Abah Anton Tokoh Sunda: Acung Jempol Kegiatan Sawal Budaya BRI Tasik, Glora Spirit Kebangsaan dan Cinta Tanah Air

Dalam pemaparannya, Abah Anton menjelaskan bahwa hal tersebut sebenarnya sudah ada dalam Amanat Galunggung (AG) yg dibuat sekitar 900 thn yang lalu , yang merupakan Pantrangan atau larangan bagi seorang Sinatria atau pemimpin dalam cara memerintah, yakni:

Mulah kwanta (jangan berteriak)

Mulah majar laksana (jangan menyindir)

Mulah madahkeun pada janma (jangan menjelek2kan orang lain)

Mulah sabda ngapus ( jangan sekali2 berbohong).

Kemudian pada Naskah AG verso VI mengungkap pantangan2 lain sebagai pemimpin dalam ilmu wujud air “patanjala”, bahwa seorang kesatria sunda sejati : Jangan mudah terpengaruh; Jangan peduli terhadap godaan, Jangan dengarkan ucapan yang buruk.dan menghasut , karena banyak Negara Hancur sebagaimana terjadi di Timur tengah seperti : Lybya, Iraq, Syiria , Afganistan dll, Negara tsb Hancur karena Rakyatnya Terhasut lebih percaya berita bohong, ikut menjelek2an Negaranya Sendiri.

Bahkan ada amanat khusus pada Naskah Amanat Galunggung yang mentik beratkan arti penting pada Cinta tanah air. Yakni, agar para ksatria, generasi muda kader penerus bangsa mampu mempertahankan tanah leluhurnya (kabuyutan), mampu mempertahankan tanah airnya, jangan sampai terkuasai oleh orang asing atau para kapitalis.

Bahkan karena dianggap sangat penting sikap untuk mempertahankan tanah air ini, sampai-sampai ada sumpah atau amanat khusus dari seorang Raja Galuh Prabu Darma Siksa (abad XII) bagi para penerusnya, bahwa bila Rajaputra sbg generasi penerus tidak mampu mempertahankannya. Maka dikatakannya, Dia lebih Hina dari Bangkai yang paling busuk yang ada di tempat sampah.

Jaga direbutnya / dikuasainya tanah leluhur oleh orang lain (Jaga beunangna kabuyutan ku sakalih).

Akan banyak para pedagang yang ingin merebut tanah leluhur (Banyaga nu dek ngarebut kabuyutan).

Yakni orang-orang asing yang ingin merebut tanah leluhur (Asing iya nu meunangkeun kabuyutan).

Lebih berharga kulit musang ditempat sampah daripada Rajaputra tidak mampu mempertahankan tanah leluhur yang direbut orang lain (Mulyana kulit lasun di jaryan, modalna rajaputra antukna beunang ku sakalih).

“Maka Sebagai Masyarakat Nusantara, Khususnya masyarakat Sunda, terutama kita semua yang ada dan lahir di kaki Gunung Galunggung, agar kembali mengikuti Pesan2 penting , sbg warisan leluhur. yang tercatat pada Amanat Galunggung. Terutama kaitannya dalam menjaga keutuhan NKRI.

Kita jangan mau lagi diadu domba yang sudah pasti akan merusak tatanan kehidupan masyarakat, dan keutuhan NKRI ,”tuturnya

Share It.....