Seorang Pria di Ngada Diduga Gauli Putri Kandung Sejak Bangku SMP

Media Warisan Budaya Nusantar

Kekerasan seksual terhadap perempuan kian marak terjadi. Pelaku biasanya orang terdekat, bahkan memiliki hubungan sedarah. Seperti yang terjadi di sebuah wilayah di Kecamatan Golewa Selatan Kabupaten Ngada NTT.

Kejadian bermula dari warga setempat yang meyakini ada teka-teki ganjil, jika curah hujan dan cuaca tidak karuan terjadi di musim kemarau, Juni 2025.

Sebab, menurut kepercayaan setempat, apabila situasi hujan tanpa henti saat musim panas, itu menandakan adanya perbuatan tercemar yang sedang dilakukan, atau dalam istilah setempat disebut “La’a Sala”, atau salah jalan.

Sangkaan berdasar keyakinan tradisi setempat ternyata terjawab. Sebuah kasus akhirnya terungkap.

Di saat hujan deras bersama guntur kilat terdengar seruan adat di tengah kampung.

“Kalian berdua, potong sudah kerbau, kamu salah jalan”, ungkap salah satu pemuka adat.

Warga pun mulai berkumpul, sambil membicarakan tanda-tanda amukan alam. Diantara mereka mulai membeberkan pengakuan kedekatan yang tidak biasa, antara seorang ayah dan anak perempuanya, yang sudah lama dicurigai warga.

Warga sekampung mulai mendatangi rumah terduga pelaku. Sebagian lainnya menghubungi anggota Polsek Golewa.

Ketika ditanya oleh para tokoh masyarakat, awalnya pelaku mengelak, namun ketika melihat masyarakat yang begitu banyak dan meneriaki perbuatannya, pelaku tertunduk, dan mengakui perbuatannya.

Tidak lama berselang, Anggota Polisi datang mengamankan pelaku. Putrinya di bawah ke sebuah puskesmas dan dilakukan visum.

Informasi yang diperoleh, berdasarkan hasil visum, sang putri positif hamil, diperkirakan usia kehamilan masuki usia 3 bulan.

Saat ditanya hubungan dengan ayahnya, awalnya sang putri tidak mengakui. Namun kemudian mengakui benar, setelah melihat video pengakuan ayahnya kepada pihak kepolisian.

Pasalnya, sang ayah saat ditanya polisi, mengakui dia menggauli anaknya sejak duduk di bangku kelas 1 tingkat sekolah menengah pertama. Saat perbuatan ini tersiar, sang putri sudah tamat sekolah menengah atas.

Informasi lainnya yang diperoleh, hubungan ayah anak dalam kejadian ini, pernah dipergoki anak laki-laki dalam keluarga yang sama. Karena malu dan tidak percaya, si anak laki-laki terpaksa minggat dari rumah dan merantau ke luar daerah.

Setelah kasus ini terungkap, anak laki-laki yang merantau baru berani menginformasikan kepada pihak keluarga.

Dia juga bercerita bahwa dirinya pernah meminta saudarinya, agar ikut merantau, demi tidak terjerat nafsu bejat sang ayah, namun ajakan baiknya justru ditolak sang saudari.

Hal senada diutarakan juga oleh  seorang kawan akrab sang putri. Saksi mengaku pernah memergoki persetubuhan keduanya, saat saksi hendak menemui sang putri di rumah.

Saksi mengaku ketakutan dan lari pulang setelah melihat kejadian yang awalnya tidak disangka sama sekali olehnya. Saksi terpaksa memilih diam. Saat kasus terungkap, baru saksi bercerita hal yang pernah dilihatnya.

Saat kabar ini diturunkan, kasus tengah berproses di meja kepolisian.

WBN – Wilibro

 

 

 

 

 

Share It.....