Kadis PKKO Apresiasi Pesta Pendidikan Do Hawu

WBN l NTT – Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (PKKO) Sabu Raijua, Rachel B. Tallo, mengapresiasi kegiatan Pesta Pendidikan Do Hawu (PPDH) yang diselenggarakan oleh Pegiat Literasi, Pengajar Muda Indonesia Mengajar dan Yayasan Sheep Indonesia adalah kegiatan yang sangat baik dan tepat.

“Kegiatan ini yang sangat baik dan Sarai Menginspirasi itu sangat tepat. Karena, ini melibatkan lintas sektor, Pendidikan tidak hanya pengetahuan saja. Pendidikan tidak hanya Kognitif (Pengetahuan) atau Afektif (sikap) dan Psikomotorik. Tetapi butuh kolaborasi dari semua bidang” Katanya, saat briefing Relawan Inspirator, Sarai Menginspirasi PPDH di Aula Lopo Napae, Kamis (17/11/21).

Lebih lanjut menurut Mantan sekertaris Dinas Pariwisata itu , ketiga komponen tersebut membutuhkan harmonisasi dari semua bidang, tidak hanya pendidikan. Karena orang sudah mengerti, memahami baru bisa melaksanakan. Karena itu, dirinya sangat mensuport kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini, fokus pada Sekolah Dasar (SD) lebih khusus kelas tinggi (4-6), masa pembentukan karakter atau pengenalan jati diri dan mereka masih kecil. Perlu tuntunan, pendampingan yang lebih teliti,cermat,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa tanpa sekolah orang bisa sukses tetapi di era sekarang semua orang harus sekolah karena di didik dengan baik dan mempunyai keterampilan yang mumpuni. Apalagi di era digital seperti saat ini.

“Orang bisa sukses tanpa sekolah dan tanpa ijazah, tetapi dengan perubahan jaman dan di era digital seperti saat ini semua harus sekolah. Pendidikan sangat penting dan semua orang termasuk Dinas Pendidikan menyukseskan program literasi dan Kemendikbud, supaya anak-anak bersekolah secara baik,” lanjutnya.

Sebagai Kepala Dinas Pendidikan, dirinya sangat prihatin dengan dampak dari covid-19. BDR dan jam tatap muka yang sangat terbatas, mengakibatkan banyak anak sekolah yang lupa huruf (kelas rendah). Sehingga ini menjadi tanggung jawab semua pihak.

“Dampak Covid-19 ini, banyak anak-anak kita yang kelas renda tidak lagi mengenal hruf dan itu sangat berbahaya. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama supaya mereka kembali bs abaca dan tulis,” katanya.

Ditambahkannya, anak-anak harus dijarkan sopan santun sejak dini. Karena teladan yang pertama adalah keluarga dan kedua adalah sekolah. Karakter anak harus dibentuk sejak kecil.

“Berharap, kegiatan ini bisa melihat dan belajar bersama. Selain itu, dari kegiatan ini harus menghasilkan output. Karena kegiatan ini walau kecil tapi sangat bermanfaat,”katanya.

Sementara Ketua Panitia PPDH, Jefrison Haryanto Fernando dalam kesempatan itu mengatakan bahwa semua Relawan baik yang ada di Sabu Raijua maupun yang datang dari luar Sabu Raijua yang terlibat dalam kegiatan Pameran Kampus (PK) maupun kegiatan Sarai Menginspirasi (SM), datang untuk memberikan perhatian kepada Pendidikan di Sabu Raijua.

“semua Relawan baik yang ada di Sabu Raijua maupun yang datang dari luar Sabu Raijua yang terlibat dalam kegiatan Pameran Kampus (PK) maupun kegiatan Sarai Menginspirasi (SM), datang untuk memberikan perhatian kepada Pendidikan di Sabu Raijua,” ujarnya.

Menurutnya dalam konteks pendidikan Kontemporer , tanggungjawab memajukan Pendidikan Bukan saja menjadi tanggungjawab guru, orang tua dan pegiat pendidikan tapi harus menjadi tanggungjawab semua elemen.

“Dalam konteks pendidikan Kontemporer , tanggungjawab memajukan Pendidikan Bukan saja menjadi tanggung jawab guru, orang tua dan pegiat pendidikan tapi harus menjadi tanggungjawab semua elemen,” tambahnya.

Lebih lanjut menurut pegiat Literasi itu , Bicara pendidikan maka bicara tentang masa depan , bicara pendidikan adalah bicara tentang harga diri dan martabat seseorang maupun martabat sebuah daerah. Sehingga saat ini pendidikan tidak boleh hanya dilihat dari orang memiliki ijasah atau tidak, orang bisa membaca dan menulis atau tidak tapi pendidikan juga bicara soal bagimana seseorang memotivasi dan menginspirasi orang lain melalui kegiatan kolaborasi lintas sektor untuk membangun dunia pendidikan di negeri ini.

“Bicara pendidikan maka bicara tentang masa depan , bicara pendidikan adalah bicara tentang harga diri dan martabat seseorang maupun martabat sebuah daerah. Sehingga saat ini pendidikan tidak boleh hanya dilihat dari orang memiliki ijasah atau tidak, orang bisa membaca dan menulis atau tidak tapi pendidikan juga bicara soal bagimana seseorang memotivasi dan menginspirasi orang lain melalui kegiatan kolaborasi lintas sektor ” ujar Nando sapaan akrab jefrison

Dijelaskannya, kegiatan Sarai Menginpirasi (SM) akan dilksanakan di 4 SD. Insiprator akan memperkenalkan tentang profesi, karier dan juga tentang pendidikan dari para inspsirator sehingga anak Sabu Raijua mendapay hal baru yang selama ini mereka belum ketahui dan perlu diperkenalkan kepada mereka.

“kegiatan Sarai Menginpirasi (SM) akan dilaksanakan di 4 SD. Insiprator akan memperkenalkan tentang profesi, karier dan juga tentang pendidikan dari para inspsirator sehingga anak Sabu Raijua mendapay hal baru yang selama ini mereka belum ketahui dan perlu diperkenalkan kepada mereka.

Untuk diketahui bahwa Kegiatan Pesta Pendidikan Do Hawu terdiri dari 2 item kegiatan yaitu Pameran Kampus atau PK dan Sarai Menginspirasi atau SM. Sasaran dari pameran kampus adalah seluruh siswa SMA Kelas 3 yang akan dilaksanakan dari tanggal 15-26 November sedangkan sasaran dari kegiatan Sarai Menginspirasi adalah para siswa di 4 SD yaitu SD Impres Ledemera, SD GMIT Raerobo, SD Negeri Matei dan SD Negeri Tada. Pelaksanaan kegiatan Sarai menginspirasi dipakukan selama 3 hari dari tanggal 18-20 November 2021. Rept l L3 l

Share It.....