolsek Sabu Timur, Yohanis Fono, Kepala Desa Loborui, Mefi Bosed Dake Winu, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan ,tokoh pemuda dan Masyarakat sekitar.
WBN │Rus