WBN | MAROS, SULSEL-Warga di Kabupaten Maros terbelah: ada yang senang wilayahnya akan dilalui kereta api, juga ada yang kecewa dengan manajemen Badan Pengelolah Kereta Api (BPKA) Provinsi Sulawesi Selatan.
Warga yang pro dan senang ini, menganggap, adanya kereta api yang memiliki terminal penumpang di Lingkungan Pangkajene, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan, Maros Baru akan meningkatkan aktifitas masyarakat nanti dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja khususnya tenaga kerja lokal.
Pemuda Pangkajenne, Ikbal mengatakan, dengan adanya peningkatan mobilitas stasiun warga melalui jalur kereta ini, pasti akan mendorong ekonomi tumbuh dan lapangan kerja makin luas akan tetapi Kenyataan yang terjadi di lapangan itu tidak demikian padahal dalam peraturan Daerah kabupaten Maros Tentang PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN BERINVESTASI DI KABUPATEN MAROS pada pasal 5 pada Poin (a) dan (b). Yang bunyinya
Menyerap tenaga kerja lokal minimal 40 % dari jumlah tenaga kerja yang digunakan dan menggunakan sebagian besar sumberdaya lokal, Ucapnya.
Kami berharap kepada pemerintah khususnya Bapak Bupati maros dan pihak BALAI PERKERETAAPIAN SULAWESI SELATAN
dapat memprioritaskan terlebih dahulu pada tenaga kerja lokal. Jangan sampai mereka hanya menjadi penonton saja di tanah kelahirannya, Apalagi dari berbagai informasi media massa Bupati Maros bersama Kepala Balai telah menegaskan dan siap mengawal para pelamar sampai kemudian bekerja.tegas
Ada beberapa teman-teman yang belum memenuhi kualifikasi dan berkesempatan bekerja di Balai Kereta Api Sulawesi Selatan kami meminta apa yang di ucapkan bupati maros dan Kepala balai untuk merepresentasikan serta Mempertegas sebagai representase dari masyarakat dengan menggunakan persamaan hak yang katanya untuk mengawal para pekerja lokal angkatan muda; Kecewanya Ikmal
Salalah satu dari sekian banyak putra daerah dari Kelurahan Pallantikan,Maros baru, Kabupaten Maros. (Amruh Agustian)
