Tradisi Sakral Buyut Semengka  Masyarakat Desa Legok Indramayu 

WBN, INDRAMAYU – Kabupaten Indramayu sangat kaya akan adat istiadat leluhur yang hingga saat ini masih terus terpelihara. Salahsatunya tradisi ujungan buyut semengka di Blok Slaur Desa Legok Kec. Lohbener Kab. Indramayu, pada Sabtu (5/11/2022).

Desa Legok Setiap satu tahun sekali di antara bulan Muharam dan Safar selalu diadakan tradisi mermule atau yang biasa disebut dengan Tradisi Unjungan oleh masyarakat setempat.

Tradisi Unjungan yang digelar setiap tahun ini merupakan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus dalam rangka doa bersama untuk arwah leluhur dan kerabat yang telah meninggal dunia serta demi keselamatan seluruh warga desa Legok.

Kegiatan tahunan ini pada intinya bersedekah makanan dan uang untuk warga desa yang kurang mampu juga sebagai cermin diri agar selalu bersyukur atas hasil bumi yang berlimpah.

Pada tradisi Unjungan itu, setiap warga desa Legok buyut semengka membawa tumpeng dan berbagai macam makanan lainnya.

Foto bersama Panitia Unjungan Buyut Semengka (foto Anton)

Unjungan dari arti kata mengunjungi itu digelar setiap tahunnya. Dalam acara adat tradisi tersebut juga diisi dengan berbagai macam kegiatan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat setempat, umumnya tradisi unjungan ini dilaksanakan ditempat keramat atau kebuyutan atau makam sesepuh desa atau pendiri desa pada masa lampau.

Selain mengenang dan memberikan penghormatan kepada leluhur kita, yaitu Buyut Semengka juga warga berziarah ke makam orang tua atau keluarganya yang sudah meninggal dunia.

Ketua Panitia ujungan buyut semengka Rohid mengatakan, rangkaian acara pelaksanaan upacara adat Unjungan Buyut ini selain diisi acara tahlilan dan doa bersama juga dimeriahkan berbagai macam karnaval dan hiburan, seperti arakan singa depok, temoan, dan pagelaran sandiwara chandra sari.
” acara tersebut berdasarkan kesadaran dan urunan warga,” ujarnya.

Dikatakan Ketua Panitia unjungan buyut Semengka Tato Nuryanto, tradisi unjungan adalah tradisi sakral di Kabupaten Indramayu dalam menjunjung tinggi adat istiadat warga setempat.

Adapun, intisari dari tradisi unjungan adalah ziarah dan berdoa kepada para leluhur yang sudah tiada.

Selain itu, Tradisi Unjungan juga sekaligus sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.

“Kegiatan unjungan ini dilaksanakan setiap tahun sekali. Anggarannya juga dari patungan masyarakat,” ujar dia.

Kuwu Desa Legok, Arih Jaharih menjelaskan, dalam pelaksanaannya seluruh masyarakat berkumpul di Pesarean Buyut Semengka atau kebuyutan lalu melaksanakan doa bersama.

“Habis berdoa masyarakat makan bersama. Untuk konsumsi ini ialah nasi dan lauk pauk yang dikumpulkan dari hari-hari sebelumnya lalu dijadikan tumpengan,” ujar Kuwu Arih.

Setelah itu, dilanjut dengan kirab budaya dan seni kreasi yang menampilkan kesenian tradisional dan kreativitas masyarakat setempat.

“Arak-arakan dengan kesenian tradisional ini yang menjadi acara intinya, warga arak-arakan dengan berkeliling desa,” ujar dia.

Masih menurut Arih Jaharih, Tradisi Unjungan selalu dinanti masyarakat setiap tahunnya.

Kegiatan ini juga membuktikan bahwa kekompakan serta gotongroyong antar warga selalu terjaga.

Ditempat terpisah, Bupati Indramayu Hj. Nina Agustina, S.H., M.H., C.R.A. menyampaikan, festival maupun adat tradisi yang ada di indramayu salah satu upaya melestarikan budaya dan kesenian Indramayu sebagai icon yang wajib dilestarikan.

Nina mengaku bangga karena seni dan budaya Indramayu kini dikenal masyarakat luas bahkan sampai ke mancanegara. Untuk itu terus dijaga dan dilestarikan keberadaanya. (Anton K)

Share It.....