Tekad Dira Tome dan Denni De Mita Membangun Tambak Garam Di Sabu Raijua 

WBN- Sabu Raijua, NTT- Salah satu program bupati pertama Kabupaten Sabu Raijua, Marthen Luther Dira Tome meningkatkan ekonomi rakyat melalui tambak garam.

Sejak tahun 2014 lewat program pemberdayaan, pemerintah daerah bekerja sama dengan masyarakat pemilik lahan merintis tambak garam sekaligus mendirikan pabriknya.

Namun, sejak tahun 2018 program tambak garam itu tidak lagi ditangani dengan baik oleh pemerintah hingga banyak pekerja meninggalkan usaha tersebut.

” Sejak 2018 tidak lagi ditangani pemerintah, karena ini berkaitan dengan hajat hidup orang banyak maka kami membangun komunikasi dengan investor dan ada perusahaan yang mau mengelola dengan baik hingga melibatkan para pekerja dengan upah Rp. 1.250.000/ bulan termasuk tabungan pensiun dan BPJS. Upah ini dibayar setiap bulan melalui rekening BRI masing – masing pekerja,” demikian dikatakan mantan bupati Sabu Marthen Luther Dira Tome kepada wartawan di Sabu, Rabu (7/6/2023).

Menurut pria yang akrab disapa Matade itu, dirinya telah menggandeng PT Nataga Rai Hawu Industri dengan Direktur Denni De Mita, untuk membangun tambak garam dengan investasi sekitar 500-700 Hektar tambak Garam Di Sabu Raijua

” Saya telah menggandeng PT Nataga Rai Hawu Industri yang direkturnya bung Denni De Mita, untuk membangun tambak garam dengan investasi sekitar 500-700 Hektar Di Sabu Raijua ” ujar Dira Tome

Menurut MDT , Komuditi yang satu ini sedang sangat dicari para pedagang bukan hanya pedagang di Nusa Tenggara Timur tapi juga pedagang dari Luar NTT dengan harga yang tidak main-main mencapai Rp. 2.500-3000/kg sama seperti harga garam tahun 2017.

“Saat ini, garam menjadi ini menjadi komidi yang sedang dicari para pedagang bukan hanya pedagang di NTT justru juga pedagang yang datang dari luar NTT dengan harga yang tidak main-main mencapai Rp. 2.500-3000/kg sama seperti harga garam tahun 2017” ungkapnya .

Bagi Dira Tome, soal harga tinggi saat ini bukanlah hal utama yang memotivasi Dirinya bersama Denny De Mita berjuang membangun kembali tambak garam yang telah bertahun-tahun dibiarkan hancur, akan tetapi alasan yang sangat manusiawi adalah bagaimana efek domino dari tambak garam yang bisa menjawab dan menyelesaikan persoalan dasar masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua.

Dijelaskannya, dengan dibangunnya kembali tambak garam maka pekerja masa lalu kembali bekerja lagi dan mendapat penghasilan yang memadai.

“Ketika kita bangun kembali tambak garam maka pekerja masa lalu kembali bekerja lagi dan mendapat penghasilan yang memadai” terangnya

Alasan lain menurutnya, bagaimana para pemilik mobil truk kembali mendapat muatan dari tambak ke pelabuhan, bagaimana para sopir dan kondektur lancar mendapat muatan dan mendapat penghasilan yang baik, bagaimana pula para buruh di pelabuhan bisa bongkar muat ribuan ton sekali muat dan mendapat upah yang cukup, bagaimana pula para pedagang makan minum ringan (mamiri) diarea pelabuhan mendapat uang akibat para buruh belanja habis barang dagangan mereka serta banyak manfaat lainnya.

Sementara, direktur PT. Nataga Rai Hawu industri, Denni de mita via ponselnya mengatakan, bahwa pihaknya ingin berbuat sesuatu untuk Sabu Raijua dengan berinvestasi.

Sebagai anak Sabu Raijua yang Hidup di Jawa, Denni ingin melihat saudara -saudaranya yang ada di Sabu Raijua memiliki masa depan yang lebih baik, memiliki lapangan pekerjaan yang layak , kesehatan dan pendidikan yang baik .

Denni Beharap ada investor lain yang tergerak hatinya berinvestasi di Sabu Raijua sekaligus turut serta berkontribusi membangun pulau yang dijuluki kota para dewa itu.

” Saya itu mau berbuat sesuatu untuk Sabu. Terus saya pernah kenal dan ketemu sama Matade tahun 2015 selaku Bupati. Kita bersepakat membuat beberapa embung di Raekore, kemudian akhir 2022 saya melihat kembali, bahwa Matade lebih tepat Ada di sabu dan kembali mengurus garam yang di tinggalkan pemerintah.

Dan saya akan ikut untuk investasi di garam dengan harapan ada investor lain yang tertarik dan berinvestasi juga di Sabu. Kami ingin berbuat sesuatu untuk Sabu.Karna Kami anak Sabu yang ada di jawa ingin sabu jadi lebih baik dan orang-orang di Sabu Raijua mempunyai hidup yang baik.Memang ada unsur bisnisnya tapi manfaatnya tepat sasaran,” tandasnya.

Sementara, koordinator Kelompok tembak Ledeana, Melkianus Willa menyampaikan terima kasih Kepada Mantan Bupati Sabu Raijua, Marten Dira Tome dan Denni De Mita sebagai direktur PT Nataga Rai Hawu Industri yang telah membangun kembali tambamk garam yang menjadi sumber mata pencaharian mereka.

“Mewakili teman-teman pekerja tambak, saya menyampaikan terima kasih kepada bapa Matade dan bapak Denni De Mita sebagai direktur PT Nataga Rai Hawu Industri yang telah membangun kembali tambak garam yang menjadi sumber mata pencaharian kami selam ini” ucapnya

Saat ini, menurut Melkianus dirinya bersama beberapa pegawai tambak garam mendapat upah oleh investor sebesar Rp 1.250.000 perbulan dengan jumlah pegawai tambak untuk satu hektar tambak ada 10 orang .

” Saat ini kami kembali bekerja dengan membuka lahan tambak garam dan mendapat upah dari investor Rp 1.250.000 per bulan dan setiap kelompok berjumlah 10 orang untuk satu hektar”pungkasnya

Hasil penelusuran Media ini, tambak garam yang dibangun oleh Marten Dira Tome dan Denni De Mita telah melakukan panen perdana pada tanggal 23 Mei 2023 dan panen kedua tanggal 2 Juni 2023. (WBN Tim)

Share It.....