
Lanjutnya indikator keberhasilan kesehatan bukan dilihat dari banyak orang masuk rumah sakit tetapi sedikit orang masuk rumah sakit.
“Kalau rumah sakit sepi, syukur alhamdulillah. Lebih bagus kalau rumah sakit sepi. Namun kalau rumah sakit banyak pasien itu dipertanyakan. Apa yang telah kita lakukan, apa yang telah kita sosialisasikan ke masyarakat? Dan inilah saya harapkan garda terdepan para tenaga medis agar melaksanakan tugasnya dengan penuh cinta,” ungkap Raimundus.
Sedangkan Ketua Panitia kegiatan Maria Efrida Teda Lado Kabid Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, mengatakan selain diresmikannya program Integrasi Layanan Primer kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan komitmen dan dukungan lintas sektor serta Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam mengoptimalkan Integrasi Layanan Primer.
“Diharapkan peran serta aktif masyarakat,lintas sektor dan stakeholder agar penyelenggaraan ILP dapat berjalan baik dan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat Nagekeo.” harapnya.
Pelayanan Kesehatan Primer merupakan salah satu pilar transformasi kesehatan yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan berdasarkan siklus hidup yang mudah diakses dan terjangkau sampai pada tingkat masyarakat, keluarga, dan individu. Untuk memenuhi kebutuhan ini, puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan secara terintegrasi bersama dengan jejaring dan jaringannya agar kebutuhan pelayanan kesehatan di setiap fase kehidupan berjalan optimal. Integrasi pelayanan ini menitikberatkan pada penguatan promotif dan preventif dengan tetap menyelenggarakan kuratif, rehabilitatif, dan paliatif.
Selain itu, dengan pendekatan pelayanan kesehatan melalui sistem jejaring pelayanan kesehatan primer dari tingkat kecamatan, desa/kelurahan, dusun, rukun warga, dan rukun tetangga. Tahapan selanjutnya ialah penguatan pemantauan wilayah setempat (PWS) melalui digitalisasi dan pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan per desa/kelurahan serta kunjungan keluarga/kunjungan rumah.
“Pelayanan yang diberikan diharapkan untuk sampai di pustu dan polindes. Diharapkan semua masyarakat menjadi sasaran, benar-benar dijangkau, dijamah, dilayani. Harapan dari pelayanan primer ini ialah agar akses kesehatan menjadi mudah bagi masyarakat. Selain mereka datang, petugas kesehatan yang di desa minimal ada dua orang, satu bidan, satu perawat, dengan dua kader, mengunjungi warga masyarakat terutama bagi mereka yang berisiko, lansia, bayi balita yang tidak datang, atau ODGJ, diharapkan kunjungan langsung,” kata Efrida.
Lanjut kehalaman berikutnya…