
WBN |INDRAMAYU – Pemdes Rambatan Kulon Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, menggelar rangkaian sedekah bumi yang dipusatkan disekitaran lapangan Rambatan Kulon, Rabu (16/11/2022).
Tradsi sedekah bumi diawali dengan membaca doa bersama dilanjutkan dengan arak- arakan, pagelaran seni tradisional seperti Tari Topeng, Seni Tradisional Reog Trio Putra (Samsi Group), alat musik Angklung dan malamnya Sintren. Upacara sedekah bumi sendiri adalah tradisi yang dilakukan pada awal bulan Muharam atau Syura. Acara ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Kuasa karena telah memberikan bumi tempat kita berpijak dengan segala rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia. Acara ini umumnya digelar di tempat umum yang dianggap sakral, balai desa, atau lapangan. Seperti upacara tradisional daerah kebanyakan, masyarakat akan menyajikan sesajen saat melakukan upacara Sedekah Bumi. Tetapi, seiring perkembangan zaman, sesajen ini hanya berupa simbolis untuk menghormati adat dan para orang tua saja, tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang mempunyai nilai magis.
Kepala Desa Rambatan Kulon Kuwu H. Kuswanto menjelaskan umumnya upacara sedekah bumi adalah ritual tradisional yang dilakukan masyarakat Jawa sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi dan dilaksanakan pada tanggal 10 muharram. “Alhamdulillah antusias warga sangat guyub ” urainya.
Ditambahkannya, bahwa upacara sedekah bumi dipercaya berawal dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa dengan media wayang kulit oleh Sunan Kalijaga. Dalam pagelaran wayang kulit tersebut diselipkan makna atau pesan-pesan tentang materi keislaman yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Menurut kuwu H. Kuswanto bahwa prosesi ruwatan juga menyatakan bahwa pemerintah hadir dan mendukung setiap tradisi masyarakat sebaagai bentuk kekayaan dari masing-masing daerah asal tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku dan nilai-nilai keimanaan masyarakat.
Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua nampak semangat mengikuti serangkaian ritual adat tersebut. Selain ini juga ada barisan di mana warganya masing-masing membawa tumpeng, suasana semakin meriah dengan aneka tumpeng warna warni. Menurut H. Kuswanto memang sudah menjadi adat bagi masyarakatnya dengan menggelar adat sedekah bumi.
Salah-satu-tumpeng-berukuran besar turut menghiasi halaman lapangan
“Artinya, dengan kegiatan ini dimaksudkan untuk sedekah bumi. Selametan warganya, dusunnya dan juga harta benda miliknya (warga).
H. Kuswanto mengatakan, selain tumpeng besar yang diarak secara bersama dengan dipanggul sejumlah warga, juga ada kurang lebih ratusan tumpeng yang dibawa warga dan turut dibawa keliling dusun. “Sedekah bumi ini semoga ditahun berikutnya lebih meriah,” jelasnya. (Anton K)