
WBN.GARUT – PDI Perjuangan Kabupaten Garut melaksanakan kegiatan Pendidikan Kader Pratama Pelatihan Penggalangan dan Penguasaan Terotorial angkatan pertama yang dilaksanakan pada hari Senin sampai Rabu dari tanggal 7- 9 Februari 2022, bertempat di Hotel Agusta, Jln. Cipanas, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.
Dikatakan Ketua DPD PDI Perjuangan dr. Ribka Tjiptaning bahwa kader supaya tidak asal masuk akan tetapi harus tahu sejarah PDI Perjuangan. Mereka tidak mudah untuk masuk harus melalui jenjang.
“Saya juga dari ranting dulu sebelum sampai sekarang ini,” ungkapnya.
Ia menegaskan, kalau para kader tiba tiba ada di atas mereka akan kurang mengenal yang di bawah lagi pula harus merasakan di PAC. Jadi para kader harus melalui jenjang.
Menurutnya untuk pemetaan, bukan saja yang mengikuti kaderisasi saja, itu tidak cukup akan tetapi, kita punya ranting di Kabupaten Garut sebanyak 442 desa, sedangkan orang disini cuman seratus lebih.
“Sedangkan yang lainnya tetap ikut bergerak melalui badan badan,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua PAC PDI Perjuangan Kabupaten Garut Yudha Puja Turnawan mengatakan, kegiatan ini yaitu kaderisasi ini yang wajib memahami idiologi Pancasila 1 Juni 1945, dan kader juga harus mampu mengejawantahkan konteks idiologi yang mengedepankan kepentingan bangsa, Negara, dan rakyat di atas kepentingan pribadi.
Para kader harus bergerak terus di tengah masyarakat seperti yang telah disampaikan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Mbak Ning,” ujarnya.
Yudha menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari, dimana di dalamnya ada sesi juga yang membicarakan terkait anggaran dasar dan rumah tangga partai, tata kelola partai, terus bagaimana tupoksi kader yang di struktural baik dari ranting relasi dengan pemerintahan, tingkat Kecamatan dan pemerintahan desa.
Sedangkan yang paling lama dalam Pendidikan Kader Pratama ini dengan durasi waktu memakan 1 hari yaitu berupa pemenangan 2004 dalam konteks penggalangan penguasaan teritorial dan dimulai dari sekarang,” katanya.
Yudha menuturkan untuk para kader diberikan pemahaman, bagaimana konteks bergerak di tengah masyarakat yang harus mengambil inisiatif ketika ada permasalahan- permasalahan, mencari solusi bersama.
Dalam kaderisasi ini pihaknya tidak main-main, karenanya usai melaksanakan Pendidikan Kader Pratama ini, para peserta tidak langsung diberikan sertifikat, melainkan harus melaksanakan tugas lapangan selama 3 bulan,” terangnya.
Yudha berharap setiap peserta kaderisasi Pendidikan Pratama ini harus bisa penetrasi masyarakat, dan menginventarisir berbagai permasalahan termasuk sarana prasarana lingkungan.
Untuk itu mereka harus bisa berkomunikasi pada kader PDI Perjuangan baik eksekutif dan legislatif, sehingga nantinya diharapkan menghasilkan kebijakan yang berpihak pada masyarakat,” pungkasnya. (Udg)