WBN│Penderitaan Masyarakat Riung raya di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur atas kondisi buruk infrastruktur jalan, jalur Riung menuju Kota Bajawa sebagai Ibu Kota Kabupaten Ngada, belum berakhir hingga tahun 2021.
Setiap musim hujan tiba, masih begitu banyak titik jalan menjadi kubangan berlumpur licin dan penuh resiko. Untuk akses menuju ibu kota kabupaten sendiri di Kota Bajawa, butuh energy besar bagi warga Riung, sebab harus menempuh rute panjang, memutar haluan dari Riung menuju Kabupaten Nagekeo, mengikuti rute Riung-Mbay, selanjutnya menggunakan jalur jalan tengah Rendu menuju Boawae, lalu masuk jalan negara Ende-Bajawa, baru menuju Kota Bajawa.
Andai saja ruas jalan Bajawa-Riung Flores NTT layak pakai ataupun tidak rusak dan minim resiko, maka jarak tempuh dalam daerah, akses Riung menuju Kota Bajawa hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Namun, dengan kondisi jalan yang sangat memprihatinkan, warga Riung harus berbelok haluan menuju kabupaten tetangga Nagekeo, baru menuju Bajawa, dengan jarak tempuh lebih dari 3 jam. Makan energy, makan ongkos, high cost economy.
“Guna dapat mengurus segala keperluan pendidikan, saya start dari Watu Lajar Riung menggunakan sepeda motor sekitar jam 7.00 pagi, ya terpaksa harus menuju ke kabupaten tetangga Nagekeo dulu, baru melalui jalan tengah Rendu masuk Boawae dan melintas jalan negara Ende-Ngada menuju Kota Bajawa hingga tiba di Kantor Dinas Pendidikan Ngada. Saya tiba di Kota Bajawa jam 11.30 siang. Padahal jika jalan Bajawa-Riung kondisinya baik, kami hanya butuh waktu 1,5 jam untuk tiba Kota Bajawa. Setiap musim hujan tiba, jalur Bajawa-Riung sangat beresiko, sejumlah titik jalan rusak parah, terdapat banyak kubangan berlumpur dan licin. Saya tidak berani tempuh jalur tersebut karena sangat beresiko dan jika terjadi apa-apa, sudah pasti urusan pendidikan pun terbengkalai, atau tidak sampai tujuan”, urai Kepala Sekolah SDI Watu Lajar Riung, Wenceslaus Bhara saat dijumpai media ini di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Ngada, Kota Bajawa, Kamis (04/03/2021).
Bertempat di Kantor Dinas Pendidikan Ngada, Kamis (04/03/2021) awalnya Wenceslaus Bhara sedikit enggan meladeni perbicangan awak media. Namun, sesaat usai berkenalan, mengetahui bahwa yang mengajak bicara adalah jurnalis berita, Wenceslaus Bhara yang nampak masih kelelahan usai menempuh rute panjang, langsung bersahabat dan berbagi informasi riwayat Riung raya dalam catatan.
Menurut Kepsek SDI Watu Lajar, Wenceslaus Bhara, akses transportasi Bajawa-Riung sangat memprihatinkan. Selain masalah transportasi jalan, lanjut dia, berikutnya masalah penerangan yang belum begitu optimal, serta masalah akses jaringan internet untuk wilayah Riung.
“Tidak hanya masalah jalan, tetapi listrik pun belum begitu optimal. Juga masalah jaringan internet. Jadi, jangan heran jika kami tidak dapat mengakses kegiatan-kegiatan seperti virtual pendidikan, dan berbagai hal lainnya, sebab kami disana tidak didukung dengan jaringan internet layak, seperti wilayah lain”, ungkap Kepsek SDI Watu Lajar Wenceslaus Bhara.
Ruas jalan Bajawa-Riung Kabupaten Ngada, Flores merupakan jalur Jalan Provinsi, yang dari tahun ke tahun selalu disodori aspirasi untuk dilakukan peningkatan jalan secara lebih signifikan, agar layak dipakai oleh masyarakat. Riung raya merupakan sebuah wilayah besar di Kabupaten Ngada yang dikenal luas, dan merupakan daerah yang sangat potensial multi sektor, serta kaya dengan kharisma pariwisata, berdaya jual internasional.
Dikutip redaksi media ini, Kamis (04/03/2021), Kepsek SDI Watu Lajar, Wenceslaus Bhara mengatakan, warga Riung berharap para pihak terkait, baik Pemda Ngada maupun Pemerintah Provinsi NTT dapat mengambil sikap tanggap kondisi, mengurusi kerusakan akses jalan Bajawa-Riung, terlebih pada saat musim hujan, demi keadilan dan kerinduan masyarakat.
Ket foto 1: Kepsek SDI Watu Lajar, Wenceslaus Bhara saat mengurus kepentingan sekolah SDI Watu Lajar Riung di kantor Dinas Pendidikan Ngada dan pelayanan Pegawai Dinas.- Foto 1 : Kepsek SDI Watu Lajar, Wenceslaus Bhara
WBN│Editor/Aurel│Redpel Aurel-Hendra