
Media Warisan Budaya Nusantara
Peran strategis dinas pertanian kabupaten dalam mengelolah potensi daerah melalui potensi lahan yang ada, demi menopang pendapatan daerah, sangat dibutuhkan kinerja tugasnya di daerah.
Peran strategis tersebut searah dengan filosofi pembangunan Presiden Prabowo Subianto yang secara dominan menunjukan keberpihakan kepada petani, dengan moto Pertanian adalah Pilar Kejayaan Indonesia.
Menjawab kerangka pertanian sebagai pilar kejayaan dan posisi Kabupaten Nagekeo sebagai daerah irigasi pertanian terluas di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bupati Nagekeo, Simplisus Donatus bersama Wakil Bupati, Gonzalo Muga Sada, menunjuk Primus Nuwa menjadi Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pertanian sambil menunggu Kepala Dinas defenitif.
Mandat kepercayaaan yang diemban Primus, nampak dijawab dengan terobosan, diantaranya mendatangkan dana miliaran rupiah dari pemerintah pusat ke Nagekeo di tengah efisiensi anggaran.
Dalam acara peresmian salah satu kelompok tani milenial, Primus menyampaikan bahwa Nagekeo berhasil menyerap anggaran dari pusat di tengah keterbatasan, termasuk anggaran yang dari kabupaten lain di NTT akibat belum siap mengeksekusinya.
“Kita bersyukur di tengah efisiensi anggaran secara besar-besaran, Nagekeo tetap mendapatkan aliran dana pusat ±21 miliaran masuk ke kabupaten Nagekeo. Melalui program optimalisasi lahan (oplah) ± 17 miliaran dan Brigade Pangan (BP) sebesar ±3 miliaran perkelompok”, ujar Primus, (17/10/2025).
Dijelaskan, dana yang masuk ke kabupaten Nagekeo melalui Dinas Pertanian, alokasi dana awal 3.320 hektar x Rp.4.600.000, total dana oplah menjadi Rp. 15.272.000.000, ditambah alokasi dana yang ditolak dari TTS seluas 451 hektar x Rp.4.600.000 sehingga terjadi tambahan anggaran Rp.2.074.600.000.
Untuk tambahan lokasinya, kata Primus, sudah dilakukan survey semua dan masih menunggu Detail Engineering Desaign (DED) atau data teknik terinci dari Undana. Sedangkan Brigade Pangan (BP) alokasi dana hibah dari pemerintah pusat per kelompok 1-3 miliaran rupiah.
“Angka ini sangat banyak ya, begitu banyak uang yang masuk dan beredar di kabupaten kita, ditengah efisiensi anggaran. Jadi, petani sekarang sudah dipermudah dan ini sangat menarik buat kita untuk mau jadi petani. Semua pemerintah siapkan termasuk bibit dan obat-obatan” terangnya
“Kedepannya, kita lagi ajukan ke DPRD Nagekeo untuk lahan irigasi diperdakan. Sehingga tidak lagi alih fungsi lahan irigasi. Besok-besok anak cucu generasi kita tetap melihat dan melanjutkan pertanian, tidak hanya mendengar cerita karena lahan irigasi sudah berubah menjadi pemukiman” Jelas Primus
“Diharapkan peran aktif para penyuluh pertanian, senantiasa selalu memberi pendampingan kepada semua petani khususnya petani milenial. Sehingga harapan kita Nagekeo menjadi lumbung Padi NTT bahkan Nasional, pasti akan terwujud di tangan petani milenial tersebut” tutupnya
Diketahui, Kabupaten Nagekeo merupakan salah satu kabupaten dengan Irigasi Pertanian terbesar di NTT. Secara keseluruhan Nagekeo memiliki potensi lahan basah seluas 11.143 hektare. Lahan yang sudah difungsikan untuk irigasi pertanian sekitar ± 5000 hektare. Jumat (17/10)
“Jika ditotalkan lahan pertanian dan perkebunan seluas 35.349, 2 hektare. Angka ini cukup fantastis, menempatkan Nagekeo sebagai lumbung padi NTT”, pungkasnya.
Will – WBN