Catatan Jurnalis.
Salam Olahraga
Turnamen Sepak Bola El Tari Memorial Cup (ETMC), Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang kelahirannya tidak sekadar untuk kompetisi, tetapi berakar kuat pada seni, budaya, keunggulan dan keunikan potensi dari setiap daerah di NTT, untuk menciptakan sepak bola beradab, sepak bola Pemersatu Nusa Tenggara Timur, baik dalam lapangan pertandingan, maupun di luar lapangan, nampak dibayang-bayangi pekatnya energy negative mengitari keluhuran Turnamen El Tari Cup NTT
Pertama kali dicetuskan oleh Gubernur NTT, El Tari tahun 1969, turnamen sepak bola El Tari dibangun bukan tanpa dasar atau bukan tanpa fondasi dan tanpa akar.
Sebaliknya, Turnamen El Tari Cup dibangun di atas dasar yang sangat kokoh, yakni untuk mempersatukan Masyarakat Nusa Tenggara Timur melalui sepak bola.
Itulah akar El Tari Cup yang sesungguhnya.
Dia berakar pada budaya, pada seni, pada pamor serta kekayaan potensi alam dan manusia NTT. Dia berakar pada nilai-nilai luhur, berakar pada energy persatuan, NTT bisa, NTT bermartabat.
Dia tidak sekadar bagaimana saling mengalahkan di atas lapangan hijau. Tidak juga sekadar sepak bola bisa menjadi industri modern bersayap multi efect neraca ekonomi.
Tetapi, tentang sepak bola Nusa Tenggara Timur dengan jati diri kuat, untuk kebaikan bersama, untuk keharmonisan NTT, untuk tetap saling menghargai, saling menopang, saling mendukung dan bangga bersama dalam satu kesatuan yakni Nusa Tenggara Timur.
El Tari Cup sebenarnya adalah juga tubuh yang memiliki roh. Dia bukan tubuh kosong, yang hanya bermuatan turnamen untuk kalah dan menang main bola kaki.
Karena El Tari Cup mempunyai akar yang kuat itulah, maka tetap dijunjung bersama dan digelar secara konsisten sebagai kebanggaan Nusa Tenggara Timur.
Itulah sebenarnya energy positif El Tari Cup, dari NTT untuk Indonesia.
Sebuah energy yang telah diletakan sejak awal oleh pencetus turnamen sepak bola El Tari Cup.
Energy itu pula yang diwariskan oleh para pendahulu, diwasiatkan agar terus dijunjung, dikampanyekan kepada nusa dan bangsa, bahkan kepada dunia, bahwa Nusa Tenggara Timur juga bisa, NTT juga mempunyai “budaya sepak bola seni yang beradab”, bahkan dipakai sebagai perekat persatuan masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Itulah mandat turnamen El Tari Cup kepada seluruh generasi, mandat untuk memainkan sepak bola yang seni dan beradab, mandat untuk harmonis, mandat untuk bersatu agar sepak bola NTT maju.
Sejak semula sepak bola El Tari diakui jauh lebih besar dari sekadar adu bakat di atas lapangan, sebab selain olahraga, dia juga simbol persatuan dan persaudaraan masyarakat bumi Nusa TenggaranTimur.
Sepak bola El Tari Cup dikandung dari hati menjadi sebuah gagasan, kemudian dilahirkan ke dalam peristiwa, untuk mewartakan nilai-nilai luhur masyarakat Nusa TenggaranTimur dibalik turnamen sepak bola.
El Tari Cup adalah turnamen yang dirancang untuk diisi dengan kehangatan persaudaraan masyarakat NTT, baik dalam lapangan bola kaki, maupun di luar lapangan.
Seiring sejalan dengan seruan FIFA, NTT juga memiliki kemasan sepak bola unggul dan beradab. Hebat memainkan kulit bundar, hebat melahirkan turnamen, harus hebat pula menjunjung tinggi sportifitas, kehangatan sosial, harus menolak rasis, menolak propaganda perpecahan, saling cemooh, dan lain-lain.
Jika tidak, maka gegap gempita sepak bola hanya akan menciptakan bom waktu yang menunggu kapan meledak, kapan korban berjatuhan, panenan kekerasan, panenan perpecahan, panen raya kerusakan dan anomali hebat.
