Maharaja Kutai Mulawarman dan Lembaga Pemangku Adat Jayakarta Menjadi Pelopor Gerakan Sadar Budaya 2025

WBN|Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Kebudayaan Nasional pada 26 Oktober 2025, Lembaga Pemangku Adat Jayakarta, Budayantara, dan beberapa tokoh adat dan budaya terkemuka akan meluncurkan Gerakan Sadar Budaya 2025. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam melestarikan kekayaan budaya Nusantara. (09/10/25)

Gerakan Sadar Budaya 2025 akan dipelopori oleh:
– Lembaga Pemangku Adat Jayakarta/Pangeran Ratu Jayakarta IX/Pangeran Abi
– Maharaja Kutai Mulawarman/DYMM Prof. Dr. M.S.P.A. Iansyah Reza, FW, PhD
– Sesepuh Pajajaran/Raden Sanyi Wijaya Nata Kusuma, penerima Satya Lencana Kebudayaan RI 2021

Gerakan ini akan mencakup berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Nusantara, antara lain:
– Kirab Budaya untuk mempromosikan kekayaan budaya Nusantara
– Festival Sadar Budaya Nusantara yang diikuti oleh Kerajaan dan Kesultanan serta Lembaga Adat dan Lembaga Komunitas Budaya, menampilkan kesenian dan tradisi dari berbagai daerah di Indonesia
– Penampilan Pasukan Adat dari berbagai kerajaan Nusantara untuk memamerkan keindahan dan keunikan tradisi dan budaya masing-masing kerajaan
– Pameran Pusaka, Senjata, dan Alat-Alat Upacara Adat Kerajaan untuk memamerkan kekayaan budaya material dan spiritual kerajaan-kerajaan Nusantara
– Acara Sakral Ritual dan Seremonial Kerajaan untuk mempromosikan kekayaan budaya spiritual dan ritual kerajaan-kerajaan Nusantara
– Pameran Pakaian Nusantara untuk memamerkan keindahan dan keandalan dan keunikan busana tradisional Indonesia
– Pameran Kerajinan dan Industri Tradisional untuk mempromosikan produk-produk kerajinan dan industri tradisional Indonesia
– Pameran Makanan Khas yang menampilkan kekayaan kuliner Nusantara
– Seminar dan workshop tentang pentingnya pelestarian budaya

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menerima kunjungan Lembaga Pemangku Adat Jayakarta dan Budayantara di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Rabu (8/10/2025). Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh adat dan budaya, di antaranya Pangeran Ratu Jayakarta IX, R.B.H. Abi Munawir Al Madani Mertakusuma atau yang akrab disapa Pangeran Abi, Bang Boim (M. Ridwan), Sukirno, G.K.R. Sekar Arum Dewi Intan, K.H. Abi Kholaq, Masdjo Arifin, dan Yayok Abidin.

Dalam kesempatan tersebut, Pangeran Abi memaparkan manuskrip bersejarah “Al Fatawi” yang diyakini menjadi salah satu peninggalan penting dari masa kejayaan Jayakarta. Ia juga menjelaskan perjalanan sejarah dan silsilah Peradaban Jayakarta sebagai warisan budaya yang memiliki nilai historis tinggi bagi bangsa Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan apresiasinya atas upaya pelestarian warisan leluhur tersebut. Ia menegaskan pentingnya langkah konkret untuk menjaga keaslian dan bukti sejarah manuskrip itu. “Kami sangat menghargai inisiatif ini. Manuskrip Al Fatawi perlu segera diuji laboratorium untuk memastikan keotentikannya agar warisan leluhur ini dapat dijaga dan dilestarikan secara ilmiah,” ujar Fadli Zon.

Menteri Fadli Zon didampingi oleh jajaran pejabat Kementerian, antara lain Syamsul Hadi, S.H., M.H., Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat; Prof. Agus Mulyana, Direktur Sejarah dan Permuseuman; B.R.A. Putri Woelan Sari Dewi, S.H., Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual; M.Taupan Ichsan Tuarita, M.H., Tenaga Ahli Bidang Pengembangan Strategi Kebudayaan dan Rani Bandawati.

Gerakan Sadar Budaya 2025 akan melibatkan berbagai pihak, termasuk:
– Kerajaan dan Kesultanan: Sebagai bagian integral dari sejarah dan budaya Indonesia, kerajaan dan kesultanan akan berperan penting dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Nusantara.
– Lembaga Adat: Lembaga adat akan menjadi mitra penting dalam melestarikan dan mempromosikan budaya adat dan tradisi di Indonesia.
– Lembaga Komunitas Budaya: Lembaga komunitas budaya juga akan terlibat dalam gerakan ini untuk mempromosikan dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia.

Dalam konteks ASEAN, gerakan ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya masing-masing. Dengan demikian, gerakan ini tidak hanya berdampak pada tingkat nasional, tetapi juga regional.

Puncak acara Gerakan Sadar Budaya 2025 akan dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2025 di Kota Tua Jakarta, dengan menampilkan berbagai kegiatan yang mempromosikan kekayaan budaya Nusantara.

Share It.....