KAMPUNG ADAT NAMATA di Kabupaten Sabu Raijua, NTT

OLEH:JEFRISON HARIYANTO FERNANDO, S.I.P

WBN, NTT – Bagi masyarkat Sabu Raijua nama Namata tidak lagi menjadi hal baru ketika di dengar. Namata merupakan salah satu nama kampung adat dan kampung megalitik yang ada di wilayah adat habba atau di Kecamatan Sabu Barat, Desa Raeloro. Selain sebagai nama kampung adat, Namata juga merupakan nama sala satu suku Besar yang ada di Kabupaten Sabu Raijua kususnya di wilayah adat Habba yang dalam wilayah administrasi masuk pada Kecamatan Sabu Barat.

Fhoto Google Earth (KAMPUNG ADAT NAMATA, NTT)

Kampung adat namata terbentuk dan didirikan oleh salah seorang tokoh terkenal orang Sabu Raijut pada zaman dulu yang bernama ROBO ABA. Ia memiliki 4 orang anak yang dari ke empat anak itulah awal mula terbentuknya 4 Suku besar yang ada di Sabu Raijua kusunya di Kecamatan Sabu Barat yaitu anak pertama bernama Tunu Robo yang menurunkan udu Namata, anak kedua bernama Pilih Robo yang menurunkan udu/suku Nahoro ,anak ketiga bernama Hupu Robo yang menurunkan Udu/suku Nahupo serta Dami Robo yang menurunkan Udu/suku Nataga.

Robo Aba pada masa itu merupakan sala satu pemimpin besar diwilayah adat habba setelah terjadi pembagian 5 wilayah adat di Kabupaten Sabu Raijua pada zama Way Waka , dimana Wai Waka memiliki anak yang bernama Dara way yang mendapat jatah wilayah adat terluas yaitu wilayah adat Habba yang meliputi wilayah administrasi Kecamatan Sabu barat, Kabupaten Sabu Raijua. Selain itu, Robo Aba memiliki banyak pasukan dan pemburu yang bertugas untuk berburu babi hutan untuk makanan sehari-hari Robo Aba pada saat itu.

Sebelum tinggal dan berkediaman di Namata , Robo Aba awalnya tinggal di kampung yang bernama Hanga Rae Robo, yang sekarang terletak di Desa Robo Aba, Kecamatan Sabu Barat Kabupaten Sabu Raijua. Pada suatu hari ia menyuruh anaknya Tunu Robo bersama beberapa pasukan lainnya untuk pergi berburu ke sebela barat dari kampung hanga rae robo yang bernama Radja Mara Kanni Bahi sekarang menjadi namata. Di daerah yang bernama Radja mara Kanni Bahi inilah mereka menemukan begitu banyak babi hutan atau bahasa Sabu wawi Addu.

Share It.....