El Tari Cup dirancang untuk menepis segala potensi buruk itu. El Tari diwujudkan untuk menembus sekat-sekat gelap dan sempit itu. Eltari Cup untuk membongkar polarisasi, fragmentasi kerdil yang berpotensi menciptakan perpecahan di bumi Nusa Tenggara Timur.
Dia lahir untuk membasmi propaganda-propaganda sempit yang mengancam nilai-nilai keharmonisan masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Karena itu, seruan Sepak Bola untuk Mempersatukan, patut terus digaungkan, dan harus menembus dinding-dinding suporter, menyasar hingga ke panggung hiburan penggemar, menyerukan. ‘NTT untuk sepak bola unggul, seni dan beradab, dalam bingkai kehangatan.
Akar Jangan Dipangkas
Berguru pada tanaman. Jika akar sebuah tanaman dipangkas, maka tanaman berpotensi kering, mengalami kematian.
Pemangkasan akar secara drastis menyebabkan gangguan serius untuk penyerapan nutrisi dan air bagi tanaman.
Akar wajib dijaga demi tetap menjadi jangkar fisik bagi tanaman, agar tetap hidup.
Demikian pula turnamen sepak bola El Tari Cup. Wajib ditegaskan bahwa kehidupan dan keseimbangan El Tari cup tidak sekadar terletak pada laga demi laga adu bakat kulit bundar sepak bola itu sendiri.
Lebih dari itu keberlangsungan El Tari cup terletak pada akarnya yang harus tetap awet dan utuh, wajib dirawat dan dibela bersama oleh seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur, sepak bola untuk bersatu.
Energy Negative
Seiring perkembangan zaman, pesatnya kemajuan teknologi, transformasi kepada ekosistem digital yang luas, tersedianya kolom-kolom media sosial yang cenderung bebas dan liar.
Dari situ menghadirkan tantangan terbuka untuk masyarakat NTT, tanpa terkecuali dalam bingkai sepak bola El Tari Cup.
Menjadi rahasia umum, dibalik gegap gempita Turnamen sepak bola El Tari Cup, beranda sosial dipenuhi caci maki, hujatan hingga ancaman kekerasan di-obral ke ruang baca khalayak Nusa Tenggara Timur.
Perekat sosial seolah hilang ditelan bumi. Begitu juga fondasi-fondasi sosial yang berabad-abad terjaga dalam sejarah, budaya, religi, pendidikan maupun kekerabatan, dan seterusnya, seolah pudar seketika, hanya karena soal sepak bola kalah dan menang Turnamen El Tari Cup.
Begitu entengnya ujaran caci maki, ungkapan kebencian, cemooh diproduksi bebas, kemudian dipamerkan ke kolom-kolom media sosial.
Tebaran energy negative saling merendahkan, saling bully, bahkan memperolok antar daerah, antar suku, ras, dibaluti propaganda-propaganda perpecahan, mengisi kolom media sosial seperti Facebook dan whatsapp, tersebar luas tidak terbendung.
Wajah sepak bola NTT menjadi tidak begitu menarik, seketika menjadi buram, bagaikan bom waktu, yang menunggu kapan jatuhnya korban akibat gesekan energy negative jagat sosial yang bisa saja dibawa ke alam nyata.
Bukan tidak mungkin berpotensi melebar, hingga mencaci maki nenek moyang, keturunan, dan lain-lain.
Siapa yang Salah
Mencari pembenaran dalam urusan pasar gelap, propaganda sempit dan tebaran caci maki dibalik Turnamen El Tari Cup, bukanlah tawaran bijak dalam menakar ancaman pecah belah persatuan masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Yang dapat dilakukan adalah edukasi yang melibatkan seluruh elemen di bumi NTT.
Mulai tingkat provinsi hingga pelosok desa, harus dibangun satu irama edukasi yang sama, bahwa sepak bola di NTT tidak untuk ajang pecah belah.
Segala bentuk narasi yang panjang maupun pendek, yang bermuatan kebencian, memancing perpecahan, bernada caci maki, propaganda cemooh, harus dilawan bersama !.
NTT harus memilih menjadikan musuh bersama untuk setiap aksi menebar kebencian yang bisa menjadi biang kekacauan, menimbulkan rapuhnya persatuan kesatuan di NTT.
“NTT jangan lengah, waspada doktrin dan paham-paham radikalis bermain, memanfaatkan kolam keruh dibalik turnamen sepak bola El Tari Cup, merusak persaudaraan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang terkenal kokoh dan terjaga utuh”.
Salam Olahraga
Catatan Jurnalis.
