
WBN │Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Nusa Bunga, Flores-Lembata akan menggelar kegiatan musyawarah wilayah (muswil) III yang akan dilaksanakan di Wisma PSE, Jalan Durian Ende, Flores mulai 23- 25 Februari 2023.
Kegiatan ini akan dihadiri oleh seratus lebih komunitas masyarakat adat, pengurus daerah dan organisasi sayap Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Nusa Bunga.
Menurut Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Nusa Bunga, Philipus Kami saat konferensi pers di Jalan Udayana, Selasa (21/2/2023) mengatakan, muswil adalah bagian dari agenda konsolidasi 5 (lima) tahunan, dalam rangka pergantian pengurus. Selain itu dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk diskusi program dan pertanggungjawaban Ketua AMAN periode sebelumnya.
Melalui kegiatan tersebut, AMAN akan merekomendasikan kepada pemerintah terkait dengan hak-hak masyarakat serta kondisi global yang dihadapi oleh masyarakat. Rekomendasi yang dikeluarkan seperti himbauan terkait pembangunan berbasis lingkungan untuk menjaga keberlangsungan hidup dan ekologi.
“Saat ini kita sedang dihadapkan pada pemanasan global dan bencana maka AMAN akan menyerukan pembangunan yang berbasis lingkungan. Kita harus menjaga manusia dan ekologi di tengah pemanasan global,” katanya.
AMAN Nusa Bunga juga melihat saat ini masih ada konflik antara masyarakat adat dan pemerintah. Konflik ini masih terjadi karena masih ada ruang hukum yang kosong. AMAN mengharapkan pemerintah melahirkan payung hukum baik undang- undang dan peraturan daerah yang melindungi masyarakat adat agar tidak terjadi konflik.
AMAN Nusa Bunga juga menyerukan kepada masyarakat adat untuk menjaga ketahanan pangan dan lumbung pangan di tengah pemanasan global dan krisis pangan. Terkait dengan ketahanan pangan ini, AMAN meminta agar solidaritas antar masyarakat adat tetap diperkuat.
Mewakili Panitia Muswil III, Simon Welan mengatakan saat ini panitia telah melakukan persiapan dengan baik. Ada lima nara sumber yang akan diundang dalam kegiatan seminar sehari. Narasumber tersebut yaitu Dr. Benny K. Harman, S.H.,M.H, (Anggota DPR RI, pakar hukum) dengan materi Peran Legislasi DPR RI terhadap pentingnya Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat di Indonesia. Ersamus Cahyadi, S.H. (Deputi II Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) dengan materi Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengakuan Dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat, berikutnya. Drs. H. Djafar H. Achmad, M.M. (Bupati Ende) membawakan materi Peran Pemerintah Daerah terhadap Pentingnya Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat di Kabupaten Ende, Pimpinan Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Flores dengan materi Peran Lembaga Akademis Terhadap Pemenuhan Hak serta Antonius Yohanis Bala, SH tentang Masyarakat Adat dalam Perspektif Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Seminar ini akan dipandu moderator Elias Cima, S. Sos, M.A, Akademisi, Dosen Sekolah Tinggi Pembangunan (STPM) St. Ursula Ende, yang diketahui sebagai Aktivis Masyarakat Adat.
Acara Muswil ke IIl tersebut akan mengundang utusan masing-masing komunitas adat seluruh wilayah Nusa Bunga, (PD) AMAN dan tiga Pengurus Daerah AMAN yang ada di Flores Nusa Bunga.
Muswil ke IlI AMAN Nusa Bunga akan menentukan arah gerak organisasi selama 5 (lima) tahun kedepan serta melakukan pembenahan kembali roda organisasi agar lebih baik dalam menjawab cita-cita perjuangan masyarakat Adat.
MUSWIL nantinnya diharapan akan melahirkan perubahan daerah dengan tindakan nyata. Sedangkan agenda MUSWIL akan membahas program kerja organisasi dan merumuskan resolusi serta pernyataan sikap organisasi
Selain itu MUSWIL IlI juga akan melakukan evaluasi seluruh kinerja organisasi dan juga merumuskan sikap politik organisasi yang akan menghadapi momentum politik mendatang, dengan maksud masyarakat adat mempunyai sikap dalam memperjuangkan hak-haknya di negara ini.
Disebutkan Phlipus Kami, MUSWIL lII dapat memberikan dampak positif bagi komunitas adat dalam memperjuangkan dan mempertahankan hak-hak mereka.
DM │WBN