Sanggar Tari Kayun Kuleng featuring Serumpun Lima asal Balikpapan berhasil mengharumkan nama Indonesia di mancanegara dalam bidang seni dan budaya. Bangga Eng Dok pemuda Wehea asal Desa Nehas Liah Bing. Kec Muara Wahau Kab. Kutai Timur ( foto depan nomor 2sebelah kanan )

Sanggar Tari Kayun Kuleng binaan Mei Christhy ini berhasil meraih gelar juara pertama Poland Caravan Culture Festival International (PCCFI) 2020 secara virtual mengalahkan puluhan negara lainya.

Menurut Ketua Grup Kayun Kuleng Mei Christhy, PCCFI adalah festival yang digelar pemerintah Polandia setiap tahun. Acara ini sekaligus sebagai ajang promosi wisata budaya yang melibatkan 30 negara di dunia pada tahun ini.

Sanggar Tari Kayun Kuleng berhasil membuat dewan juri terpesona dengan Tarian Suku Dayak dengan tajuk The Spirit of Hornbill atau “Semangat Burung Enggang” dalam bahasa dayak Pediy Nak Lehan. (red Wehea )

“Tarian ini menceritakan seorang putri yang sedang sakit sehingga membuat teman-temannya sedih. Lalu teman-temannya berdoa kepada sang dewa (burung enggang) agar menolong putrinya yang sakit. Berkat doa teman-temannya akhirnya puteri tersebut sembuh,” kata Mei kepada infosatu.co, Sabtu (5/12/ 2020).

Menurutnya, makna dari Pediy Nak Lehan (bersama menari) sangat sederhana yaitu tentang persatuan dan kesatuan.

“Jadi apapun yang dilakukan secara bersama-sama atau bersatu pasti akan kuat dan berhasil. Seperti yang dilakukan teman-teman sang putri dalam cerita tarian ini. Mereka bersatu berdoa bersama-sama untuk kesembuhan sang putri,” ujar Mei yang juga menjabat sebagai ketua harian Laskar Adat Dayak Nasional (LADN).

Dengan prestasi internasional, ia mengaku bangga sebab diperoleh dengan cara tidak mudah. Selain dibiayai secara mandiri juga harus membina penari-penari dari berbagai daerah di Kaltim dengan kultur berbeda.

Penarinya ada delapan orang dari berbagai daerah di Kaltim , termasuk dari Wehea Kutai Timur (Kutim), dan Balikpapan,

Mei menjelaskan, sebenarnya PCCFI 2020 digelar secara tatap muka di Kota Wolin, Polandia Maret lalu, tetapi karena pemerintah Jerman melakukan lockdown akibat pandemi Covid-19 sehingga sejumlah negara peserta tidak bisa mengikuti secara langsung festival ini.

“Karena beberapa peserta dari Malaysia, Thailand termasuk Indonesia tak bisa masuk ke Jerman karena lockdown. Akhirnya panitia mengambil kebijakan untuk melaksanakan festival secara virtual bulan November. Kami mempersiapkan diri kurang lebih dua minggu untuk menyiapkan video dengan durasi 8 menit untuk dikirim kepada panitia festival,” terangnya.

Hasil penilaian dewan juri festival yang terdiri dari pakar-pakar seni dan budaya dunia menetapkan sanggar Tari Kayun Kuleng featuring Serumpun Lima asal Balikpapan berhasil keluar sebagai pemenang atau peringkat pertama.

“Kayun Kuleng masuk enam besar dunia. Urutan enam Rumania, lima Lithuania, empat Polandia, tiga Jerman, kedua Latvia dan pertama Indonesia yaitu sanggar tari Kayun Kuleng,” urainya.

Keberhasilan meraih juara pertama pada PCCFI 2020 membuat Sanggar Tari Kayun Kuleng mendapat kehormatan mewakili Indonesia untuk tampil di World Association of Performing Arts 2021, di Las Vegas Amerika Serikat (AS).

“Yang dapat kehormatan tampil di festival seni dan budaya di Amerika Serikat hanya kami (Sanggar Tari Kayun Kuleng) karena juara satu. Ya, kalau di Indonesian Idol semacam golden ticket. Saya berharap saat tampil di Las Vegas, kami mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Balikpapan dan Kaltim pada umumnya,” harap Mei

Martin j

WBN KALTIM

Share It.....