TNI Hadang Penyerobotan Saat Ganti Rugi Tanah Bendungan Mbay Lambo

Media Warisan Budaya Nusantara

Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Mbay Lambo di Kabupaten Nagekeo Pulau Flores Provinsi NTT, terus mengalami peningkatan pekerjaan maupun pembayaran ganti rugi warga terdampak.

Disaksikan media ini, Rabu (5/11/2025),  bertempat di Aula Pondok SVD, Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, Nagekeo, realisasi ganti rugi dihiasi aksi protes keras terhadap BPN Nagekeo dari salah satu kelompok Warga Rendu saat pembacaan nama penerima ganti rugi.

Dihimpun wartawan, salah satu warga yang serobot masuk melakukan aksi protes keras diketahui bernama Wunibaldus Wedo.

Wunibaldus mempertanyakan mengapa dirinya tidak dimasukkan dalam daftar penerima ganti rugi tersebut.

Pantauan WBN, aksi dimulai saat pembacaan nama penerima, Wunibaldus atau lazim dikenal Dus Wedo bersama para anggotanya langsung menerobos ke panitia pembaca nama dan menuju ke Kepala BPN.

Aksi terobos Wunibaldus dan kelompoknya langsung dihadang oleh Anggota TNI.

Atas kejadian tersebut terjadilah perang adu mulut dengan petugas, hingga akhirnya, hanya Wunibaldus yang diizinkan bertemu dengan Kepala BPN setempat.

Carut marut kegaduhan masih terus berlanjut, karena tidak mendapatkan jawaban, Wunibaldus mendapatkan videocall dari Kuasa Hukumnya.

Ia meminta Anggota TNI tidak menghalangi klienya menyampaikan keberatan.

Melalui videocall yang dibuka di hadapan umum, kuasa hukumnya juga meminta BPN kooperatif terhadap pengaduan kliennya.

Alot Adu Mulut dengan Petugas

Tiba-tiba suara Anggota TNI, menyerukan penegasan “Saya minta tolong jangan buat keributan disini”, tegasnya sembari mendekati Wunibaldus dan kawan-kawannya.

Anggota TNI : Saya tanya, anda punya undangan?.

Wunibaldus: saya punya hak untuk menyampaikan keberatan.

Anggota TNI: saya tanya lagi, anda punya undangan?. Yang lain silahkan kembali, biarkan satu orang yang bertemu Kepala BPN.

Wunibaldus lalu menyerahkan Hand Phone kepada Anggota TNI, sambil berkata ‘Pak Hans mau bicara’.

Hans : biarkan klien saya bertemu pak kakan, kenapa dia menghindar saat klien saya mau bertemu.

Anggota TNI: Pak Hans, izin saya meluruskan terkait keberatan terhadap BPN, saya tidak punya kapasitas untuk itu, sesuai SOP, kami hanya mengamankan proses pencairan.

Hans: tidak bisa begitu pak, masyarakat punya hak untuk melakukan keberatan.

Anggota TNI: kalau anda mau melakukan konfirmasi atau keberatan silakan ada tempatnya, tapi saat ini, sedang melakukan proses pencairan.

Hans: tidak bisa begitu, kenapa kepala BPN tidak mencairkan uang, kalau ada yang keberatan TUN saja.

Anggota TNI: saya tidak melarang atau membatasi penyampaian aspirasi. Hanya ruangnya bukan disini, saat ini sedang melakukan proses pencairan (sambil memegang pundak Wunibaldus).

Usai alot adu mulut, terlihat Wunibaldus dan beberapa Anggota TNI saling berjabatan tangan.

Wunibaldus bersama kelompoknya  meninggalkan ruangan tempat kegiatan pencairan.

Upaya wartawan mengonfirmasi para pihak yang terlibat adu mulut, masih enggan memberikan komentar.

Demikian juga Kepala BPN setempat, masih enggan berkomentar.

Wilibrodus – WBN

Share It.....